19. Prakoso Kalah Kuat

26 7 0
                                        

"Bu, apa kita enggak sebaiknya nyari satu asisten rumah tangga lagi? Biar Bi Najwa ngurus rumah terus satu lagi yang nganter sama jemput kita semua. Ibu baru pulang dari rumah sakit jadi ga bisa nganter sama jemput, 'kan?" sahut Una yang disetujui Siti dan Rizka.

"Ide bagus tuh, Tan. Saya punya kenalan asisten rumah tangga kalau mau. Tenang, kenalan saya mah bagus-bagus," imbuh Meizy. Dasar Meizy, urusan keluarga ikut-ikutan aja!

Areta memikirkan sesuatu. Apa ia akan bisa membayar gajinya? Sedangkan Prakoso saja dipenjara.

"Kalau soal gaji, biar saya yang bayar gak apa. Hitung-hitung latihan buat nafkahin Rizka nanti setelah nikah," ujar Meizy seperti dapat membaca pikiran Areta. Sepertinya Meizy cosplay jadi cenayang dadakan.

Rizka memutar bola mata kesal. "Mau bantu apa mau modus, sih?"

Meizy menaikkan alisnya sebelah. "Kalau bisa dua-duanya kenapa enggak?"

Rizka menepuk dahinya, kenapa bisa-bisanya dia sama orang seperti ini. Areta menggelengkan kepalanya, takjub melihat pasangan aneh itu. "Tak perlu, Nak Meizy. Nanti ngerepotin."

Meizy mendudukkan tubuhnya menjadi lebih maju. "Sama sekali enggak ngerepotin kok, Tan."

Siti berbisik, "Ambil aja, Bu. Lumayan kapan lagi 'kan? Lagi pula nanti siapa lagi yang antar-jemput kita kalau bi Najwa lagi enggak ada?"

"Duh, calon adik ipar pinter banget," puji Meizy mengacungkan jempol ke Siti.

Siti menggaruk tengkuknya. "E-eh Kak, emang kedengaran?"

"Kedengaran tau, Kak. Kakak sih gak bisik-bisik," sahut Una membuat Siti sedikit malu.

Areta akhirnya menyetujui tawaran Meizy. "Boleh, nanti bawa ke sini aja, ya. Yang bisa bawa mobil supaya bisa antar-jemput anak-anak saya. Makasih banyak, Nak Meizy."

Meizy mengangguk semangat. "Tentu dong. Kecuali Rizka ya, Tan. Dia biar saya yang antar sama jemput aja, kebetulan satu sekolah."

Meizy modus!

***

"Heh lo penghuni baru, bangun lo!"

Prakoso menggeleng tidak mau. Pria yang berbadan kekar dan perawakannya seperti preman itu menarik tangan Prakoso memaksanya untuk bangun. "Jangan diam aja lo. Sini pijatin kita semua!"

Prakoso menghempas tangan pria itu kasar. Pria itu meninju tepat di wajah Prakoso membuat Prakoso terhuyung. "Lo berani sama kita-kita? Lo penghuni baru gak usah sok deh."

Prakoso merasakan ada cairan darah yang keluar dari sudut bibirnya. Prakoso berusaha menegakkan tubuhnya.

Baru saja Prakoso ingin membalas, satu pukulan lagi dilayangkan ke Prakoso oleh pria yang lain membuat Prakoso terlempar ke sudut ruangan saking tidak kuatnya.

Prakoso memegang kepalanya yang pusing, bagai ada banyak bintang berputar-putar di atas kepalanya. Ia berusaha mengambil garpu di sakunya, untungnya ia masih dapat membawa garpunya itu.

Prakoso bangun pelan-pelan, niat membalas dengan menusuk pipi pria itu. Namun, baru saja garpu Prakoso menempel di pipinya, tangan Prakoso langsung dipelintir. Prakoso menendang kaki pria itu membuat pelintirannya terlepas. Ia ingin kabur dari sini, tetapi bingung lewat mana. Namanya juga dipenjara.

Prakoso tidak melihat ke belakang, tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang mengenai kepalanya membuat ia merasakan pusing yang lebih dahsyat. Iya, pria lainnya memukul Prakoso dari belakang. Prakoso terjatuh, ia terbaring lemah. Pria itu memanfaatkan keadaan, mengikat tangan Prakoso dengan tali rafia dari sakunya.

Prakoso memberontak dengan tenaga sisanya, namun tetap ia kalah kuat dengan pria kekar itu. "Gue bilang juga jangan sok-sokan!"

"Udah berani dia sama kita, Bos," sahut pria satunya yang sedang tiduran.

"Betul tuh, Bos. Habisin aja!"

Pria bertubuh kekar itu mengambil alih garpu yang dipegang Prakoso. Menusuk tangan kirinya. "Ini buat lo yang sok."

Menusuk lehernya. "Ini buat lo yang gak mau nurut sama kita."

Meninju pipi kiri dan pipi kanan Prakoso. "Itu buat lo supaya enggak ngulangin kesalahan yang sama."

"Rasain lo! Makanya jangan sok jago sama kita apalagi sama Bos."

"Ampun Bang jago," lirih Prakoso. Setelahnya, pandangan Prakoso menggelap. Prakoso ... pingsan.

Prata StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang