6. Mencairkah?

3.4K 296 25
                                    

Bismillah...
Assalamu'alaikum

Sebelum membaca jangan lupa untuk Vote ya 🥰

Selamat menikmati kisah Keyra dan Dafa 🤗

Follow arkhafa

Happy Reading...
.
.
.
_

______________________________________

Sudah satu jam Dafa tertidur, kakiku sudah mulai merasa kesemutan. Tapi aku tidak sampai hati jika harus membangunkan suaminya yang tertidur dalam ketenangan. Bisa terlihat jika sebelumnya Mas Dafa tidak tenang dalam tidurnya. Aku memperhatikan lamat-lamat wajah Mas Dafa dengan rahang yang keras, hidung yang mancung dan wajah menentramkan apabila sedang tidur. Aku tersenyum dan bersyukur dapat melihatnya sedekat ini. Aku yang pada dasarnya jahil memainkan alis Mas Dafa yang tidak terlalu tebal namun tidak juga tipis tapi bentuk alis itu menandakan ketegasan dari seorang Dafa Abraham.

"Kalau lagi jinak kelihatan ganteng kamu mas, tapi kalau lagi garang rasanya pengen istighfar setiap saat," gumamku dengan tangan yang masih memainkan ujung hidungnya.

Sedang asik-asiknya aku memainkan hidung mancungnya yang bagaikan perosotan anak TK itu, tiba-tiba tangannya di hentikan oleh Mas Dafa yang membuka matanya perlahan.

"Kamu ngapain?" Tanyanya dengan ekspresi datar.

"Hi.... Nggak ngapa-ngapain mas." cengir Keyra beralibi.

"Ni jari telunjuk ngapain ada di muka saya?" Tanya Mas Dafa yang masih memegang jari telunjuk milikku.

"Mmmm... eee..anu mas.. apa ya? Oooohh ini tadi ada semut kecil mau aku hempasin dia pake jari telunjuk aku hahha. Iya bener gitu." Aku langsung menarik jariku.

"Dasar bohong. Sekarang jam berapa?"

"Ih dasar Beruang," gumamku.

"Kamu bilang apa?" Tanya Dafa yang sontak bangkit mengganti posisinya jadi duduk di sebelahku.

"Nggak bilang apa-apa. Dah sana siap-siap subuhan ke Masjid, sekarang udah pukul 04.10 Wib," Jelasku seraya meremas bawahan mukena atau lebih tepatnya kakiku sudah merasa kesemutan sekaligus sedikit keram.

"Ra kamu kenapa?" Tanya Mad Dafa yang tiba-tiba terlihat khawatir.

"Nggak apa-apa mas, Cuma kesemutan aja kakinya." Ucapku masih memegang kaki.

"Astaghfirullah, gara-gara saya ya? Saya tadi kelamaan ya tidur di kaki kamu? Kenapa kamu nggak bangunin saya saja tadi?" Serbuan pertanyaan dari Mas Dafa yang mencoba menepuk-nepuk kakiku. 

"Astaghfirullahaladzim berasa kriminal yang di introgasi, banyak banget pertanyaannya. Satu-satu dong bambang. Tu ngapain coba di tepuk-tepuk kaki Keyra?" ucapku dengan santainya.

"Kata kawan saya biar semutnya hilang."

"Pffftt... hahaha, haduh. Dah dari pada kamu nepuk-nepuk gitu mending sekarang siap-siap ke masjid sayang buat sholat subuh." Aku tertawa dengan ulasan datarnya yang terlihat polos.

"Yuk aku bantuin kamu berdiri dulu." Mas Dafa mencoba membantuku berdiri.

Setelah membantuku untuk pindah duduk di tepi tempat tidur, Mas Dafa melangkah menuju kamar mandi. Setelah usai berwudhu dan hendak pergi ke masjid sebelum adzan subuh berkumandang, Mas Dafa memintaku untuk tidur sebentar usai sholat subuh.

***

"Assalamu'alaikum..." ucapan salam yang kompak dari dua makhluk ciptaan Allah yang sangat Aku sayangi, siapa lagi jika bukan Mas Dafa dan Rafa. Mereka baru kembali dari masjid setelah menunaikan sholat subuh berjama'ah di masjid.

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang