Hari berikutnya Chia mundar-mandir mencari seseorang. Hingga akhirnya ia melihat orang itu sedang di ujung lorong bersama seorang cewek. Tanpa berpikir panjang, gadis tersebut langsung menghampiri mereka.
"BAGUS YA MALAH DI SINI!" cemooh Chia sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Dasar buaya!" tukasnya lalu membalikkan badan hendak pergi.
"Kalo cemburu bilang," ucap orang itu, membuat gadis itu berhenti.
Chia kembali membalikkan badannya. "CEMBURU? LO BILANG CEMBURU? ENAK AJA!"
"Yakin gak cemburu," goda cowok tersebut sambil merangkul cewek yang bersamanya di depan Chia.
Chia muak melihatnya. Tanpa aba-aba, ia menyeret cowok itu dengan kasar. "GUE KE SINI CUMA MAU NYURUH LO BUAT BERES-BERES KELAS! JANGAN BILANG KALO LO LUPA SAMA TUGAS PIKET!"
Sementara cewek itu terkejut karena Chia menarik Gavin secara tiba-tiba. Posisi Gavin yang sedang merangkulnya membuat dirinya ikut terhuyung. Semua orang menatap mereka sambil menggeleng-gelengkan kepala. Momen seperti itu sudah tidak langka.
"LEPASIN TOA!"
Chia tetap menyeretnya dengan kasar hingga terpaksa Gavin melepaskannya tak kalah kasar, membuat gadis tersebut menatapnya.
"APA?"
"GUE BENCI SAMA LO!" hardik Chia.
Gavin tersenyum miring. "Gue lebih benci sama lo."
"GUE LEBIH-LEBIH BENCI SAMA LO!" teriak Chia.
"DAN GUE LEBIH LEBIH LEBIH BENCI SAMA LO CHIA!" ucap Gavin tak kalah berteriak sambil menunjuk gadis di depannya.
"WEY! Berantem mulu," ujar Elvan yang berjalan melewati mereka.
"Lo gak sadar Vin? Liat!" Rezvan memutar kepala Gavin hingga cowok tersebut melihat ke sekeliling bahwa dirinya sudah menjadi tontonan.
"Ayo!" Alvi memiting leher Gavin untuk membawanya ke kelas.
"HUUH PENGECUT!"
Kata yang keluar dari mulut Chia berhasil membuat Gavin berbalik. Kali ini Gavin lah yang menyeret Chia hingga gadis tersebut membulatkan matanya. Sementara Elvan, Alvi, dan Rezvan sudah pasrah menghadapinya.
"LEPASIN BANGS*T!" Chia memberontak.
Gavin memperlihatkan senyum smirk-nya. "LO JUGA TADI GAK LEPASIN GUE! LAGIAN URUSAN KITA BELUM SELESAI."
"LEPASIN!"
"Bisa diem?" tanya Gavin baik-baik.
"Bisa lepas?" Chia bertanya balik.
Gavin tidak mendengarkannya. Ia melepaskan tangan gadis tersebut saat sudah berada di kelas.
"Lo tadi nyuruh gue buat beres-beres? EMANGNYA LO SENDIRI UDAH BERES-BERES HAH?!" tanya Gavin bergerak maju.
Chia mundur sampai punggungnya membentur dinding. "INI GUE LAGI BERES-BERES!"
"Beres-beres apa?" Gavin sengaja mendekatkan tubuhnya, namun tatapannya ke sembarang arah.
"BERESIN KUMAN KAYAK LO DARI HIDUP GUE!" sergah Chia mendorong tubuh Gavin agar menjauh. "HANYA SAJA LO TERMASUK KUMAN YANG MEMBANDEL SEHINGGA GUE PERLU BANYAK WAKTU BUAT NYINGKIRINNYA."
"OH JADI GUE KUMAN GITU?"
"IYA. LO KUMAN YANG BIKIN GUE SAKIT! MATA GUE TERNODAI KALO LIAT LO!" hardik Chia membuang muka saat Gavin menatapnya.
"Sakit?" Gavin menaikkan alisnya sebelah. "Oh, jadi lo sakit hati kalo liat gue sama cewek lain termasuk cewek tadi?"
"BUKAN ITU BANGS*T!" desis Chia.
"Kalo cemburu bilang aja toa," ujar Gavin tersenyum sambil mengacak puncak kepala Chia.
Gadis tersebut langsung menepisnya. "GUE GAK CEMBURU BODOH!"
"ADUHHHH! CHIAAA! GAVINNN! SUMPAH GUE PUSING DARI TADI LIAT LO BERDUA BERANTEM!! KALIAN KALO MAU BERES-BERES, YA LAKUIN AJA GAK USAH BERANTEM SEGALA!" teriak Aluna yang sekelas juga sepiket dengan mereka.
"Gue udah beres-beres ya, tinggal lo berdua yang nyapu sama ngepel lantai," lanjutnya lalu pergi keluar kelas.
Dengan gerakan cepat Chia mengambil sapu. "GUE NYAPU DAN LO MENGEPEL!"
"KEBALIK TOA!" tukas Gavin.
"POKOKNYA GUE NYAPU TITIK."
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIAGAVINO
HumorGavin, cowok bad dan juga humoris. Memiliki kepribadian yang menarik dan dunia yang asik, meskipun sering membuat semua orang menderita di bawah bahagianya. Gavin yang tidak pernah pacaran sama sekali meskipun ia sering di fitnah Fakboy. Dia tidak a...