Forty

848 75 0
                                    

"KENAPA KELAS INI BEGITU GADUH?!" Bu Wiwik menatap penghuni kelas XI IPA 2 dengan tatapan tajam.

Tidak ada yang menjawab. Mereka semua enggan untuk mengeluarkan suara. Guru BK itu menatap Zaki yang kondisinya begitu miris. "KAMU KENAPA ZAKI?"

"Saya di kerjain, Bu," keluh Zaki berdiri di depan papan tulis. "Maaf tadi saya sengaja, eh maksudnya gak sengaja nabrak Ibu, soalnya gak keliatan."

"JANGAN BOONG ZAK! MASA BADAN SEGEDE GITU GAK KELIATAN?!" teriak Gavin dari belakang.

"DIAM GAVIN!" bentak Wiwik, namun cowok tersebut masih saja terlihat biasa. Tidak ada takut-takutnya.

"Kenyataan 'kan Bu," ujar Gavin masih berani menjawab.

Bu Wiwik menghela nafas. "Siapa saja yang mengerjai kamu?" tanyanya pada Zaki.

"Mereka semua, Bu," jawab Zaki.

"Tidak-tidak."

"Bukan."

"Oh no, gue gak ikutan."

"Gue cuma ngikutin, tapi bukan gue pelakunya."

"Aku enggak."

"Kan jadi kena semua."

Tiba-tiba suasana kelas menjadi riuh. Bu Wiwik memijat pelipisnya merasa pusing. Baik cewek maupun cowok semua tidak bisa diam.

"DIAMMM!!" Akhirnya seisi kelas diam setelah Bu Wiwik berteriak.

"Kalau kalian masih berisik, Ibu hukum semua! Sekarang Ibu tanya sekali lagi, siapa orang di balik kejahilan terhadap Zaki?"

Seisi kelas sontak menatap Gavin dan menunjuknya. Sedangkan yang di tunjuk malah menunjuk diri sendiri.

Bu Wiwik menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu lagi, kamu lagi! Selalu bikin ulah, tidak ada kapok-kapoknya. Kamu tidak kasihan dengan Ibu kamu hah? Dia malu anaknya sering bikin ulah sampai-sampai di skors."

Gavin tiba-tiba merongoh sakunya. Ia mengotak-atik hp lalu menempelkannya pada telinga sebelah kiri. Bu Wiwik hendak memarahinya karena cowok itu menggunakan hp pada saat jam pelajaran, apalagi di depan seorang guru, namun ucapannya nyangkut di tenggorokan saat Gavin mengangkat suara.

"Hallo, Bu."

"...."

"Ibu malu gak punya anak kayak Gavin?"

"...."

"Tapi ada yang bilang kalau Ibu malu."

"...."

"Bu Wiwik, Bu."

Bu Wiwik langsung terkejut. Apa Gavin bilang pada Anggun? Memang seharusnya dirinya tidak mengatakan seorang Ibu malu punya anak. Meskipun demikian, Anggun selalu dipermalukan oleh tingkah laku Gavin, namun tetap saja seorang anak tetaplah anak yang patut di banggakan serta di sayangi.

"Tuh kan Bu, Ibu Gavin aja bilangnya gak malu. Ibu siapa berani bilang gitu?" ujar Gavin dengan wajah tanpa dosa.

"Heh?! Kamu yang siapa? Berani-beraninya ngomong gitu sama Ibu!" hardik Bu Wiwik.

"Saya ADIBRATA GAVIN VALINO yang baik hati dan tidak sombong," ucap cowok tersebut membanggakan dirinya dengan menepuk dada.

"Saya ini guru kamu!"

"Tanpa Ibu kasih tau juga, Gavin tau, Bu."

"HARUSNYA KAMU YANG SOPAN SAMA IBU!"

Gavin hanya mengacungkan jempol sambil tersenyum, menyipitkan mata.

Bu Wiwik mendengus. "Kamu tau dia murid baru?"

"Murid belagu gitu," ketus Gavin menatap malas pada Zaki.

"Lo yang belagu," timpal Zaki menatap sinis.

"Lo!"

"Sudah diam," ujar Bu Wiwik meleraikan. "Kamu gak boleh gitu Gavin, gimana kalau nantinya dia gak betah?!"

"OH BAGUS DONG, BU!" sergah Gavin sambil berdiri. "KAMI SENANG DIA PINDAH LAGI, YA GAK? YA GAK?" tanyanya pada semua penghuni kelas.

"Krik krik," ucap Alvi saat Gavin tidak mendapat sahutan dari teman-temannya.

"Kacang-kacang," sambung Elvan.

"AWAS YA, LO PADA!" Gavin menatap teman-temannya dengan tatapan tajam. Sementara sebagian orang hanya menahan tawa.

__________

CHIAGAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang