Suasana kantin begitu ramai. Banyak orang yang tengah sibuk melahap makanannya, namun Elvan terlihat culingak-culinguk kesana kemari.
Di meja kiri terdapat Alvi dan Zea. Di meja kanan ada Gavin yang sedang main game, namun di suapi oleh seorang cewek, entah siapa itu. Pasti korban buayanya.
Sementara dirinya? Duduk berdua di tengah-tengah bersama Zaki. Jangan tanyakan Rezvan kemana, cowok itu sering menyendiri. Pergi ke Rooftop atau perpustakaan.
"Lo kenapa sih? Bukannya makan," ujar Zaki dengan mulut penuh.
Elvan bergidik. "Jadi gue, NGENES banget dah."
"Kenapa?" tanya Zaki.
"Liat noh! Alvi sibuk sama pacarnya, dan Gavin sibuk sama tuh cewek. Lah gue? Cuma sama lo," tukas Elvan menatap malas pada Zaki.
"Cari ceweklah," ujar Zaki masih sibuk dengan mie ayam kesukaannya.
"Chia!" Elvan tiba-tiba berseru ketika melihat gadis tersebut memasuki kantin. Ia melambai-lambaikan tangannya agar gadis itu melihatnya.
Chia menaikkan alisnya sebelah lalu menghampiri Elvan dan Zaki. "Iya?"
"Lo duduk di sini aja deh," pinta Elvan.
"Ngapain?"
"Makanlah," jawab Elvan. "Lo mendingan pindah Zak!" usirnya pada Zaki.
"Apaan? Ini kursi gue," ujar Zaki. Ralat. Kursi kantin.
"Cepetan lah Zak!" desak Elvan. "Lo mau liat gue uwwu-uwwu sama Chia?"
"Eh?! Kenapa jadi gue?!" sahut Chia.
"Nah, dia juga gak tau apa-apa. Udahlah, lo jomblo sama gue aja," ujar Zaki tertawa renyah.
Elvan kembali bergidik. "CEPETAN! GUE SEBLOK NIH PAKE AIR JUS."
"IYA-IYA!" Karena sedang lapar dan tidak ingin ribut, Zaki memilih mengalah. Perut lebih penting daripada keributan, menurutnya.
"Sini Chi, duduk!" suruh Elvan menepuk kursi di sampingnya.
"Gak ah, gue ke sini cuma mau beli minuman. Tadinya sih mau makan, cuma pas liat keadaan kantin yang gini, gue lebih baik ke kelas lagi," jelas Chia menatap penghuni kantin yang penuh, dan di sana juga terdapat orang-orang tidak punya adab berpacaran di tempat umum.
"Udah, di sini aja," ujar Elvan menarik tangan Chia agar duduk.
"Ngapain sih ah? Gue males! Lo bisa-bisanya betah di sini yang sumpek terus ada yang nyempil," ujar Chia dengan nada berbisik.
Elvan yang mengerti maksud Chia pun ikut berbisik-bisik. "Nah itu. Gue ngenes kalo di sini sendirian, apalagi sama Zaki. Dimana harga diri gue? Makanya gue ngajak lo."
"Terus rencana lo mau ngapain?" tanya Chia.
"Hmm...," gumam Elvan seperti sedang berpikir. "Kita kayak mereka aja."
"Ma-maksudnya?" tanya Chia yang kurang mengerti. Pacaran? Masa iya Chia harus melakukannya.
"Maksud gue, ya pura-pura kayak pacaran aja. Uwwu-nya di lebih-lebihin melebihi mereka," ujar Elvan.
"Gue? Sama lo?"
"Ayolah Chi! Balas dendam dikit. Lo paling gak suka 'kan kalo ada yang pacaran di depan mata lo? Gue juga sama," ujar Elvan sedikit memaksa.
"Iya juga sih," jawab Chia. Paling benci jika Zea berduaan dengan Alvi. Bukan maksudnya cemburu, tapi serasa tidak mempunyai harga diri. Apalagi ada Gavin yang sedari tadi meliriknya dengan tatapan sinis, juga memperlihatkan senyum smirk-nya seolah sedang mengejek.
"Terus gue harus ngapain?" tanya Chia.
"Ya main uwwu sama gue lah," jawab Elvan.
"Iya, uwwu-nya kayak gimana?"
"Beli makanan, terus lo suapin gue," saran Elvan.
"Itu sih keenakan sama lo," timpal Chia menatap sinis.
Elvan terkekeh. "Terserah mau gimana aja lah."
_________
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIAGAVINO
HumorGavin, cowok bad dan juga humoris. Memiliki kepribadian yang menarik dan dunia yang asik, meskipun sering membuat semua orang menderita di bawah bahagianya. Gavin yang tidak pernah pacaran sama sekali meskipun ia sering di fitnah Fakboy. Dia tidak a...