21. Sayap Yang Terluka

2.6K 240 17
                                    

Prang!

Bingkai foto yang ada di meja jatuh seketika tatkala tanganku tak sengaja membuatnya terjatuh dari nakas. Rasa sesak meliputiku, rasa ingin lari kini membuncah dalam diri dan kini aku bingung dengan situasi ini. Dia yang aku cinta kenapa dia juga yang telah memberiku luka?

Hah ... hah ... Sesak, sangat sesak rasanya. Nafasku rasanya seperti tercekat, begitu sulit rasanya untuk bernafas. Aku tidak tau bahwa dia yang aku cintai adalah orang yang terlibat dalam kecelakaan ayahku 18 tahun lalu. Kenapa? Kenapa harus dia? Kenapa dia begitu tega meninggalkan ayahku di malam itu? Kenapa?

"Astaghfirullah Keyra, kamu baik-baik saja kan?" tanya Umi yang datang masuk ke kamar bersama dengan Abi dan Alina juga Rafa. Aku menahan sekuat yang aku mampu agar air mataku tidak lolos di depan mereka.

"Ma ... maaf mi, Key nggak sengaja ngejatuhin foto itu tadi," Jawabku yang mencoba bernafas.

"Ya sudah nggak apa-apa, biarin nanti umi beresin. Sekarang kamu istirahat gih, muka kamu pucet banget," Ucap umi yang menuntunkun untuk menjauh dari pecahan bingkai foto yang terjatuh itu.

"Umi, Key mau ke rumah Ibu sekarang. Key kangen banget sama ibu, nggak apa-apa 'kan Mi?" tanyaku yang saat ini benar-benar ingin memeluk ibuku.

"Tapi kita kan sore ini mau ke ..."

"Lusa saja ya mi, Key bener-bener kangen sama Ibu. Key titip Rafa selama 2 hari ini boleh 'kan Mi?" Sarkasku sesegera mungkin, karena umi ingin aku memeriksa ke rumah sakit perihal kehamilanku.

"Ya sudah nggak apa-apa, tapi kamu di anter Alina ya kesananya dan soal Rafa kamu nggak usah khawatir sayang. Kamu puas-puasin kangen-kangenannya sama Ibu kamu ya," ucap umi mengusap lembut kepalaku.

"Makasih Umi." aku segera memeluknya. Rasanya aku ingin bercerita tapi aku tidak mau umi terluka. Aku segera melepas pelukan umi, ku hampiri Rafa yang berdiri sebelah Alina,

"Sayangnya mamah, sekarang sama nenek, kakek juga tante Alina dulu ya. Mamah mau ke rumah nenek Nia dulu, nanti malam sebelum tidur mamah telfon Rafa. Besok sekolahnya dianter tante Alina dulu. Nggak apa-apa kan?" Aku berjongkok menyamakan tinggi badannya.

Rafa langsung memelukku, seperti tahu bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. "Rafa sayang sama mamah, mamah baik-baik ya jangan sedih. Rafa udah janji sama papah buat jagain mamah jadi mamah harus baik-baik aja, okey?" Bisiknya di telingaku.

Aku tersenyum dan mengangguk menyetujui ucapannya. Aku akhirnya segera pergi diantar oleh Alina menuju rumah Ibu.

***

"Assalamu'alaikum Ibu." Aku memasuki rumah yang memberi banyak kenangan dalam hidupku. Rumah yang menjadi saksi perjuangan keluargaku menyusuri hidup yang tak begitu mudah.

"Wa'alaikumsalam, Keyra, masyaallah ibu kangen sama kamu nak. Baru aja beberapa saat yang lalu kepikiran kamu, eh taunya kamu dateng. Sama siapa kesini?" Ibu yang tengah menonton tv terkejut melihat kedatanganku. Ibu langsung memelukku, sungguh pelukannya begitu menghangatkan hati yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.

"Key juga kangen Ibu, itu sama Alina bu." tunjukku saat Alina baru memasuki rumah.

"Assalamu'alaikum bu," Ucap Alina menyalami tangan Ibuku. "Bu Alina langsung pulang ya agak mendung soalnya takutnya tar keburu hujan," lanjut Alina yang baru saja masuk tapi langsung berpamitan dengan ibuku.

"Kok nggak mampir dulu nak? Tapi kalau kamu maunya gitu ya sudah yang penting hati-hati ya Al bawa motornya" ucap Ibuku.

Setelah kepergian Alina, ibu menuntunku untuk ke kamarku untuk berisitrahat. Ibu bahkan pergi ke dapur dan membawakan teh hangat untukku. Perasaan yang tidak pernah bisa di bohongi yaitu perasaan seorang anak ketika dihadapan Ibunya.

"Kamu kenapa? Ibu bisa lihat kamu lagi nggak baik-baik aja kan?" tanya Ibu memegang tanganku dan memperhatikanku.

"Ibuuuu ... Key... Key nggak tau bu harus gimana hiks hiks," tangisku pecah seraya memeluk tubuh ibuku. Ibu yang selalu memberikan pelukan hangatnya untukku.

"Menangislah, ceritakan semuanya supaya hati mu lega," ucap Ibu mengusap punggungku.

"Di... dia yang kini hidup bersama Key adalah di ... dia yang udah buat ayah meninggal bu. Hah... Key merasa sulit untuk bernafas saat ini bu, Dia yang menikahi Key adalah orang yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi, orang yang meninggalkan ayah yang jatuh di jurang bahkan lari dan meninggalkan ayah hingga akhirnya ayah tiada. Hah... hah Key... Key kecewa bu... " ucapku tersendat seraya menangis sejadinya di pelukan ibuku menumpahkan rasa yang tertahan sejak di rumah umi.

"Menangislah sayang, menangis jika setelahnya itu membuatmu merasa tenang. Tumpahkan semuanya dan bernafaslah," Ucap Ibuku dengan tenangnya.

Aku menangis sejadinya, merasa apa yang sudah terjadi dihidupku adalah sebuah kesalahan. Rasa yang tumbuh di hatiku untuknya seakan berubah jadi sayatan luka.

"Sekarang sudah tenang?" tanya ibuku dan aku mengangguk dengan sesenggukan.

"Dengerin Ibu, Key. Ibu udah tau semuanya sebelum kamu menikah dengannya. Memang Dafa telah salah karena lari begitu saja malam itu. Dafa udah cerita semuanya ke Ibu mengenai kesalahan yang dia lakukan 18 tahun lalu. Dia datang ke Ibu dengan memohon maaf ke ibu, dia laki-laki yang terlihat kaku hari itu datang dan menangis meminta maaf dan menyesali semuanya. Ibu sudah tidak mempermasalahkan hal itu karena itu memang sudah berlalu. Setidaknya dia sudah bertaubat dan mengakui kesalahannya di masa lalu karena belum berani mengambil tanggung jawab. Ibu bisa lihat ketulusan dan penyesalan menyatu dalam matanya sekaligus," Jelas Ibu yang membuatku terkejut, bahkan Ibu tau dan Ibu begitu mudah memaafkannya?

"Bu? Kenapa Ibu memaafkannya dan bahkan Ibu membiarkan aku menikah dengan dia, padahal ibu tau semuanya? Ayah meninggal karena dia bu..." ucapku yang tak percaya dengan apa yang terjadi ini.

"Hah... sayang kamu lupa? Kamu masih ingatkan apa yang Ayahmu sering bilang ketika kamu kecil dulu? Kamu itu adalah anugrah buat Ibu sama Ayah, kamu bahkan sangat mengingat apa saja yang kami ucapkan ketika usi mu masih sangat belia. Ingat sekarang?"

"Hm ... " Aku mengangguk.

"Jadilah pemaaf meski hatimu terluka, jangan jadi makhluk yang sombong, bahkan Allah yang menciptakan saja memaafkan hambanya bukan? Lalu siapa kita yang hanya seorang makhluk mampu menyalahkan dan tidak mau memaafkan? Jadilah orang pemaaf dan orang yang berhati lapang sayangg..., Dia saat ini adalah imam dalam hidupmu yang menjadi alasan meraih surganya Allah. Menikah bukan hanya menerima kesenangan dan kebahagiannya masa depan melainkan menerima masa lalu meskipun itu kelam ...." Jelas Ibu dengan senyuman yang mampu menghangatkan hatiku saat ini.

"Tapi Key nggak tau bu..."

"Mintalah sama Allah agar hatimu selalu diberi kelapangan. Soal kematian ayahmu itu semua adalah takdir yang tidak siapapun mampu mengubahnya. Meskipun malam itu bukan Dafa tapi jika sudah ditakdirkan ayahmu meninggal maka tidak ada siapapun dapat menghalangi atau menundanya. Saat itu Allah menjadikan Dafa perantara terjatuhnya mobil ayahmu. Jadi apapun yang terjadi, percayalah itu adalah kehendak-Nya. Perbanyak istighfar ya sayang"

"Astaghfirullahaladzim, Key nggak tau bu, tapi Key akan coba untuk menerima segalanya."

Kenapa begitu mudah bagi-Nya membalikkan keadaan? Baru beberapa saat aku begitu bahagia dengan kehamilanku tapi keadaan membalik menjadi duka yang tersingkap. Kenyataan pahit yang tertutup akhirnya terbuka menyisakan rasa perih yang mendalam. Sayapku telah terluka namun aku akan berusaha untuk terbang meski dengan sayap yang tak sempurna lagi. Aku akan berusaha meski aku telah terluka. Sebenarnya kau menikahiku karena apa? Kamu menikahiku sebagai penebus kesalahan? Atau kamu menikahiku hanya untuk sebuah penyesalan? Siapa aku bagimu ? Pertanyaan terus berputar di kepalaku dan aku tidak tau akan bagaimana berhadapan denganmu nanti.

Percakapan dua orang antara ibu dan anak itu tak sengaja di dengar oleh seseorang tanpa sengaja yang ikut menangis. Sesorang itu menangis melihat betapa tulus hati Ibu dari gadis itu memaafkan kesalahan yang sudah diperbuat oleh suami dari anaknya. Rasa sedih bercampur kesal dengan seseorang yang sangat dia kenal membuatnya ikut merasa hancur. 

______________________________________

Gimana gaess?
Next nggak nih kira-kira? 🤧
.
.
.
Thank's banget yang masih mau mampir 😇

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang