malam, lontongku yang terus setia hingga bab 45 ini.
sebenarnya aku mau kasih curahan-curahan tapi liat respon kalian di bab curahan itu kayak yg gak sabar gitu jadi ya udah langsung cerita panjang aja. wkwkwkkw.
*
*
"Selesai!" Yoona menghempas tubuh di depan monitor laptop usai mengerjakan sinopsis dan outline untuk novel baru. "Omooo, membuat cerita begini sangat melelahkan dan memeras air mata. Kalau sudah begini orang macam apa yang berani berdalil bahwa membuat cerita adalah hal mudah? Sungguh tidak berperasaan."
Namun, dirasa terlalu mencolok dia bangkit lagi mengganti nama-nama di dalam cerita termasuk para marga. Setelah itu baru disimpan ke folder bertajuk 'Outline – Sore itu lonceng berbunyi' kemudian menutup semua halaman. Sebelum mematikan laptop dia mengecek seluruh folder termasuk recycle bin, memastikan jika tidak ada lagi kenangan dia dan Irene. Bersih, tuntas, tak bersisa. Yoona tersenyum senang karena di balik gonjang-ganjing di rumah tangga, dia justru bisa mengambil sisi positif yaitu membuat sebuah karya.
"Aahhh, sudah pukul 11:15 malam," gumamnya meninggalkan ruangan kerja setelah laptop mati dan kembali ke kamar, merebahkan diri di sisi istri tak lupa melingkarkan lengan di perut ramping itu. "Saranghae," bisiknya disusul kecupan di pipi dan leher.
-flashback-
'My Lovely Irene.'
Yoona membuka folder kenangan dua tahun lalu ke belakang ketika mereka masih menjadi sepasang kekasih. Di dalam folder masih ada beberapa folder lagi menyesuaikan kapan dan di mana foto tersebut diambil. Sangat banyak hingga harus mengecek properti untuk melihat jumlah ratusan foto di sana.
"Ekhmmm," dehem Yoona tersenyum kecil membuka lagi kenangan yang tak pernah disentuh sejak mengiyakan perjodohan dengan Seohyun. "Saat di mana kita berbagi tawa-tangis dan menemukan jalan bersama. Namun, semua ini tidak berarti lagi sejak kau pergi. Ya, dirimu pergi demi pengobatan tapi selalu ada cara yang lebih baik daripada meninggalkanku seperti yang kau lakukan. Aku memaafkanmu, Irene, tapi tidak untuk menerimamu kembali."
Yoona menghapus folder tersebut dan membuka laman recycle bin untuk membersihkan seluruh berkas-berkas tidak berguna lagi termasuk yang baru dihapus. Selepas itu dia menyambungkan internet ke hotspot ponselnya untuk mengecek email-email masuk. Dia bisa melakukan itu dari ponsel langsung sambil berebah tapi membuka tampilan lewat layar laptop tentu lebih besar dan nyaman.
"Aahh, ada belasan naskah masuk," gumam dia mengernyit menatap satu persatu nama pengirim. "Deer Keroro? Si penulis fanfiction yang kerap membuat cerita thriller cenderung gore? Wow, menarik! Terakhir dia merilis 'Kubus', 'Jangan dibuka!, dan 'Behind The Room' lalu sekarang apa lagi?"
"Tunggu!" tahan Yoona mengerjap. "Kali ini penerbit lebih butuh cerita romance. Hah, mau tak mau harus dikesampingkan dulu. Maafkan aku, Deer Keroro, kau harus menunggu!"
Namun, baru menutup email dari Deer Keroro dan hendak membuka email lagi, Yoona terkesiap menyandarkan punggung sejenak. Dia mengerjap lagi memikirkan apa yang terjadi baru-baru ini di rumah tangganya dan Seohyun. Ditambah lagi fakta bahwa Chung Ah adalah mantan Seohyun yang masih memiliki perasaan, kemudian Irene yang terus mengejar-ngejar. Yoona pun berpikir untuk mengarang kisah yang seakan adalah kelanjutan dari kisah nyata mereka.
"Ini akan menarik."
-flashback end-
*
![](https://img.wattpad.com/cover/238831194-288-k123290.jpg)
YOU ARE READING
Sore Itu Lonceng Berbunyi
Fanfiction'Maukah kau menjadi sahabatku lagi?' -Yoona- 'Saat mataku terpejam kebersamaan ini akan berakhir dan waktu berlalu sangat cepat.' -Seohyun- 'Biarkan aku menjadi ibu dari anak-anakmu!' -Irene- 'Aku adalah orang yang mencintaimu tanpa henti, tanpa lel...