39. Kebahagiaan Terindah

3.2K 168 15
                                    

Huah akhirnya mendekati detik-detik END 😱
Kuy vote dan komennya 😇

Happy Reading yeee
____________________________________

Aku yang terhanyut dalam suasan romantis ini tiba-tiba tersadar dengan suara riuh tepukan yang begitu ramai. Aku segera membuka mata dan melihat sekeliling yang begitu ramai masih dalam keadaan memeluk mas Dafa. Aku segera melepas pelukanku darinya dan melihat sekitar yang sudah ada bang Kevin, kak Raihan, Alina, kak Adit beserta istrinya juga ada umi, Abi, Ibuku dan masih banyak lagi.

Mereka semua keluargaku dan orang-orang terdekatku berkumpul di sini dan melihat semuanya. Aku menutup wajahku karena malu menjadi pusat perhatian meskipun mereka semua mengenalku dengan baik.

"Mamah!" teriak Rafa berlari mendekat ke arahku bersama dengan Gina. "Mamah, ini buat mamah dari Rafa sama Gina" sebuah boneka beruang putih yang sangat imut.

"Ini?" tanyaku bingung

"Iya mah. Kata papah itu beruang putih kaya beruang kutub yang sangat mamah suka."

Aku melihat ke arah mas Dafa yang kini hanya berdekhem seperti tau kalau selama ini aku menyebutnya dengan sebutan beruang kutub.

"Makasih anak mamah, sini kalian semua peluk mamah dulu." Aku berjongkok mensejajarkan diri dengan anak-anakku.

"Sayang mamah!" ucap mereka dengan kompak memelukku.

Aku bahagia bisa kembali kerumah ini bersama dengan suami dan anak-anakku dan juga keluarga besarku lainnya. Umi, abi dan Ibu menghampiriku yang kini memeluk Rafa dan Gina, mereka mengusap kepalaku dengan lembut. Aku tidak tau jika mas Dafa telah menyiapkan semuanya sampai aku tidak mampu berkata apapun saat ini.

"Gimana sayang?" Tanya mas Dafa yang kini menuntunku untuk berada di tengah-tengah mereka semua.

"Apanya?"

"Nyanyianku dan puisiku untukmu tadi?"

"Mau jawaban bohong atau jawaban jujur"

"Jujur lah sayang.... Jelek ya suara mas?" tanyanya dengan cemas.

"Jelek banget sampai aku nangis haru nggak nyangka suami aku bisa nyanyi seromantis itu dibalik sikapnya yang dingin kaya es kutub selama ini,"

"Artinya baguskan sayang sampai kamu meluk mas aja tadi erat banget." mas Dafa mencolek pipiku seraya menggoda.

"Iiihh kok kamu jadi genit sih mas? Ngaku siapa yang ngajarin?"

"Yang ngajarin abang kamu si Kevin Martinus!" ucapnya dengan menaik turunkan alis menatap bang Kevin.

"Heh Daf jangan mengada-ngada deh, segala gw di bawa-bawa. Key itu murni dari dalam naluri suami kamu ya," ujarnya yang kesal dengan Dafa.

Semua bergelak tawa melihat gurauan antara bang Kevin dan mas Dafa yang saling beradu argument. Tidak hanya kami saja yang sedang bahagia, namun Alina dan juga Raihan yang merencanakan pernikahan mereka bulan depan. Mas Dafa tidak hentinya terus merangkulku seakan tidak ingin jauh-jauh dariku.

Bang Kevin yang selama ini aku tidak tau kalau ia sangat jahil dimana terlihat ia terus saja menjahili teh Aisyah terus-menerus. Raihan dengan Alina mereka hanya diam tapi keduanya terlihat malu-malu kucing karena mereka memang belum menjadi pasangan halal tapi akan segera. Raihan tetap menjaga diri dengan terus menjaga jarak dari Alina meskipun aku perhatikan dia diam-diam mencuri pandang ke Alina begitu juga sebaliknya.

"Ibu....!" Yasmin berteriak memanggil ibuku dan memeluk ibuku.

Kami melihat itu bingung seketika karena baru saja ia bergabung bersama kami dan tertawa bareng.

"Lo kenapa Yas?" tanyaku khawatir.

"Yasmin kenapa nak?" tanya Ibu membalas pelukan Yasmin.

"Bu mereka jahat sama Yasmin, ibu lihat deh mereka pada mesra-mesraan didepan Yasmin. Padahal Meraka jugakan tau kalau Yasmin mau kaya gitu juga di rangkul-rangkul tapi Yasmin belum menikah." Dia mulai mendramatisir keadaan dan membuat kami tertawa tidak tahan untuk meledeknya.

"Makanya si aa' yang di Papua disuruh cepat pulang ke Surabaya terus lamar kamu Yasmin," ucap Ibu yang membuatku terkejut. Pasalnya aku baru mengetahui hal ini.

"Papua? Maksudnya?"

"Yah Ibu malah di kasih tau." Ia melepas pelukannya dari ibu.

"Itu loh Key si Yasmin ini di jodohin dengan laki-laki Abdi Negara oleh abahnya yang seakarang lagi ditugaskan di Papua selama setahun,"

"What?" aku. Alina, Raihan kompak terkejut.

"Wah mantap lo Yasmin," celetukan itu keluar dari bang Kevin dengan santainya.

"Parah lo nggak cerita ke gw Yasmin," Ucapku dibuat seolah-olah kesal padahal sebaliknya aku sangat bahagia.

"Asli sih parah emang nih si Yasmin," sambung Alina.

"Udah udah stop, masih lama satu Tahun. Kalian coba dulu stop jangan rangkul-rangkulan apalagi uwu uwuan depan gw please. Hati kejombloan gw nggak kukuh tau nggak sih!" gerutunya yang mengundang gelak tawa kami serentak.

"Heh Ijah, sirik aja geh hahaha,"

Semua terhanyut dalam kebahagiaan ini, aku bersykur Allah masih memberiku kesempatan untuk bersama-sama lagi dengan keluarga yang sangat aku cintai. Dia yang kini ada dihadapanku adalah suami yang sangat aku rindukan segala halnya. Sikap dinginnya, pegunungan es yang dalam dirinya yang membeku tapi kini telah cair, sosok imam yang selalu membangunkan untuk ditemani tahajud bareng,dan masih banyak lagi.

Satu sosok malaikat kecil yang Allah kirimkan sebagai perantara bertemunya aku dengan mas Dafa yaitu Rafa Abraham. Malaikat kecil yang selalu menggemaskan dan sekarang ia sangat tidak rela jika mas Dafa mencuri-curi kesempatan mendekatiku. Kini bukan hanya satu tapi ada dua malaikat kecil dalam hidupku yang menuju menjadi tiga insyaallah.

Seorang gadis kecil yang sangat cantik, dia adalah Gina Putri Abraham yakni anak mas Dafa dari sebuah kesalahan dengan Monica dimasa lalunya. Gadis cantik yang tak kalah menggemaskan dari Rafa, putra kecil sekaligus pangeran kecilku.

Aku mencintai mereka ...

***

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang