Kini keduanya sedang berada di Rooftop. Jangan lupakan bahwa mereka tidak luput dari yang namanya bertengkar. Pertengkaran itu terjadi di dasari oleh kursi panjang yang tidak berdosa.
"Lo yang di sana!"
"Gue pengennya di sini!"
"Gue yang di sini!"
"Lo di sana aja!"
"Please deh, Vin! Gue mau rebahan di sini."
"Gue juga sama Chia! Gue mau tiduran."
"Sekali-kali lo ngalah lah! Gue capek kalo terus-terusan bertengkar sama lo."
"Kalo capek, yaudah sana ngalah!"
Chia berdecak saat Gavin mulai meniduri kursi itu. Gadis tersebut berjalan ke belakang kursi lalu mendorong Gavin hingga terjerembab.
"LO APA-APAAN TOA?!" Gavin bangkit sambil menatap tajam pada gadis yang sedang menertawainya.
"MAMPUS! Makanya jangan tiduran di sini," ucap Chia langsung duduk di kursi tersebut.
"Pada dasarnya cowok selalu salah dan harus ngalah," kata Gavin dengan tampang kesal. Ia pun duduk di kursi single yang berhadapan dengan Chia, namun terhalang oleh meja.
Gavin mulai membungkukkan badannya mengambil makanan yang tersimpan di atas meja, begitupun dengan Chia.
"Aww gue haus," batin Chia saat melihat kancing kemeja Gavin terbuka.
Cowok itu sengaja membuka tiga kancing kemeja sekolahnya dari yang teratas. Tapi ia tidak bermaksud untuk menggoda Chia, melainkan hanya karena gerah. Namun saat melihat gadis itu tergoda, ia malah sengaja mengibas-ibaskannya sehingga terpampang jelas.
"Gue tusuk mata lo," ucap Gavin dengan tatapan horor sambil melempar Snack ke kepala gadis itu.
"Ha? Eh-eh ap-apa?" ujar Chia gelagapan. "Aduhhh Chia, kenapa sih cari mati."
Gavin terkekeh melihat ekspresi gadis tersebut. "Ngeliatinnya jangan kayak gitu."
"A-apaan nggak!"
"Emang liatin apa?" tanya Gavin menggoda.
Chia membulatkan matanya. "Enggak kok, enggak!"
"Jangan ngintip dada gue!" ucap Gavin tersenyum miring. Entah sebuah peringatan, larangan, perintah, ataupun godaan.
"Lagian lo ngapain sih buka kancing segala?!" Chia berdecak.
"Hayoo, jadi bener nih dari tadi ngeliatin dada gue," goda Gavin menaik-turunkan alisnya.
Chia menggeleng cepat. "Eh-eh eng-enggak."
Gavin terkekeh kembali. "Udahlah toa."
"Apaan sih?!" sergah Chia dengan raut muka kesal dan juga malu.
Gavin hanya mengedikkan bahu acuh. "Lo gak sakit tiduran kayak gitu?" tanyanya melihat Chia tiduran di kursi yang terbuat dari kayu.
"Emangnya kenapa?"
"Itu kepala lo kena tangan kursi," ujar Gavin menatapnya, seperti tidak nyaman.
"Sakit sih," gumam Chia. "Eh-eh mau ngapain?" tanyanya panik saat melihat Gavin melepas kemeja sekolahnya.
Gavin melemparkan kemeja sekolahnya ke kepala Chia dengan asal. "Pake buat di jadiin bantal, biar gak sakit lagi!"
"Eh gak usah," tolak Chia.
"Jangan SOLIMIH! Gue tau pasti lo seneng karena bisa tidur dengan enak, di tambah bonus bisa liat perut gue yang kotak-kotak." Cowok itu merasa senang karena gerahnya berkurang. Jika saja tidak ada Chia, mungkin cowok tersebut sudah membukanya sejak tadi.
Chia pun bangkit terduduk sambil memejamkan matanya. "BUKAN GITU! ARGHH CEPETAN PAKE LAGI! NANTI ADA YANG LIAT TERUS NYANGKA KALO KITA NGAPA-NGAPAIN! GUE GAK MAU HILANG IMAGE GUE SEBAGAI MURID YANG BAIK!" pekiknya.
"Murid baik pala lo," desis Gavin.
"Cepetan pake!" suruh Chia menyodorkan kemeja sekolah Gavin.
Cowok itu mengambilnya lalu menyampirkan kemeja tersebut pada salah satu pundak. "Lo mendingan keluar aja, toa! Gue gerah."
"Enak aja. Lo yang pergi sana! Gue mau tiduran di sini," ujar Chia. "Kalo gue tiduran di sini sendiri, nanti ada yang ngapa-ngapain. Tapi kalo gue sama dia, nanti dia yang ngapa-ngapain gue," gumamnya.
"Udah sana! Mending di UKS lebih aman dan gak akan ada yang ngapa-ngapain lo," suruh Gavin.
"Gak mau! Di sana bau obat dan gue gak suka," keluh Chia. Dia juga sudah bosan bertengkar dengan Gavin. Sedikit menyesal karena tadi ia menyarankan agar cowok itu berdiam di sini bersamanya, padahal awal mula Gavin bilang mau ngadem di UKS.
"Tapi gue mau di sini," ujar Gavin.
"Yaudah kalo mau di sini, pake lagi kemejanya!" suruh Chia.
Gavin mendengus. "Oke."
_______________
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIAGAVINO
HumorGavin, cowok bad dan juga humoris. Memiliki kepribadian yang menarik dan dunia yang asik, meskipun sering membuat semua orang menderita di bawah bahagianya. Gavin yang tidak pernah pacaran sama sekali meskipun ia sering di fitnah Fakboy. Dia tidak a...