"Gimana dengan dua puluh empat putarannya?" tanya Bu Wiwik menghampiri mereka.
Chia membulatkan matanya. "Apa, Bu? Dua empat putaran?"
Guru itu mengangguk sambil tersenyum.
"AAAA RUGI!" Chia memekik sambil mencengkram bahu Gavin.
"GARA-GARA LO!" ujar Gavin menyalahkan sembari menepis tangan gadis itu.
"LO!" balas Chia sinis.
Bu Wiwik memutar bola matanya. "Jangan mulai!"
"Dia sih," desis Chia kesal.
"Apa lo?"
"Udah Ibu bilangin, jangan mulai!" sahut Bu Wiwik lagi sambil berkacak pinggang. "Sekarang kalian pergi ke kelas!"
"Kok ke kelas sih, Bu?" protes Chia.
"Masih ada pelajaran ke dua, cepat sana!" perintah Bu Wiwik.
"Iya-iya," ketus Gavin lalu berdiri. Tak sadar tangannya membantu Chia untuk ikut berdiri.
Cowok tersebut mencium punggung tangan gurunya, di ikuti Chia. Setelah selesai, mereka pun mulai berjalan meninggalkan Bu Wiwik. Sementara wanita tersebut menatap punggung muridnya yang pergi menjauh.
"Lo serius mau ke kelas?" tanya Chia berjalan dengan langkah malas.
"Gak lah," jawab Gavin tanpa menoleh gadis tersebut.
Chia mendongak, "terus?"
"Gue mau ngadem di UKS. Lo mau ikut?"
"Heh tolol!" Chia menoyor kepala Gavin. "Ngadem di tempat yang sumpek kayak gitu, bau obat lagi!"
"Terus dimana lagi? Di perpustakaan? Di sana 'kan gak ada ranjang buat rebahan, yang ada malah ke ganggu sama yang datang," jelas Gavin.
Chia tampak berpikir, "gimana kalau di Rooftop aja?"
"Boleh tuh," jawab Gavin sambil menaikkan alisnya.
"Yaudah ayo," ajak Chia menarik lengan Gavin. Entah kesurupan apa mereka berdua, sehingga bisa bersama seperti itu.
"Bentar Chia," ucap Gavin menahannya.
Chia mendengus lalu membalikkan badan. "Apa lagi?"
"Lo gak haus hah?"
Chia menepuk jidatnya sendiri. "Nah iya, dari tadi gue haus. Iya haus," ucapnya masih terengah-engah.
"Yaudah ayo beli minum dulu, sekalian beli makanan," ujar Gavin.
"Gue capek, Vin. Lo aja ya?" pinta Chia.
"Ogah," sergah Gavin.
"Please...," mohon Chia memperlihatkan puppy eyes andalannya.
Gavin mendengus. "Bentar," ucapnya membuat Chia tersenyum.
Cowok tersebut melihat dua orang gadis yang mendekat. Ia melirik pada name tag yang di pakai mereka. "Hai Ria, Poya," sapanya.
"Kak Gavin?" balas salah satu cewek bernama Ria.
"A-ada apa kak?" tanya Poya dengan tersipu malu.
"Kalian mau kemana?" tanya Gavin tersenyum palsu.
Chia langsung mencubit lengannya lalu berjinjit supaya bisa berbisik. "Ngapain sih malah ngepoin mereka? Kalau mereka bilangnya mau ke kamar mandi, lo mau ikut gitu? Gak lucu tau!"
Gavin terkekeh mendengarnya. "Kenapa? Cemburu?" tanyanya sama-sama berbisik.
"Bukan ish," desis Chia cemberut membuat cowok itu terkekeh lagi.
Gavin pun kembali menatap dua cewek yang ada di depannya. "Hah? Bilang apa tadi?"
"Ke kamar mandi kak," jawab Ria.
"Tuh kan!" decak Chia kesal, membuat Gavin mengernyit heran. Namun cowok tersebut tidak menghiraukannya, sekarang ia harus selesaikan misinya sebelum guru melihat mereka.
"Bisa bantu?" tanya Gavin.
"Bisa kak, bisa!"
"Emangnya kakak butuh bantuan apa?"
"Ke kantin beli dua minuman sama makanan," pinta Gavin, lebih tepatnya menyuruh.
Dua murid itu saling menatap, sedikit ragu-ragu karena takut di ketahui oleh guru. Namun mereka rela jika yang menyuruhnya adalah Adibrata Gavin Valino. Siapa tahu setelah ini bisa dekat dengan cowok tersebut, hingga akhirnya mereka mengangguk semangat. Sangat keterlaluan.
"Hm, ma-mau pesen apa kak?" tanya Poya.
"Terserah mau makanan apa juga yang penting bisa di makan," jawab Gavin. "Nih uangnya."
"Iya kak," jawab Ria lalu mengambil uang yang di berikan Gavin.
"Gue tunggu di sini," ujar Gavin yang di angguki ke dua gadis itu. Mereka pun mulai pergi, sementara Chia dan Gavin menunggu di ujung lorong.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIAGAVINO
HumorGavin, cowok bad dan juga humoris. Memiliki kepribadian yang menarik dan dunia yang asik, meskipun sering membuat semua orang menderita di bawah bahagianya. Gavin yang tidak pernah pacaran sama sekali meskipun ia sering di fitnah Fakboy. Dia tidak a...