Berjalan menyusuri jalan kotamu
Berkawan angin mengatur derap langkah
Saling menyapa kursi-kursi penunggu
Nan enggan dijamah perajut-perajut kisahPerihal malam yang tengah didekap sepi
Lalu-lalang menepi, menciptakan serat ilusi
Jalanan yang terguyur hujan menggenangkan
meredupkan paras rembulan di balik kesunyianKotamu tak semeriah musim lalu, Kawan!
Tak kutemukan badut-badut penghibur jalan
Jua tak kujumpai iringan musik dari musisi
Tersisa rintikan sunyi kian gencar membasahiSelepas mendung menggelegar memecah kelam
Sisa-sisa gerimis masih sering kurasakan
Hingga pengharapan pada akhir November nanti
Tak lagi kuhadiri kotamu dalam keadaan matiMadura, 4 Desember 2020
@ps
KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN SAJAK
PoesíaPuisikan Jiwa Liarkan kata Maka, lihatlah! Keindahan sastra