Terbaring disini bagai dikurung di balik jeruji yang dingin.
"Kakak, apa kau ingat siapa yang melakukan semua ini padamu?" Tanya Maya setelah melepas pelukannya.
Aku sedikit berfikir untuk menjawab pertanyaannya. "Aku tidak begitu yakin. Tapi ada beberapa hal yang masih ku ingat." Jawabku dan mulai dengan eskpresi serius.
"Awalnya ada seseorang yang menelfon dengan ponsel yang pernah ku temui di depan rumah. Kontak dengan nama yang sama juga beberapa kali pernah mengiri pesan."
"Tidak berhasil juga? Kalian preman macam apa sih? Lusa, jika tidak juga hab... Lihat selengkapnya.
"Sekarang."
"Saat aku mengangkatnya seseorang penyerang ku. Aku spontan membela diri. Saat seseorang itu sudah ku kalahkan. Dua orang yang selalu menagih hutang padaku juga menyerang ku. Aku sempat tidak sadarkan diri. Saat aku sadar, aku sudah berada di atas sampan bocor yang ada di tengah-tengah danau dengan tangan dan kaki di ikat, dan kakiku juga di ikat pada batu. Tidak lama aku tenggelam, dan ada seseorang di pinggir sungai yang tersenyum padaku sambil melambai. Dan saat sadar aku sudah ada disini." Jelas ku panjang lebar.
Mereka hanya melongo mendengar ceritaku. Entah tidak percaya atau terlalu menikmati.
"Benarkah?" Tanya Maya tidak percaya.
Aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya. "Aku tidak terlalu ingat dengan wajahnya." Kataku. "Bagaimana dengan kau Joe, bagaimana kau bisa menemukanku?" Tanyaku pada Joe yang sedang berfikir.
"Saat aku di seret pulang aku hanya di kurung di kamar. Aku mencoba untuk kabur namun percuma saja, tidak mungkin kabur dari ayah. Selama di rumah aku hanya menggeledah barang-barang ibu. Mencari petunjuk tentang ibu. Saat itu juga aku mendapatkan firasat buruk tentangmu. Aku mencoba untuk menelfon mu tapi kau tidak menjawab ponselmu." Jelas Joe.
"Perasaanku semakin tidak tenang, aku akhirnya menyusup keluar dan pergi ke rumahmu. Tapi, sebelum sampai di rumahmu aku menemukan pisau dan ponselmu di gang gelap sebelum rumahmu. Firasat buruk ku semakin terlihat. Nafasku tersedak dan langsung memikirkan mu yang kehabisan nafas. Aku segera ke danau dan benar saja kau tenggelam di sana." Jelas Joe, bagaimana ia bisa menemukanku.
"Wah." Mata Maya berkilau mendengar cerita Joe. Ia begitu antusias mendengarnya. "Batin kalian saling terikat." Katanya lagi.
Aku memasang wajah datar ku sedangkan Joe memerah hanya karena ucapan Maya. Aku menatapnya dingin barulah dia berhenti.
"Kakak, bisakah kau meninggalkan kami berdua." Kata Maya pada Joe sesaat kemudian.
Joe keluar membawa Dion meninggalkanku dengan Maya berdua. Aku baru menyadari bahwa Maya sudah tidak membenci Joe.
"Katakan dengan jujur kak. Apa benar kau dililit hutang?" Tanya Maya serius.
Aku pikir ia tidak akan membasah tentang itu karen menghawatirkan keadaanku. Aku harus menjawab apa?
"Maya sebenarnya, aku memang di kejar-kejar hutang." Jawabku, aku masih memikirkan bagaimana cara menjelaskannya pada Maya ini agak sulit bagiku.
"Berapa banyak yang kau pinjam? Lalu kemana uang itu? Pada siapa kau berhutang?" Sekali lagi Maya menyerangku dengan seluruh peetanyaan yang ada di kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK LIFE✓
Genç KurguHidup tanpa arah di temani kegelapan. Ini Aku, yang disiksa gelap dan menuggu pagi datang. Menunggu untuk membawaku pergi dari gelap malam. Ini Aku, yang terlelap dalam kehampaan dan kebisuan hati yang meminta untuk di isi. Ini Aku, yang be...