19| Jalan Buntu

94 5 4
                                    

Tentang kesengsaraan ku yang tak henti-henti kembali dan rasa kecewa yang tidak pernah mau pergi.

Akhirnya beberapa penjaga masuk dengan seseorang yang berpakaian rapi, sepertinya itu adalah pemilik dari toko ini.

Detak jantungku tidak terkendali, bagaimana jika menerka tahu aku disini. Akan jadi apa aku setelah diketahui oleh mereka? Menuntut ku dan memenjarakan ku, bagaimana dengan adik-adikku?

Salah satu dari pegawai itu membuka brankasnya dan..
"BOS! BERLIAN ITU TIDAK ADA!! PASTI SUDAH DICURI!" Teriaknya saat tahu bahwa berlian yang mereka jaga dengan sangat ketat hilang.

"APA?!" Laki-laki paruh baya itu langsung mengecek langsung brangkas itu dan ia juga kaget dengan penampakan bahwa berang berharga mereka sudah lenyap.

Beberapa dari mereka masih berusaha untuk tenang dan mencari. Namun yang lainnya sudah panik dan menelfon polisi.

"Kapan terakhir berlian itu masih ada?" Tanya Bos itu dengan raut wajahnya yang bingung di tambah emosi.

"2 jam yang lalu." Jawabnya menunduk karena tidak ingin diserang dengan kemarahan Bosnya.

Bos ingin marah namun tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Ia mengacak rambutnya frustasi. "Bagaimana bisa hilang begitu saja?" Katanya bertanya pada dirinya sendiri.

"Bos, kamera pengawas tidak berfungsi dari 30 menit yang lalu, sebelumnya baik-baik saja. Tapi sepertinya ini adalah pencurian dan mereka sudah menghilangkan jejaknya." Kata seorang penjaga yang baru sampai dengan berlari melihat ruang pengawasan.

"BAGAIMANA INI BISA TERJADI? APA KALIAN TIDAK BEKERJA? AKU MEMBAYAR KALIAN UNTUK MENGAWASINYA, BUKAN UNTUK BERSENANG-SENANG." Katanya marah-marah karena tidak satupun yang bisa menjadi jalan keluar ditemukannya berlian itu.

Satu persatu mobil polisi mulai berdatangan dan memenuhi parkiran. Banyak orang-orang yang penasaran dan memilih untuk melihat dari luar.

Aku disini sudah sangat ketakutan, tapi mengapa Helen, Rion dan Tan tidak juga menolongku. Aku sudah berusaha memanggilnya lagi tapi tidak ada jawaban. Polisi masuk dan mulai bertanya-tanya tentang kronologi kejadiannya. Dan memutuskan kejadian ini adalah perampokan. Polisi akan mulai menyelidiki kasusnya.

Sejenak aku berfikir aku bisa keluar dari sini saat mereka sedang berdesak. Mereka tidak akan menyadari kehadiranku jika aku diam-diam.

Tapi belum sempat untukku berdiri dan keluar. Seseorang berdiri didamping lemari ini dan menutupi jalan keluar ku. Jika aku menghasilkan suara sedikit saja maka aku akan langsung ketahuan karena posisiku jelas ada dibawah kakinya.

Aku menutup mulutku dan menahan nafas. Orang ini menjatuhkan sehelai kain, jika ia menunduk untuk mengambilnya maka aku akan terlihat olehnya. Bahkan membayangkannya saja aku sudah tidak sanggup kalau aku harus dipenjara.

Sedangkan diluar masih penuh dengan tuduh, keterangan dan perdebatan.

Bukannya mengambil seseorang bertopi disampingku ini malah menggeser kain itu mendekatiku. Ia menundukkan kepalanya dan menunjukkan wajahnya padaku.

"Joe!" Kataku antusias karena melihatnya ada disini untuk menolongku. Ia menaruh jari telunjuknya di tengah bibirnya mengisyratkanku untuk diam.

Joe kembali menunjuk kain yang ia jatuhkan tadi. Aku mengambilnya dan memperhatikan. Ini adalah baju pegawai disini. Sekarang aku mengerti apa yang dimaksudkan Joe. Ia ingin aku memakainya dan membawaku keluar.

Joe juga memakai seragam penjaga, mungkin karena itu ia bisa masuk. Aku segera memakai, aku mengikat rambutku sama seperti pegawai-pegawai yang ada.

BLACK LIFE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang