malam, lontong-lontongku.
aku tadi iseng buka drakorid eh ternyata drama Seohyun ada di sana loh. eh tapi tapi tapi aku gak nonton jadi kalian jangan tanya gimana ceritanya. cuman kalo aku liat-liat dari ulasan sih kayaknya keren dan pastinya seohyun gak ada jelek-jeleknya sumpah. dia blasteran Korea dan surga makanya 11 12 sama bidadari. wakakaka.
cuma ya dia kurus banget hiks hiks. jadi pengen aku ajak makan lontong kupang, lontong cecek, lontong sayur, kupat tahu, de el el.
*
*
-flashback-
"Yoong, apapun yang kulakukan adalah untuk kebersamaan kita. Percayalah bahwa cintaku hanya milikmu seorang!"
Irene menarik selimut menutupi tubuh Yoona dari dingin malam. Mata kecilnya sayu melihat kekasih terlelap sendiri di kesunyian hari. Hati tak tega tapi tekad dan rencana sudah tersusun rapi. Dia perlahan mundur sambil terus memanah ke raut Yoona dan mengulum bibir tak ingin menyiptakan suara. Tap! Tepat di sisi pintu Irene terhenti sesaat menghela napas.
"Yoongie, apapun yang terjadi kelak kau akan mengerti."
Knop pintu terputar membawa papan bergerak mundur menyiptakan celah. Irene terus menatap wajah Yoona seakan ingin kembali dan memeluk erat-erat calon pasangan hidupnya. Tap! Kaki melangkah ke samping membawa setengah tubuh tertelan pintu. Lagi, Irene memandang lekat-lekat wajah Yoona enggan berkedip sampai kemudian dia benar-benar menarik pandang. Tubuhnya lenyap dari hadapan pemilik kamar seiring papan pintu menutup.
"Tidak, Irene ah! Dia harus tahu agar-"
"Jisoo, jangan bahas ini lagi, kumohon!"
Jisoo menggeleng cepat dan menyambar lengan Irene. Kening berkerut kesal disertai mata memicing tak setuju. "Irene, kalian sudah mendapat restu dari orang tua, maka harus ada keterbukaan di sini baik dia ataupun dirimu. Jika hubungan pacaran saja kau menutupi ini, bagaimana setelah menikah nanti? Irene ah, apapun alasan dari kebohongan, bohong tetap bohong."
"Jika operasi ini berhasil kami akan kembali. Tapi kalau gagal aku tidak akan tega melihatnya terus menangis."
"Jadi lebih tega meninggalkan Yoona eonnie begini? Membiarkan dia terbangun tanpamu dan terus mencari tanpa jawaban? Kau tega? Dan... dan bagaimana jika dalam proses penyembuhanmu dia telah menemukan orang baru atau dituntut segera menikah? Kau akan datang dan memisahkan janji suci? Begitu?"
"Yoona hanya mencintaiku sampai kapanpun!"
"Bahkan setelah ditinggalkan tanpa alasan?"
"Kepergianku untuknya."
"Apa alasan itu akan menjadi pantas? Irene, pikirkan baik-baik! Paling tidak beri dia kabar berupa pesan singkat sekarang."
Irene merampas ponselnya dari genggaman Jisoo, bola mata membulat nanar menolak apapun yang sahabatnya sampaikan. Dia sudah mencapai titik puncak keputusan untuk pergi ke Jepang melakukan operasi dan menetap hingga benar-benar sembuh. Tidak ada opsi lain lagi atau sekadar memberi kabar. Di pikiran Irene kini hanya dua hal, segera sembuh dan kembali atau pergi tanpa melihat air mata Yoona.
Tak kalah jengkel, Jisoo mengerang sampai menjambak helai-helai rambut. Dia mendengus tak habis pikir pada keputusan yang diambil. Sejenak dia menenangkan diri meraih segelas air dingin untuk mengguyur kepelikan situasi yang membabi-buta seisi kepala.
"Sampai ketemu di sana, Jisoo."
"Irene!" tahan Jisoo mencengkram jemari wanita bermarga Bae. "Irene, tolong dengar baik-baik! Pikiranmu terlalu jauh akan penyakit ini. Tumor di tubuhmu jinak, kau pasti segera sembuh dan kembali ke sini. Katakan padanya daripada menyesal nanti."
YOU ARE READING
Sore Itu Lonceng Berbunyi
Fanfiction'Maukah kau menjadi sahabatku lagi?' -Yoona- 'Saat mataku terpejam kebersamaan ini akan berakhir dan waktu berlalu sangat cepat.' -Seohyun- 'Biarkan aku menjadi ibu dari anak-anakmu!' -Irene- 'Aku adalah orang yang mencintaimu tanpa henti, tanpa lel...