12. Bukti Kasih Sayang

2.7K 273 22
                                    

Bismillah
Jangan lupa vote sebelum mebaca ya
Jangan lupa tinggalkan komen terbaik juga

Happy Reading Sobat YBE 🤗
.
.
.
Warning Typo!
______________________________________

"Nak, kamu baik-baik saja 'kan?" tanya umi padaku.

Saat ini kami sedang di dapur berdua, aku membereskan bekas kami makan di halaman belakang tadi. umi seperti tau apa yang ada dipikiranku dan umi menyusulku ke dapur seperti saat ini.

"Iya umi, Keyra baik-baik saja kok," ucapku seraya tersenyum.

"Jangan bohong sama umi nak, cerita sama umi. Apa sampai sekarang kalian belum...?" tanya umi penuh selidik memegang bahuku tanpa meneruskan kalimatnya dan aku tau maksudnya.

"Hm... yah begitulah mi, tapi Keyra baik-baik saja kok dan Keyra bahagia. Mungkin mas Dafa ada alasan lain di balik ini semua dan Keyra akan menunggunya." aku menganggukkan kepala dan mencoba tersenyum.

"Ya Allah anak umi, maafin putra umi ya. Jika kamu tidak sanggup untuk bertahan, umi mohon bilang sama umi. Kamu bukan menantu umi melainkan putri bungsu umi, umi akan sangat marah jika sampai Dafa berbuat hal nggak baik sama kamu. Umi akan tegur dia bahwa nafkah seorang suami kepada istrinya itu harus dipenuhi dan itu kewajibannya," Jelas Umi memelukku dan mengusap punggungku penuh kelembutan dengan sifat keibuannya.

"Umi makasih sudah mau nerima Keyra dikeluarga ini, terimakasih udah mau sayang sama Keyra dan mengganggap Keyra putri umi. Maaf ya mi hiks hiks.... " akhirnya kutumpahkan air mataku di pelukan umi.

"Nggak sayang, justru umi yang makasih sama Keyra karena udah mau nerima Dafa dan cucu umi. Umi yang makasih karena Keyra masih bertahan sampai saat ini dengan sifat dinginnya anak umi satu itu. Keyra jangan sungkan untuk cerita ke umi jika ada masalah, umi kan ibunya Keyra juga 'kan?" ucap umi yang semakin erat memelukku dan suaranya bergetar yang sepertinya sama menangis sepertiku.

"Keyra sayang sama umi, hah...Keyra jadi kangen sama Ibu. Besok pulang kerja, Keyra minta izin ah sama mas Dafa buat kerumah ibunya Key, Mi," aduku ke umi dan berubah manja dengan ibu mertuaku ini.

"Iya sayangg, tapi Umi ikut dong. Umi kangen juga sama temen umi itu, boleh ya? Ntar kita bareng kesana, gimana?" ujar umi yang tersenyum melepas pelukan kami dan mengusap wajahku menghapus jejeak air mata.

Kami berdua melanjutkan kegiatan kami di dapur yakni aku mencuci piring dan umi membantuku membasuh piring yang telah kulumuri sabun. Kami berdua jika sudah bertemu asik mengobrol banyak hal. Pernah suatu hari aku bersama umi jalan berdua ke toko buku dan ada seorang ibu yang menghampiri kami berpikir kalau aku anak kandung umi. Ibu-ibu itu bahkan terang-terangan meminta ke umi agar aku di perkenalkan dengan putranya. Umi yang terkejut akhirnya tertawa dan bilang kalau aku ini istri anaknya tapi sudah seperti putri kandungnya. Ibu itu pun merasa takjub dengan sikap umi yang tidak seperti mertua pada umumnya.

***

"Assalamu'alaikum.... "

Terdengar suara salam dari luar dan sepertinya aku tau ini suara siapa. Mereka memasuki rumah umi dengan sanak keluarganya.

"Wa'alaikumsalam..." jawab Umi dan memintaku meneruskan cuci piringnya. Umi melangkah ke depan memastikan siapa yang datang.

"Haduh perusak suasana tumben sih dateng sore-sore gini," gerutu Alina yang datang menghampiriku.

"Siapa Lin?" tanyaku dengan Alina.

"Siapa lagi kalau bukan tante Uke. Liat geh bentar lagi juga buat ulah dia," ucap Alina yang sebal dengan adik dari Abinya itu.

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang