Lihatlah, Puan
Secangkir kopi menemani
Meliuk asap bertepi menyapa sunyi
Ranting-ranting itu masih membeku, Puan!
Mendekap embun sisa hujan semalam
Tidak kah kau sadari?
Setelah rintik itu menggenangi pelataran tendamu
Aku masih ingin meredamnya sekali lagi
Menghapus jejak-jejak embun pagi
Dengan pertukaran musim semiSajak, 26/11/20

KAMU SEDANG MEMBACA
KUMPULAN SAJAK
PoetryPuisikan Jiwa Liarkan kata Maka, lihatlah! Keindahan sastra