Beberapa menit kemudian pesanan itu datang, langsung saja Anggun membawa makannya dan menghidangkannya di atas piring.
"Kevin mau, Bu," pinta Kevin yang sedari tadi hanya diam. Anak laki-laki berumuran 10 tahun itu melirik makanan yang terhidang di atas meja.
"Gak boleh! Kamu nanti ketagihan, terus ngelanggar aturan Ibu," ujar Anggun melarangnya.
"Tapi bang Gavin..."
"Udah, nih makan!" Gavin menyodorkan satu piring berisi ayam geprek, tadi ia meminta Ibunya untuk memesankannya dua. "Abang juga tau gimana rasanya sayuran."
"Gavin!" tegur Anggun.
"Kasihan, Bu," balas Gavin.
Anggun hanya menghela nafas, mereka mulai melahap makanannya masing-masing. Setelah sarapan selesai, Anggun berdiri dan membereskan peralatan makan yang telah di gunakan. Sedangkan Gavin, cowok itu tersenyum lebar-lebar membuat orang tuanya mengernyit heran.
"Nyengir," sindir Adibrata menatap teh di tangannya.
"Tadi kenapa tiba-tiba dingin?" tanya Anggun menumpukkan piring.
"Ya apalagi selain narik perhatian," balas Gavin dengan santainya.
Adibrata hampir saja menyemburkan teh yang ada di mulutnya.
"Maksud kamu?" tanya Anggun sambil menaikkan alisnya sebelah.
"Bagus gak? Gavin pura-pura diam biar di perhatiin," ujar cowok tersebut masih tersenyum-senyum lalu menatap sop sayur buatannya. "Jadi enak gak makan sayur."
"Jadi kamu hanya pura-pura biar dapet makanan enak?" tanya Anggun memastikan.
"Gavin mengangguk. "Iya."
"Asal kamu tahu ya, Ibu tadi udah khawatir saat kamu tiba-tiba dingin," ujar Anggun.
"Ayah juga sama!" sahut Adibrata.
"Sampai-sampai Ibu tadi harus rela melanggar aturan dapur ini," ujar Anggun sambil berkacak pinggang.
"Ayah__" Adibrata ingin melontarkan beberapa perkataan, namun terhenti.
"Yah! Liat itu udah jam enam lebih, nanti Kevin bisa telat," tunjuk Gavin mengalihkan pembicaraannya agar ia tidak kena ceramah lagi. Jika Ayahnya pergi untuk mengantar adiknya ke sekolah, Ibunya juga pasti bersiap-siap untuk mengajar ke sekolahnya. Baru ia bisa seenaknya di rumah.
Adibrata menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 06.23 WIB. Pria itu berdiri. "Ayo, Nak! Nanti kamu telat," Kevin ikut berdiri, ia juga mencium punggung tangan Ibunya. Lalu melenggang pergi.
"Ibu gak siap-siap buat ke sekolah?" tanya Gavin masih bersantai-santai.
"Sekarang kan bukan jadwal Ibu, jadi Ibu bakalan ada di rumah buat ngawasin kamu," tutur Anggun.
Gavin mengingat-ingat, dan ya. Jadwal Ibunya hari Senin, Rabu dan Kamis. Sedangkan sekarang hari Selasa. "Bisa abis gue," gumamnya pelan.
"Kenapa Gavin?"
"Eng-enggak, Bu."
"Bentar deh," Anggun menjeda kalimatnya seperti sedang tersadar sesuatu membuat Gavin merapatkan mulutnya.
"KENAPA TADI KAMU PURA-PURA DINGIN?" Anggun menyorot tajam anaknya.
'Tuh kan.' cowok itu mendengus. "Masih untung itu cuma pura-pura. Gimana kalau Gavin beneran jadi pendiam?"
"GAK GITU JUGA GAVIN!"
"Emangnya kalau Gavin minta makanan di luar jadwal, Ibu mau ngasih? Gak kan?" Gavin bertanya balik.
Anggun mendengus. "Tuh Piring kotor cuci. Tugas kamu!"
'Ingin rasanya gue kabur!' batin Gavin kesal.
_______
Pagi ini sangat cerah, membuat manusia senang untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. Namun tidak untuk laki-laki itu. Hari ini dia harus melakukan hukuman yang di berikan oleh orang tuanya.
Gavin hanya pasrah. Mau mengeluh, tapi hanya menghabiskan waktu. Memang setiap hari sering membantah, namun ia tidak ingin jika hukuman itu berlangsung selama lima hari.
Kini dia sedang mengepel lantai ruang keluarga. Dengan gerakan malas ia terpaksa melakukannya. Gavin membalikkan pel lantai itu, lalu ia terperanjat kaget.
"ANJ**G!"
"Gavin!" Anggun menjewer telinganya membuat cowok itu mengaduh kesakitan. "Udah Ibu bilang, kamu jangan bicara kasar!"
"Tap_tapi, Bu!"
"Apa?"
"Lepas dulu," pinta Gavin. Anggun pun melepaskannya.
"Liat," tunjuk Gavin pada pel yang di pegangnya. "Serem banget, Bu!" cowok itu menatapnya horor.
Dengan spontan Anggun melirik apa yang ditunjukkan anaknya, dan lihat...
Tangannya mengulur memegang pelipisnya yang berdenyut sakit. Diam dan bicaranya Gavin, tetap saja membuatnya pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHIAGAVINO
HumorGavin, cowok bad dan juga humoris. Memiliki kepribadian yang menarik dan dunia yang asik, meskipun sering membuat semua orang menderita di bawah bahagianya. Gavin yang tidak pernah pacaran sama sekali meskipun ia sering di fitnah Fakboy. Dia tidak a...