"Lo ngapain ikut hah? Nebeng sama gue lagi!" Beberapa umpatan sudah Gavin keluarkan selama perjalanan. Sementara Zaki hanya diam menikmati.
Cowok tersebut bergidik saat ada tangan yang melingkar di perutnya. "Lepasin gak?" tanya Gavin baik-baik.
Bukannya merenggang, pelukan tersebut semakin erat. "BANGS*T!" pekik Gavin.
"Abang Gavin perutnya kotak-kotak," ujar Zaki dengan nada geli sambil mengelus-elus perut Gavin.
"JANGAN SENTUH GUE BANGS*T!" Gavin benar-benar kesal. Ingin rasanya menggiling orang yang ada di belakangnya ini.
"Aww," ucap Zaki mencubit perut Gavin.
Karena sudah tidak tahan, cowok tersebut memberhentikan motornya di bahu jalan.
"Kenapa Vin?" tanya Elvan yang ikut berhenti di ikuti Rezvan. Sementara Alvi tetap melaju mengikuti mobil Zea.
Gavin langsung turun menghampiri temannya. "TOLONGIN GUE! DIA UDAH GAK WARAS!"
Elvan mengerutkan keningnya. "Bukannya..., lo yang gak waras?"
"BANGS*T!" pekik Gavin membuat temannya tertawa.
"Nasib lo," ujar Rezvan datar lalu melajukan motornya kembali.
"Nikmati aja Vin," sambung Elvan terkekeh, lalu pergi meninggalkan Gavin.
Gavin berdecak. Ia kembali menghampiri motornya lalu menarik-narik lengan Zaki agar cowok itu turun. "TURUN BANGS*T!"
"Gak mau abang," jawab Zaki dengan nada manja.
"Yaudah bawa aja motor gue sana!" ketus Gavin merasa muak. Lebih baik mencari tumpangan, daripada harus bersama cowok ini.
"Gitu aja marah bang," ucap Zaki tertawa. "Oke, gue gak bakalan ganggu lo lagi. Kalo perlu gue menghadap ke belakang," lanjutnya.
"Menghadap kebelakang? Gue pernah di posisi itu. Rasanya---ah mantap," batin Gavin. Tanpa banyak berpikir, cowok tersebut menaiki motornya kembali. Sementara Zaki benar-benar menghadap ke belakang.
Dengan tega, Gavin melajukan motornya tanpa aba-aba membuat Zaki terkejut setengah mati. Hampir saja jatuh. Cowok tersebut melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Sepanjang jalan Zaki berteriak karena merasa ingin jatuh, di tambah lagi merasa pusing. Sementara Gavin tertawa terbahak-bahak.
________
"Uooo."
Semua orang menatap miris pada Zaki. Sejak turun dari motor Gavin, cowok tersebut terlihat ingin muntah. Sekarang mereka sedang berada di depan rumah Zea.
"Jangan muntah di rumah gue," ujar Zea memperingati. Gadis tersebut berlindung di belakang Alvi karena merasa jijik saat melihat Zaki.
"Sejak kapan lo jadi muntah-muntah saat naik motor?" tanya Alvi terkekeh.
Zaki yang sedang membungkukkan badan, tidak menjawabnya. Ia hanya menunjuk Gavin, sedangkan yang di tunjuk hanya tertawa-tawa sejak tadi.
"Wah wah wah, lo apain anak orang Vin?" Elvan bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Parah lo," ujar Rezvan.
"Mampus!" Hanya itu yang di ucapkan Gavin pada Zaki. Cowok tersebut lalu menyelonong masuk ke rumah Zea.
"WEY?! LO KIRA INI RUMAH SIAPA?" teriak Alvi, namun Gavin tidak memperdulikannya. Ia tetap masuk seenaknya seperti yang di lakukan dirinya saat pertama kali ke sini.
Sementara Zea hanya mengedikkan bahu acuh lalu masuk ke rumahnya di ikuti Alvi, Rezvan, dan juga Zaki yang sudah merasa enakan. Gadis tersebut tidak keberatan karena di rumah ini tidak hanya dirinya, melainkan ada Chia. Zea juga percaya meskipun mereka nakal, namun tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh terutama Alvi, pacarnya sendiri.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIAGAVINO
HumorGavin, cowok bad dan juga humoris. Memiliki kepribadian yang menarik dan dunia yang asik, meskipun sering membuat semua orang menderita di bawah bahagianya. Gavin yang tidak pernah pacaran sama sekali meskipun ia sering di fitnah Fakboy. Dia tidak a...