Bel istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelasnya masing-masing. Merasa senang karena akhirnya terbebas dari pelajaran yang amat membosankan dan juga tidak sabar ingin segera mengisi perutnya.
"Chia mana sih gak balik-balik?!" gerutu Zea yang baru saja keluar kelas.
"Masih di hukum kali," sahut Alvi.
"Mana mungkin Vi! Mereka 'kan di hukum cuma keliling lapangan 10 putaran, pasti udah selesai," jelas Zea. Sementara Alvi hanya mengedikkan bahu acuh.
"Yaudah aku cari dia dulu ya," pamitnya.
"Aku ikut," ujar Alvi yang di angguki Zea.
"Zea!" Baru saja mereka berjalan satu langkah, sudah ada yang memanggil gadis tersebut dari belakang, sehingga keduanya berhenti.
Zea membalikkan badannya. "Iya, Rez?"
"Lo gak inget?" tanya Rezvan datar.
Zea mengernyit, sedangkan Alvi langsung memicingkan mata, menyelidik. "Lo mau ngapain? Ada janjian sama pacar gue?"
Zea menepuk jidatnya sendiri. "Aduh, iya gue lupa. Maaf ya Vi, aku tinggal dulu sebentar. Ayo Rez," ajaknya.
Alvi membulatkan matanya lebar-lebar saat melihat gadisnya menggandeng tangan Rezvan. "Eh? Mau kemana?"
"Nanti aku jelasin, soalnya sekarang lagi buru-buru," teriak Zea yang pergi menjauh bersama Rezvan.
"Aku ikut ya Ze?" pinta Alvi.
"Gak!"
Deg.
Alvi menatap kepergian Zea dengan tatapan melongo tak percaya. Untung saja tidak ada serangga masuk ke dalam mulutnya yang terbuka.
"WAH WAH WAH VI!" Zaki menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kejadian tersebut. "Pacar lo pergi ninggalin lo demi orang lain dan orang itu sahabat lo sendiri," ucapnya memanas-manasi.
Sementara Elvan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Zaki. Lalu cowok tersebut menatap Alvi. "Palingan mereka mau ke kantor."
"Iya Van, tapi dia gandeng tangan dia," jawab Alvi masih menatap gadis dan temannya.
"Dia dia dia, telah mencuri hatinya..." Seseorang dari kelas lain menumpang lewat di depan mereka. Dan saat Alvi mengucapkan kata 'dia' orang itu langsung bernyanyi cover Anji.
"WAH WAH WAH VI!" Zaki kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. "Rezvan telah mencuri hati Zea," ucapnya dengan tatapan horor.
"Diem lo Zak!" sahut Elvan. Dulu pernah ada salah paham antara Alvi, Zea, dan dirinya. Sehingga ia tidak mau kejadian itu terulang lagi pada Rezvan.
"Jangan di denger! Inget, jangan berantem karena masalah cewek," lanjutnya sambil menepuk pundak Alvi.
"Lo kira gue bakalan termakan oleh omongan lo gitu? Emangnya gue bakalan kehasut? Bakalan panas? Bakalan cemburu?" tutur Alvi menghadap pada Zaki sambil tersenyum miring.
"IYAAAA!" lanjutnya sambil lari masuk ke dalam kelas dengan kedua kepalan tangan di mata, seperti anak kecil yang menangis karena permintaannya di tolak.
Zaki tertawa terbahak-bahak, sementara Elvan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Modelan kayak apa tipe Zea sebenarnya.
_______
"Kamu pacaran sama Alvi?"
Zea menggeleng. "Eng-enggak.'
"Terus kenapa selalu bareng dia?"
"Cuma temen," jawab Zea.
"Yakin?"
"I-iya."
"Kenapa gelagapan kayak gitu?"
Zea mendongak. "Eh enggak."
"Ya sudah, di sekolah ini gak boleh ada yang pacaran! Apalagi kamu ini termasuk bintang sekolah," kata Bu Leuki yang di angguki gadis itu.
"Gimana nih Rez?" bisik Zea pada Rezvan.
Cowok itu hanya mengedikkan bahu. "Tanggung sendiri."
Sekarang Zea dan Rezvan sedang berada di kantor. Kemarin Bu Leuki meminta Rezvan untuk datang ke kantor setiap jam istirahat bersama Zea, karena tinggal beberapa hari lagi mereka akan melaksanakan perlombaan kimia di sekolah lain.
________
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIAGAVINO
HumorGavin, cowok bad dan juga humoris. Memiliki kepribadian yang menarik dan dunia yang asik, meskipun sering membuat semua orang menderita di bawah bahagianya. Gavin yang tidak pernah pacaran sama sekali meskipun ia sering di fitnah Fakboy. Dia tidak a...