Sixteen

1.4K 131 3
                                    


"AAAA!!" Gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan kaos putih polos dan celana boyfriend light, langsung terkejut saat mendapati seorang cowok duduk di sofa bersama kedua kucing miliknya.

Gavin yang sama-sama terkejut pun hampir saja melempar kucing yang ia pegang, untung saja ia masih sadar sehingga kucing yang tidak berdosa itu masih selamat. "Apa sih?"

"Lo yang apaan bangs*t?!" Chia berjalan mengambil bantal diatas ranjang, kemudian melangkah menuju cowok itu. "LO NGAPAIN MASUK KE KAMAR GUE?" Gadis itu memukulnya tanpa perasaan.

"Aw sakit toa," ringis Gavin.

"Halah lebay lo jadi cowok," desis Chia masih setia memukulinya. "Dan perlu di ingat, NAMA GUE CHIA BUKAN TOA!"

"Abisnya suara lo udah kayak toa beneran," celetuk Gavin berlindung di balik kucing. "Lo suka makan toa ya?"

Chia melotot tak terima. Ia ingin sekali memukul cowok itu dengan membabi buta, namun sialnya cowok tersebut malah berlindung di balik kucing. Nanti yang kena malah kucing bukan Gavin.

Gadis itu berdecak. "NYEBELIN!"

"Dasar toa," ejek Gavin terkekeh melihat ekspresi gadis itu.

Chia  memutar bola matanya malas, ia pun melempar bantal ke sembarang arah. "Lo ngapain sih masuk ke sini?"

Gavin menyimpan kucing yang ia pegang ke kursi, lalu ia berdiri. Chia mulai mundur karena cowok tersebut semakin mendekat dan mempersempit jarak. "Terus masuk ke mana?"

Gadis itu menatap setiap pergerakan cowok tersebut dengan was-was. "Ke..., ke--" Chia tersentak saat kini punggungnya menyentuh pelan dinding kamar, bahkan ketika tangan kekar itu mulai mengukungnya.

Segaris senyum miring terbit di sudut bibir cowok itu. "Masuk?"

"Ma-masuk apaan?"

Gavin mendekatkan wajahnya dan berbisik tepat di samping telinga Chia. "Gue pengen masuk!"

Chia membolakan kedua matanya. "BERENGSEK!!!" pekiknya kencang.

Bugh

Gadis itu memukul perut Gavin membuat cowok tersebut mundur. "JANGAN LUPAIN KALO GUE JUGA BISA BELA DIRI!"

Apa Gavin terlihat peduli? Oh maaf, tidak. Justru ia malah  tersenyum kembali. Cowok itu menarik dan merangkul pinggang mungil milik gadis itu membuat deru nafas Chia tidak teratur.

Gavin memiringkan kepala, menghembuskan nafas berat tepat di telinga sang gadis yang mulai memerah. "Jadi cewek gak boleh kasar," bisiknya.

Apa cowok ini gila? Stres? Kurang obat? Cowok yang menjadi musuhnya, dan sekarang lihat apa yang ia lakukan padanya. Kurang ajar. Hanya itu yang terlintas di pikiran Chia saat ini.

Gavin bukan cowok berengsek. Ia hanya ingin mengetahui seberapa besar gadis ini akan menolaknya. Biasanya para gadis akan mengejarnya, apalagi waktu lalu Gavin pernah menggombali seorang gadis hingga pingsan. Hanya Chia yang berani berbuat kasar dan menolak semua gombalannya.

"Lepasin bangs*t!" Chia memberontak membuat senyum cowok itu pudar, namun ia semakin penasaran dengan gadis ini.

"Gak mau," rengeknya.

"Lepasin!"

"Gavin maunya sama Chia."

'Kenapa jadi ngegemesin anjirr?!'

Chia menggeleng kuat, ia sudah gila karena berpikir seperti itu.

'Apaan sih?! Kayaknya gue di hipnotis nih. Sialan!'

"Kamu cantik."

Chia mendongak, menatap pria di depannya. Tatapan dan perkataan cowok itu membuat wajahnya memanas sekarang. "A-apaan sih?!"

Gavin menyelipkan beberapa helaian rambut gadis tersebut ke belakang telinganya membuat Chia menggigit bibir bawahnya. Ia bingung harus apa dan bagaimana, baru kali ini Gavin bersikap seperti itu.

"Hahaha," Gavin melepaskan gadis tersebut dan tertawa puas saat berhasil membuat Chia terpaku karenanya.

Gadis itu merunduk malu, namun ia juga tidak terima jika harus di perlakukan seperti itu. Ia kembali membawa bantal lalu memukuli cowok tersebut dengan membabi buta.

Gavin berlari mengelilingi ruangan ini, sesekali ia menggoda gadis yang sedang mengejarnya. "Cie blushing."

"APAAN? KAGAK!!"

"Itu wajahnya merah sampe telinga," Gavin terkekeh.

"IIII NYEBELIN NYEBELIN NYEBELIN!!"

__________

CHIAGAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang