Ibu Dari Anak-anakmu

270 28 22
                                    

malam, para lontong kesayangan.

cerita ini masih panjang wakakaka. mari kita liat siapa aja yg setia sampe akhir. *semoga banyak yg stay sampe akhir*

*

*

PLAK!

"EOMMA!" sentak Yuri bangkit dari duduk usai melihat tamparan di wajah Yoona dari tangan ibu mereka di depan para menantu. "Apa yang Yoona katakan sangat benar. Bagaimana kalian bisa menyarankan hal tersebut saat mereka bahkan kami masih berusaha bangkit dari keterpurukan? Kalian adalah orang tua, mengapa sampai hati bersikap begini demi keturunan dan warisan?"

Seohyun menarik Yoona mundur takut kedua mertua hendak main tangan lagi meski tidak sebanding daripada sakit di hatinya. Di sebrang meja Jessica mendekap kepala Sinb tak mau putri yang masih kecil harus menyaksikan hal ini, tapi di sisi lain dia juga harus menenangkan Yuri. Bersyukur ada seorang ART sempat membuka pintu kamar dan tak sengaja melihat apa yang terjadi. Dia lalu meminta ART tersebut datang di saat Yuri dan Kwon sajangnim terus cek-cok.

"Eomma," ringik Sinb.

"Sayang, bersama Ahjumma sebentar ya. Tidak lama. Sinb anak baik, nurut Eomma ne?"

"Sungguh tidak lama?"

"Janji. Ok?"

ART tersebut membawa Sinb dan tampak Rae-O ikut keluar meninggalkan para awak di dapur. Di sebelah Yuri terlihat Kwon sajangnim masih duduk tenang seakan tidak ada keributan atau sengaja tak ingin mengambil tindakan di mana beliau lah dalangnya. Hal tersebut membuat Jessica tidak sedang melihat seorang ayah yang wibawa atau mencoba tenang melainkan seorang pria serakah dengan seluruh kekolotan.

"Memang apa alasan Seohyun bisa keguguran? Aku!" tegas Yuri menunjuk diri sendiri. "Demi keegoisan kalian Seohyun bisa saja mengorbankanku demi anaknya, tapi dia tak melakukan itu. Seohyun menyelamatkanku. Menyelamatkan seorang anak sekaligus kakak, istri, juga orang tua. Dia mungkin mengorbankan anaknya tapi telah menyelamatkan anak untuk orang tuanya, kakak untuk adiknya, pasangan untuk istrinya, dan ibu untuk anaknya."

"KWON YURI! KAU TIDAK BERHAK BERBICARA!"

"Lalu mengapa aku diminta duduk?" sahut Yuri terbakar amarah tak peduli Jessica terus memeluknya dan meminta menahan emosi. "Untuk apa? Agar mendengar kekejaman kalian? Dia adalah wanita yang kalian bawa bukan sekadar melahirkan keturunan, tapi juga dijaga dan dilindungi. Jika aku dan Yoona diperlakukan seperti kalian berlaku pada Seohyun, hati kalian tidak sakit? Hah?"

Air mata Yuri ikut menitik tak percaya bila masih ada hal buruk setelah hubungan dia dan orang tua renggang bertahun-tahun.

"Kalian bicara keturunan? Bagaimana bisa mengharapkan keturunan dan mengambil kendali hidup mereka di saat keturunan yang di depan mata saja tidak dipandang? Bukankah aku keturunan kalian? Tapi kalian seolah lebih rela aku yang binasa."

Jessica terus berbisik 'Sudah, berhenti, sudah cukup' sambil terisak memeluk Yuri dari samping dan menuangkan isak tangis. Sebagai wanita yang tidak pernah direstui atau dipandang, Jessica paham bagaimana kekesalan Yuri dan hati Seohyun saat ini. Dilahirkan di tanah Paman Sam dan dibesarkan dari keluarga yang tidak terantai aturan membuatnya tak menyangka ada orang tua semacam ini memperlakukan anak.

"Sudah? Kau sudah selesai?" tanya Kwon sajangnim menyandarkan punggung dan meminta istri duduk kembali. "Jika sudah kalian boleh pergi dan aku tak akan menahan lagi."

Yuri menyepalkan tangan dan ingin sekali melibaskan paling tidak sekali saja ke wajah ayahnya. Namun, Jessica tak akan pernah mengizinkan itu dan lebih suka menyeretnya pergi. Sebelum benar-benar angkat kaki, dia lebih dulu menunjukkan wajah Yoona.

Sore Itu Lonceng BerbunyiWhere stories live. Discover now