Twenty Five

1.3K 107 5
                                    

"Lo mau kemana?" tanya Gavin melihat Chia ingin pergi setelah menyiapkan mie untuknya.

Gadis itu berhenti melangkah, lalu mendengus. "Apa lagi? Lo mau nyuruh gue ambilin minum? Suapin hah?" tanyanya galak tanpa menatap cowok itu.

Mata Gavin berbinar-binar. "Nah, ide lo bagus! Sini suapin," suruhnya semangat.

Chia sontak menolehkan wajahnya kasar, menatap cowok yang duduk di meja makan dengan mata membulat. "APAAN SIH? Kayak anak kecil aja." Sewotnya.

"Cepetan sini! Atau gue peluk sampai mati," ancam Gavin tersenyum dengan mata menyipit.

Chia berdecak, lalu berjalan menghampirinya dengan hentakan kaki yang cukup keras.

"Nih," Gavin tersenyum menyodorkan piring berisi mie telur itu pada gadis yang duduk di sampingnya. Ia mengubah posisi menghadap gadis tersebut.

Chia memutar bola matanya malas. Ia mengambil piring tersebut dan mulai menyuapi mie ke mulut Gavin dengan menggunakan sumpit.

Uhukk...uhukk...

Chia menyuapinya tanpa perasaan hingga Gavin tidak bisa bernafas karena tersedak. Dengan cepat ia mengambil air minum di atas meja. Sementara Chia dengan tega, tertawa melihat wajah cowok tersebut sudah memerah.

"LO GILA YA? UDAH PANAS, MALAH NYUAPIN DENGAN KERAS!" hardik Gavin setelah selesai meneguk air minum. "ITU SUMPIT CHIA! BAHAYA KALAU NUSUK GUE."

"Bodoamat," jawab Chia dengan santainya.

Gavin menopang dagunya di atas meja. Ia memperlihatkan wajah cemberutnya membuat Chia merasa gemas.

"Ututu," ucap Chia mengikuti ekspresi Gavin.

Cowok tersebut tambah kesal karena Chia mengejeknya. "Apa lo?" ketus Gavin.

Chia tersenyum miring. "Makanya jangan minta di suapin! Jadi gini kan? Rasain aja."

"Gue tadi cuma mau lo ikutan makan. Lo kan belum makan dari pagi? Gue tau karena pas gue ke sini, lo masih gunain baju tidur dengan rambut berantakan kayak orang gembel. Pasti lo baru bangun," jelas Gavin tanpa menatap Chia. "Tapi lo udah sewot duluan dan bilang nyuapin gue, yaudah gue mah terima aja," lanjutnya.

Chia mengernyit. "Enak aja ngatain gue gembel! Ya karena gue tadi kesel, lagian gue gak laper," ucapnya dengan tatapan sinis.

"Udah diem! Cepetan suapin gue lagi, tapi yang bener! Dan sekalian lo juga makan!" suruh Gavin.

"Lo aja sendiri nih," ujar Chia.

Cowok itu hanya menggeleng-geleng membuat Chia geram. Ia pun mulai menyuapinya lagi dengan benar.

"Lo juga makan!" suruh Gavin sambil mengunyah mie tersebut.

"Gak. Lo aja," balas Chia.

Gavin merebut piring di tangan Chia dengan paksa. "Cepet buka mulut lo! A..." pintanya.

"Gak!"

"Lo keras kepala ya?! Nanti kalau mati kelaparan gimana?" tanya Gavin dengan dagu terangkat.

"Tapi kan gue gak laper? Gak mungkin mati kelaparan," jawab Chia.

"Tapi dari pagi lo belum makan! Nanti sakit terus masuk RS, dokternya gak sanggup, lo mati deh," ujar Gavin asal.

"Enak aja! Lagian apa pedulinya sih lo? Mau gue makan atau enggak, ya terserah gue!" ketus Chia.

"Banyak bicara lo. Cepetan makan!" suruh Gavin menekankan ucapannya.

Chia mendengus. Adu bicara dengan Gavin memang tidak akan ada ujungnya. "Yaudah, gue mau masak mie lagi."

"Ini aja," ujar Gavin menahan gadis yang hendak berdiri. "Buka mulut," suruhnya sambil menyodorkan sumpit yang terbelit mie.

Chia mendengus kembali. "Tapi gue gak mau sumpit bekas lo."

"Gue gak penyakitan," desis Gavin.

"Gue gak mau mulut gue ternodai," ujar Chia.

Gavin mendengus lalu berdiri mengambil sumpit baru. "Mau alasan apa lagi?"

Dengan malas Chia makan mie itu dengan sepiring berdua. Butuh beberapa menit saja keduanya menghabiskan makan. Selama makan, Gavin hanya memainkan HPnya sambil di suapin oleh Chia.

Cowok itu melanggar janji yang sudah di buat dengan kedua orang tuanya. Hari lalu ia berjanji tidak akan bermain game selama dua hari, tapi di rumah Chia? Ia justru lebih banyak bermain game ketimbang belajar.

___________

CHIAGAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang