Part 19

315 55 2
                                        

Written by : San Hanna

Part ini masih panjang, Gengs. Happy reading. Check.

=================================

Unit Ghanis sedang menangani banyak kasus, jadi tidak akan ada yang curiga ketika tim untuk GP hanya terdiri dari tiga orang saja, Ghanis, Panda, dan Riri. Ketiganya bergerak cepat untuk mengumpulkan bukti dan saksi. Riri bertugas mencari informasi berdasarkan LP sebelumnya. Panda mengumpulkan semua alamat calon saksi atau tersangka yang sudah dibebaskan. Dan Ghanis mencari keterkaitan semua temuan Riri dengan apa yang pernah dilakukannya bersama Ismawan dan Herman dulu.

Mereka berkejaran dengan waktu. Dalam masa yang sedemikian singkat, mereka harus bisa menghadirkan novum kuat. Untungnya, walau Riri masih terbilang penyidik baru, dia cepat sekali beradaptasi. Di saat tim butuh berpencar mencari alamat, Riri bisa melakukannya sendiri. Dan hal itu sangat membantu menghemat waktu.

Dalam dua tahun banyak sekali yang berubah. Apalagi mencari tempat tinggal seseorang yang terdata dua tahun yang lalu. Wajar saja jika yang bersangkutan memilih pindah, terlebih saat pernah bersinggungan dengan pihak berwajib. Kebanyakan karena omongan atau label negatif dari lingkungan sekitar. Dan hal itu yang menjadi kendala bagi timsus. Saksi penting dan tersangka terdahulu tidak bisa ditemukan. Alamat yang tercatat sudah tidak valid. Bukannya tidak bisa dilacak, tetapi butuh waktu untuk itu.

Ghanis memutar otak lebih keras dan akhirnya memutuskan agar Riri bersiap di pangkalan sementara dirinya dan Panda akan mencari di luar. Adalah hal biasa jika Ghanis dan Panda berkeliaran sampai dini hari, tapi Riri tidak. Setidaknya itu yang dipikirkan Ghanis. Di samping itu, kehadiran Riri di kantor akan lebih efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan unit dan timsus.

Awalnya gadis itu keberatan, tapi setelah mendengar penjelasan Ghanis, dia setuju. Dengan kemampuan administratifnya, dia bisa banyak membantu mereka yang berada di lapangan.

Panda pun tidak berdiam. Saat langkahnya buntu, dia mencari jalan lain. Penampilan dan pembawaannya memang serampangan, tapi saat dia serius bekerja semuanya jadi berbeda. Seolah-olah pria bertubuh tinggi besar itu punya kepribadian ganda. Dalam waktu cepat, Panda bisa mendapatkan alamat lain.

“Saya dan Panda akan keluar. Kamu tolong kawal teman-teman dari sini. Mungkin kami juga akan meminta bantuanmu nanti. Sambil menunggu, kamu bisa melihat lagi arsip lama, siapa tahu akan menemukan fakta baru.”

Ghanis menarik ritsleting jaketnya sambil berlalu. Dia berhenti di depan pintu, kemudian berbalik. “Jangan lupa! Mulai buat konsep untuk undangan gelar. Kamu bisa lihat contohnya dari berkas lama. Disesuaikan saja dengan kondisi saat ini.” Dia tidak menunggu respons dari orang yang diajaknya bicara, dan langsung menghilang di balik pintu.

Riri cukup kesulitan menemukan berkas yang dimaksud Kanitnya. Memang jarang sekali ada penyidik yang mau membuka lagi kasus yang sudah di SP3. Mereka lebih memilih memokuskan perhatian pada kasus baru. Hal ini adalah tantangan besar baginya, karena bagaimanapun alasan gelar ini adalah idenya.

Setelah cukup lama mencari, gadis itu berhasil menemukan contoh yang dimaksud. Dan benar saja, tanggal yang tertera pada berkas tersebut sudah berumur satu dekade. Dia berinisiatif untuk menyesuaikannya dengan format surat saat ini.

*

Di tempat lain, Ghanis yang berboncengan sepeda motor dengan Panda, mencari alamat yang baru ditemukan di bilangan Tangerang. Mereka melewati salah satu jalan terpanjang di Jakarta menuju TKP.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk menemukan alamat yang dimaksud. Mereka bertemu dengan salah satu keluarga dan membenarkan pertanyaan Panda, bahwa mereka memang kerabat tersangka.

Tempat Kita PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang