Forty One

802 74 0
                                    

"Ibu udah capek sama kelakuan kamu, sekarang kamu hormat di lapangan sampai istirahat," suruh bu Wiwik yang sudah jengah pada siswa yang satu ini.

"LOH KOK DI HUKUM, BU? SALAH GAVIN APA?" ucap Gavin dengan nada lumayan tinggi.

"BANYAK!" bentak Bu Wiwik, suaranya tak kalah tinggi.  "Dan kamu Zaki, duduk lagi di bangku kamu," suruhnya yang di angguki Zaki.

"Ibunya tadi mau ngasih tahu bahwa sekarang free class, namun melihat kondisi kelas ini yang sering gaduh, Ibu mau kasih tugas," ucap guru tersebut membuat penghuni kelas yang tadinya bahagia, menjadi tidak semangat.

"Zea, bawa buku mata pelajaran hari ini di kantor," suruhnya yang di angguki gadis itu.

Zea bangkit lalu berjalan keluar kelas. Detik itu juga Alvi bangkit dari bangkunya.

"Bu, saya permisi mau ke kamar mandi. Sekalian buka jaket, 'kan kata ibu juga gak boleh pakai jaket di sekolah apalagi di kelas," ucap Alvi beralasan.

"HALAAHH ALASAN, BU. JANGAN DI KASIH IZIN, DIA CUMA MODUS SAMA ZEA," cibir Gavin bersandar pada kursinya.

Alvi menatap tajam pada cowok tersebut, lalu kembali menatap wanita paruh baya yang duduk di kursi guru. "Ng-nggak, Bu."

"Jangan percaya. Bicaranya aja tiba-tiba gugup gitu, Bu," sahut Gavin lagi.

Bu Wiwik menghela nafas. "Yaudah, jangan lama-lama."

Alvi langsung merasa senang. Sebelum keluar kelas, ia melirik Gavin lalu menjulurkan lidah.

"Gak baik ngejulurin lidah, nanti ada yang motong Vi," beber Gavin polos membuat Alvi yang tadinya senang mengejek, tiba-tiba melotot. Cowok tersebut langsung keluar kelas.

"Kamu kenapa masih di sini Gavin? Sana hormat di lapangan!"

Dengan langkah malas, Gavin terpaksa menjalani hukuman lagi. Sudah beberapa kali ia mendapatkan hukuman, namun tidak pernah berubah.

Bruk

Gavin terjatuh yang di buat-buat di samping bangku Chia. Gadis itu tertawa, namun tawanya memudar saat cowok tersebut menuduhnya.

"Liat, Bu! Kaki dia sengaja menghalangi jalan Gavin sampe jatuh," adu Gavin sambil menunjuk Chia. Sementara gadis itu langsung membulatkan matanya.

"Eh?! Nggak, Bu," ujar Chia, memang benar adanya.

Bu Wiwik menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gak boleh gitu, Chia!"

"Saya gak ngelakuin itu, Bu," akunya.

"Gak ngaku pula," gumam Gavin.

Chia berdiri sambil menggebrak meja. "HEH?! LO NGAJAK WAR LAGI SAMA GUE HAH?!"

"Etss..., gak boleh gitu," ujar Gavin sambil mengangkat telunjuk lalu di gerakkan ke kiri dan kanan.

Gadis itu langsung menarik kerah kemeja sekolah milik Gavin. "LO--"

"CHIA! KAMU BERANI-BERANINYA BERANTEM DI DEPAN IBU! KAMU ANGGAP APA IBU INI?" bentak Bu Wiwik membuat gadis tersebut melepaskan cengkeramannya.

"Eng-enggak gitu, Bu. Abisnya---"

"SEKARANG KELUAR! HORMAT DI LAPANGAN SAMA GAVIN!"

Chia berdecak. "KANG FITNAH!" ucapnya di depan muka Gavin, sementara cowok itu hanya tersenyum miring.

Chia berjalan keluar kelas dengan raut muka kesal, di ikuti Gavin dari belakang. 'Mampus!'

__________

CHIAGAVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang