PERIHAL KAMU DAN ANGIN LALU

247 5 0
                                    

Aku tulis sajak ini
kala langit memejamkan bulannya
pada kaki-kaki awan yang mengelabu
dan yang berujung di pintu waktu

Sengaja ingin kuukir bingkaimu pada kertas berlipat
lalu menyimpannya untuk menemani mimpi-mimpi
biarkan saja angin itu cemburu!
merajuk lantas mengetuk jendelaku
aku tak masalah ...
bukankah bulannya masih menyaksikan keharmonisan ini?
meski terhalang awan yang menabiri?

Adamu yang membuat bimbang kembali menimbang
menakar antara kepantasan dan keraguan
namun tak masalah, lampu-lampu rumahku tetap bercahaya
menyambutmu meski angin bergemuruh
memaksa masuk, hendak meruntuhkan yang utuh

Sebab ... sekali waktu memberinya kesempatan
pintu-pintuku akan tetap terjaga dari hal yang menghalang
tidak jua gelapnya malam
pun bidikan angin yang membisikkan

Mdr. 24 Okto 2020
Rh

KUMPULAN SAJAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang