Mungkin Tuhan sedang bosan dengan urusan-urusan lainnya, sehingga ingin sedikit 'bersenang-senang' dengan kehidupanku_Alena.
Ia kembali menatapku dan kemudian menatap foto itu kembali. Tatapan yang awalnya ramah berubah menjadi dingin dan tajam. Memandang dengan penuh kebencian dan kemarahan. Aku tertunduk karena pandangan tidak suka tertuju padaku.
"Siapa dia?" Tanya ayahnya lantang di depanku.
"Halo paman, aku Alena tema-" Jawabku.
"Dia pacarku." Jawab Joe sebelum aku selesai bicara.
"Apa yang kau bicarakan?" Kataku menyenggol tangannya dengan siku ku dengan raut wajah ku buat semanis dan seramah mungkin.
"Ayah perlu bicara dengan mu." Ucap ayahnya dan berlalu masuk.
Aku menunduk malu dan merasa bersalah. Ayah Joe sepertinya tidak suka padaku. Ia mungkin akan memarahi Joe karena aku.
"Tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa." Katanya menaruh kedua tangannya di pundak ku sambil menyakinkan ku sebelum pergi menyusul ayahnya yang ada di balkon.
Hanya terdengar suara samar-samar dari dua orang yang sedang berbicara. Aku memilih untuk tidak ikut campur karena bukan urusanku. Tapi...
"KAU TIDAK BISA MELARANG KU SEPERTI INI TERUS! Aku juga punya kehidupan, aku punya pilihan." Suara teriakan yang membuatku penasaran.
Akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kearah balkon tempat dimana mereka sedang bicara atau berdebat. Aku mengintip dari pintu, walau tidak bisa melihat jelas tapi setidaknya percakapan mereka terdengar dari sini.
"Aku bukan anak kecil yang bisa kau arahkan sesukamu, aku sudah besar." Ucap Joe keras pada ayahnya.
"Ayah akan membiarkanmu melakukan apa yang kau inginkan, dekat dengan siapapun. Tapi tidak bisa membiarkanmu bergaul dengannya." Ujar ayahnya membalas perkataan putranya.
"Kenapa? Kenapa ayah selalu melarang ku dengan perempuan? Kenapa? Apa karena ayah ditinggalkan oleh ibu? Karena itu ayah membenci semua perempuan?"
"Ayah tidak pernah melarang mu dekat dengan perempuan, tapi perhatikan siapa yang kau dekati. Keluarga kita adalah keluarga terpandang, setiap gerak-gerik kita terekspose, aku tidak bisa membiarkanmu dekat dengan perempuan seperti dia." Ucap ayahnya lagi. Sekarang aku mulai mengerti kemana arah pembicaraan mereka.
Sudah jelas mereka membicarakan...
"Dia tidak pantas untukmu, dia terlalu rendah untuk bersanding, bahkan hanya berjalan beriringan."
...adalah aku.
"CUKUP!!! MENGHINANYA DI DEPANKU, ayah hanya memandang harta darinya, apa ayah menikahi ibu karena hartanya?" Ucap Joe membelaku.
Hatiku rasanya hancur berkeping-keping. Bagai gelas kaya yang jatuh, pecah, hancur.
Plak!
Sebuah tamparan kasar mendarat di pipinya. Hatiku semakin terluka melihatnya. Isak tangisku menyadarkan mereka, bahwa aku sedang berdiri memperhatikan mereka yang sedang bertengkar.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK LIFE✓
Fiksi RemajaHidup tanpa arah di temani kegelapan. Ini Aku, yang disiksa gelap dan menuggu pagi datang. Menunggu untuk membawaku pergi dari gelap malam. Ini Aku, yang terlelap dalam kehampaan dan kebisuan hati yang meminta untuk di isi. Ini Aku, yang be...