26| Sempurna

48 5 6
                                    

Memang susah jika tidak di percaya saudara sendiri.

Maya tersenyum miring serta membalikkan badannya melihatku lebih jelas. "Aku sedikit khawatir apa aku benar-benar adikmu?"

"Apa yang kau tanyakan? Tentu saja kau adikku." Kataku menjawab pertanyaannya. Namun ia sudah masuk dan tidak mungkin mendengar ku lagi.

Aku segera masuk kedalam kamarku, walau sudah tengah malam dan hampir subuh, tapi mataku tidak juga kunjung tertutup untuk tidur.

Banyak sekali hal-hal yang memenuhi kepalaku, membuat mataku tak lelah dan tertidur. Ku buka jendela kamarku dan duduk di baliknya. Malam ini cukup dingin tidak ada bintang, hanya ada bulan setengah.

Aku merenungi bulan di tengah malam ku yang dingin.

"Ayah tidak pernah melarang mu dekat dengan perempuan, tapi perhatikan siapa yang kau dekati. Keluarga kita adalah keluarga terpandang, setiap gerak-gerik kita terekspose, aku tidak bisa membiarkanmu dekat dengan perempuan seperti dia."

"Dia tidak pantas untukmu, dia terlalu rendah untuk bersanding, bahkan hanya berjalan beriringan."

Sambil bertanya, mengapa kau cukup sempurna, sedangkan aku begitu hina. Apa aku begitu rendah untuknya? Benar. Aku tidak pantas, seharusnya dari awal aku sudah mengerti.

Aku terbang terlalu tinggi hingga turun pun aku harus terjatuh. Aku menutup jendela dan berkemas untuk tidur. Kali ini aku sedikit memaksakan untuk tidur.

Jika aku tidak tidur, aku bisa terlambat bekerja besok. Aku berusaha untuk mengosongkan pikiranku dan mulai menutup mata.

===

Tring!

Aku mengecek ponselku tapi tidak ada pesan yang masuk. Aku mencari sumber suaranya tapi sepertinya sumber suara itu ada di bawah tempat tidurku.

Aku mencoba untuk meraihnya dengan tanganku, tapi terlalu jauh, tanganku tidak bisa menggapainya. Aku mengambil sapu dan mengeluarkannya dari bawah tempat tidurku. Itu adalah ponsel yang kutemui kemarin di depan rumahku.

Isi pesan yang baru saja masuk sangat singkat, hanya satu kata dari orang yang sama.

BOSS
Sekarang

Hanya sesingkat itu, ponsel ini semakin membuatku penasaran. Tidak ada petunjuk untuk bisa menemukan pemiliknya. Aku akan membawanya bekerja hari ini, siapa tahu aku bisa meminta tolong pada rekan kerjaku, akan ku apakan ponsel ini.

Saat keluar dari kamar, Dion langsung berlari memelukku. "Apa ada?" Tanyaku berjongkok di depannya menyesuaikan ketinggian ku dengannya.

"Manusia itu memerlukan 4 pelukan sehari untuk kelangsungan hidup, 8 pelukan sehari untuk perawatan dan 12 pelukan sehari untuk pertumbuhan." Katanya dengan sangat manis.

"Benarkah?" Tanyaku penasaran padanya. Dion menjawab dengan anggukannya. "Kalau begitu aku akan memelukmu, 24 kali sehari." Kataku sambil membalas pelukannya.

"24? Apakah semuanya 24?" Tanyanya sambil mengeluarkan jari-jarinya untuk berhitung. Dia sangat manis.

Drett, drett, dreett,

Aku merogoh isi saku ku, dan mendapati ponselku yang bergetar menerima sebuah panggilan, dari Tan. Tidak penting, aku menjawabnya dan mengembalikan ponselku kedalam saku ku. 

BLACK LIFE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang