29| Pulang

37 5 6
                                    

Aku harus mengerti batas yang ada antara aku dan dia.

Setelah hampir 30 menit di luar, aku harus kembali ke toko sebelum ada pelanggan yang datang. Apa yang harus ku katakan pada pemilik toko saat ia melihat pintu dapurnya rusak.

Benar saja saat sampai di toko pemilik toko sudah datang dan menunggu untuk memarahiku. Aku baru 2 hari bekerja dan sudah membuat kerugian.

Yah, dan Tan masih di toko itu menungguku. Aku harus memperpersiapkan mentalku untuk mengahadapi Bos yang akan memarahiku, atau mungkin memecat ku.

"Alena, kemari." Panggil Bos ku saat aku masih di luar.

"Ya pak." Kataku sambil berjalan lebih cepat masuk kedalam. Tamatlah riwayatku.

"Jelaskan padaku, siapa yang merusakkan pintu dapur." Katanya meminta penjelasan atas rusaknya pintu dapur tokonya.

"Saya." Jawab Tan dan Joe bersamaan, dan kemudian saling bertatapan. Setelah mata mereka bertemu mereka membuang muka masing-masing dan saling menjelekkan satu sama lain dalam hati, mungkin saja.

"Akan saya ganti, berapa kerugiannya. Saya mohon jangan pecat Alena." Kata Tan memelas pada Bos ku.

"Berkelahi saja tidak cukup, kau bahkan merusak barang?" Kata Bos memarahi Joe. Sedangkan Tan tertawa tipis di tutupi tangannya meledek Joe. "Dan kau, mengacak-acak dapur orang lain tanpa ijin?" Tanya Bos lagi pada Tan. Sebaliknya Joe menertawakan Tan. "Diam!" Kata Bos pada mereka berdua. "Aku tidak akan memecat Alena, karena ini bukan salahnya. Tapi kalian, walaupun tidak ada sangkut pautnya tapi kalian harus bertanggung jawab."

"Ya pak, kami akan bertanggung jawab. Maafkan kami." Jawab mereka serentak sambil menunduk meminta maaf.

"Alena, lanjutkan pekerjaanmu." Kata Bos padaku.

Tapi sebelum itu aku perlu memarahi cecunguk berdua ini. Mereka berdua duduk bersebelahan dan aku berdiri sambil menyilangkan kedua tanganku di dada.

"Siapa? Siapa yang akan mengganti pintunya?" Tanyaku pada mereka berdua. "Tan, kau?"

"Bukan aku yang melakukannya." Jawabnya dengan wajah polosnya.

"Lalu apa yang kau lakukan di dapurku?" Tanyaku masih dengan raut wajah marah, walau lebih terlihat bahwa aku sedang mengomeli dua anak kecil.

"Aku ingin memasak makanan, karena toko ini hanya menyediakan minuman." Jawabnya lagi. Masih dengan wajah polosnya, merasa tak bersalah.

"Aku sedang tidak bercanda. Joe kau?" Tanyaku dan melihat kearah Joe.

"Jika aku, aku akan mengubah keseluruhan isi toko ini. Kau tidak akan mengenalinya lagi karena perubahannya." Jawabnya sama seperti Tan, wajah polos.

Mereka saling bertatapan untuk beberapa saat karena ucapan masing-masing.

"Apa yang kau lihat?" Kata Joe pada Tan saat mereka masih bertatapan.

"Perhatikan kalian berdua!" Kataku meminta perhatian mereka.

"Aku tidak peduli siapa yang akan menggantinya. Aku sangat sibuk sekarang, jadi berdamailah. Aku tahu kalian tidak pernah menjadi teman. Jadi aku sudah menyiapkannya." Kataku pada mereka berdua.

"Apa?" Tanya mereka bersamaan.

"Tonton filem ini dan ceritakan pada aku yang terjadi. Setidaknya kalian harus menceritakan satu scen kejadian yang ada pada filem. Aku tidak akan mau bicara dengan kalian berdua jika kalian tidak berpartisipasi." Kataku sambil memasang headset pada telinga mereka masing-masing satu, yang di sambungkan pada laptop yang ku pinjam Bos ku.

BLACK LIFE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang