#DAFA
Setiap orang punya masa lalu yang kelam. Setiap orang punya kesalahan yang mungkin tidak termaafkan. Aku menikah dengannya bukan karena aku ingin menebus rasa bersalahku terhadapnya, melainkan aku jatuh cinta dengannya.
Aku jatuh hati dengan mata indah yang begitu menyejukkan ketika ia tersenyum ceria. Aku jatuh cinta dengan binar mata yang selalu menghadirkan kehangatan dalam diriku setiap berada di dekatnya.
Aku jatuh cinta dengannya, tapi aku takut. Aku terlalu takut menghadapi kenyataan. Aku takut ia akan pergi jika tau apa yang telah aku perbuat di masa lalu. Aku takut jika dia tahu aku yang buat dia kehilangan sosok berharga dalam hidupnya, yaitu ayahnya. Aku takut ia tidak akan pernah memaafkan aku dan pergi dari kehidupanku.
Aku terlalu takut. Tapi aku salah, semua isi pikiranku itu salah! Dengan kasih sayangnya dan ketulusan hatinya, ia memaafkanku dan menerima semua kesalahanku terhadapnya. Bukan hanya itu, dia juga memintaku untuk melupakan semuanya dan mencoba memulai hidup yang lebih baik kedepannya. Aku tidak mengerti lagi dengan wanitaku ini, tapi aku sungguh-sungguh mencintainya.
"Papah!"
Suara putra kecilku, anak dari pernikahanku sebelumnya membuyarkan lamunanku.
"Iya sayang?"
"Papah lihat! dedek Nizam senyum-senyum, padahal lagi bobo," ucapan polos dari Rafa yang tidak hentinya memperhatikan adik barunya di gendongan Keyra.
"Dedek Nizam nya lagi mimpi itu namanya sayang," ucapku mengusap kepalanya dengan lembut.
"Mamah, Gina mau pangku dedek Nizam boleh?" tanya anak kedua kami mencoba mencolek-colek pipi chubby Nizam.
"Boleh dong sayang,"
Dengan hati-hati Keyra meletakkan Nizam di pangkuan Gina yang saat ini telah menjulurkan kakinya di tempat tidur kami.
"Mamah, abang juga mau!"
"Oke sayang, gantian ya sama Gina. Oke?"
"Oke mamah!"
"Bang Rafa kalau sudah besar jagain Gina sama Nizam ya?" ucap Keyra menciumi pipi putra pertama kami ini, Rafa.
"Siap! Abang akan jagain adik-adik kesayangan abang." ucap Rafa bersemangat seraya memeluk Keyra.
"Rafa senang punya adik?" tanyaku ke mengusap kepalanya dengan lembut.
"Senang papah, Rafa punya adik dua yey!" Ucapnya kegirangan.
Hari-hariku kini penuh dengan kebahagiaan, rasa lelah kerja seharian hilang semua setiap kali melihat mata teduhnya dan kegirangan anak-anak kami. Aku kini berpikir bahwa seharusnya aku jujur dari awal. Kesabaran Keyra membuatku tidak ingin jauh darinya. Dia makmumku, pemilik mata indah yang mampu membuat siapa saja mudah untuk jatuh hati padanya.
Ketulusan yang dimiliki dalam dirinya membuat ia dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayanginya.
"Papah!"
"Iya sayang? Kenapa?" tanyaku dengan lembut
"Pah, aku waktu itu pesennya adik perempuan tapi kenapa adiknya laki-laki?"
"Kan Rafa udah punya adik perempuan, itu adik Gina?" jawab lembut Keyra.
"Ooohh gitu,"
"Rafa sayang sama adik Gina bukan?"
Keyra mencoba bertanya dengan Rafa dengan sorot mata yang penuh kasih sayang.
"Sayang dong mah,"
"Rafa mau adik bayi perempuan lagi?" Tanyaku menggoda anak pertamaku ini.
"Memang bisa pah?"
"Bisa dong, nanti dibuatin adik perempuannya. Rafa pesan ke mamah gih sana,"
Aku bisa lihat tatapan nyalang Keyra karena ulahku. Tatapan yang membuatku semakin gemas untuk mengusilinya. Aku senang dengan semua yang ada pada dirinya. Aku juga bahagia karena ia telah melahirkan buah cinta kami, Nizam.
Nizam putra Abraham, nama dari anak ketiga kami. Hasil buah cintaku dengan Keyra Ulfa Mutiara. Seorang gadis manis bermata indah yang aku temui ketika ia masih berusia lima tahun. Sifat keibuan yang dimilikinya dan keberanian dalam dirinya serta lembut penuh kasih sayangnya membuatku semakin jatuh cinta.
Keyra Ulfa Mutiara,
Aku jatuh cinta padamu berulang kali
Raca cinta itu, kian lama semakin membesar
Teruslah disampingku
Menjadi pelita dari gelapnya kehidupanku-Dafa-
~ Selesai ~
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Beautiful Eyes (END)
ChickLitBaca dulu 3 part ya, kalau seru maka lanjutkan hehe Happy Reading dan jangan lupa Vote sebelum membaca ya 😇 ________________________________________ Sorot mata yang tajam namun juga indah. siapa sangka aku bertemu lagi dengan mata indah itu setelah...