Two

3.6K 244 14
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring, semua penghuni kelas berhamburan keluar. Sedangkan kedua insan itu masih setia berdiri di depan tiang bendera.

"CHIA!" seru Zea. Gadis itu berlari ke tengah lapangan menghampiri temannya."Kata Pak Suripto, hukuman kalian udah selesai!"

Zea menyodorkan botol air minum pada Chia. Dengan cepat gadis itu mengambilnya dan langsung membuka tutup botol itu lalu meminumnya dengan beberapa kali tegukan.

Sedangkan Gavin? Dia hanya melongo dan meneguk ludahnya sendiri saat Chia minum dengan kepala terangkat hingga isi botol air itu habis tandas tak tersisa untuknya.

"Lo jahat Ze," Gavin memasang wajah masam.

Zea menaikkan alisnya sebelah. "Ha?"

"Lo gak bawain minum buat gue? Asal lo tau, gue juga haus banget," keluh Gavin.

"Ma-maaf Vin," ucap Zea tak ingat.

"Aghrrr seger," Chia mengusap lehernya dengan kenikmatan yang di buat-buat. Ia sengaja membuat laki-laki di sampingnya ini menjadi sengsara karenanya.

Gavin memicingkan matanya. "Lebay lo!"

"Mampus gak di kasih minum!" Chia makin senang saat membuat Gavin kesal.

"Diem lo!" cetus Gavin benar-benar kesal pada gadis ini.

"Eh iya Vin, kata temen-temen lo di tunggu di kantin," ujar Zea.

"Oke. Gue pergi dulu," pamit Gavin lalu pergi.

"Iya, pergi sana!" usir Chia.


___________




"Weh, Bro!" seru Elvan melihat kedatangan temannya.

Gavin duduk bersama mereka, ia langsung mengambil minuman milik Alvi dan meneguknya sampai habis.

"Itu minuman gue," protes Alvi. "Gue belum meminumnya sama sekali."

"Gue tau, makanya gue minum! Kalau bekas lo, gue juga ogah," sergah Gavin sambil mengibas-ngibaskan kerah bajunya guna mengusir rasa gerah.

Alvi menatap tajam temannya. "Gue pokoknya gak terima!"

"Emangnya siapa yang nembak lo sampai lo harus menolaknya?"

Brak

Alvi menggebrak meja membuat seisi kantin terkejut.

"Wes, kalem bro. Sekarang gue ganti." Gavin berdiri dan langsung pergi untuk membeli minuman.

Setelah empat menit kemudian, cowok itu kembali dengan membawa minuman yang sama. "Nih," ucapnya sambil menyodorkan minuman tersebut pada Alvi.

Alvi mengambil minuman yang di belikan Gavin, ia pun mulai meneguknya. "Bro, barusan akting gue bagus gak?"

Elvan mengerutkan keningnya. "Jadi, barusan lo cuma akting?"

"Ya iyalah. Gue cuma ngecek meja ini kuat gak kalau gue gebrak?! Gue juga baru kali ini menggebrak meja, serasa gagah," jawab Alvi.

"Jadi lo gebrak meja bukan karena marah sama gue?" tanya Gavin menatap Alvi.

"Ngapain marah? Soal minuman? Yaelah cuma minuman doang! Sesama teman harus saling berbagi, ya gak?" Dengan santainya Alvi berbicara sambil menikmati minuman yang di pegangnya.

"Lagian gue gak minta buat ganti, tapi lo malah ganti ini minuman, baguslah," sambungnya.

Brak

Kali ini Gavin yang menggebrak meja. Ia tidak tahu apakah dia yang bego atau gimana? Asal kalian tahu, saat Alvi menggebrak meja tadi, Gavin langsung terkejut dan takut. Dengan rasa lelah karena habis menjalani hukuman, ia langsung bangkit dan membeli minuman sebagai ganti.

Yang di otaknya kini hanyalah kenapa dirinya terkejut dan langsung menggantikan minuman tadi seolah dia takut pada temannya? Padahal dia sudah bertahun-tahun bersama temannya, dia juga sebelumnya tidak pernah seperti ini.

"Lo kenapa ngikutin gue gebrak meja?" tanya Alvi dengan lipatan di keningnya.

"Kenapa jadi pada ngegebrak meja sih?" Elvan menatap jengah temannya, ia merasa risih karena kenyamanannya terganggu.

"Tau tuh, Gavin ngerusak meja aja," tuduh Alvi.

"Anjir, lo yang duluan!" Gavin menatap temannya tajam.

"Terus kenapa lo ikut-ikutan?" tanya Alvi. "BIKIN RUSAK AJA."

Rezvan yang sedari diam, ia memilih berdiri lalu pergi. Tidak ada yang bertanya, karena dia memang sudah terbiasa seperti itu.

__________

CHIAGAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang