Kevin dan Dafa kini menunggu Keyra di depan IGD. Dafa tidak hentinya berdoa memohon kepada sang Khalik agar istri dan anaknya baik-baik saja.
"Sabar Daf, gw yakin Keyra akan baik-baik aja." Kevin memegang bahu Dafa.
"Tapi gw khawatir Vin, ini semua gara-gara gw bahkan ayahnya dulu celaka gara-gara gw juga," Ucap Dafa semakin merasa frustasi.
"Jangan terus menyalahkan diri lo sendiri Daf. Apa yang udah terjadi itu semua atas kehendak-Nya"
"Iya Vin, eh iya kok lo bisa ada di Surabaya? Bahkan lo juga kenal Keyra?" tanya Dafa yang baru sadar atas kehadiran Kevin di Kota nya.
"Lo ingat gadis yang gw ceritain pada saat kita di Jerman? Gadis yang membawa gw ke hidup yang lebih baik dan bahkan gadis pertama yang nolak gw, lo ingat?"
"Iya gw ingat Vin, jangan bilang .... " Dafa tidak melanjutkan kalimatnya.
"Iya, itu adalah Keyra. Soal lo yang cemburu dengan Raihan, jangan salah paham karena gw kenal Keyra itu wanita yang berprinsip. Kalau dia bilang nggak ya berarti nggak dan lo harus percaya dia, lagian nasib Raihan sama gw itu sebelas dua belas tau di tolak sama Keyra dan dia milih lo artinya lo berharga buat dia,"
Dafa terdiam mendengar penjelasan dari Kevin sahabatnya itu. Dafa kini mengerti bahwa Keyra memang bukan wanita biasa melainkan wanita yang berpengaruh bagi banyak orang. Dafa semakin menyesal pernah tidak mempercayai Keyra dan menuduhnya dengan hal yang tidak pernah Keyra lakukan. Sekarang bagaimana? Apa Keyra akan memaafkannya dan kembali padanya? Pikiran itu terus berputar di kepalanya menyisakan banyak pertanyaan.
"Keluarga Ny. Keyra?" seorang dokter muda keluar dari ruang IGD dan membuat dua laki-laki itu segera berdiri dari tempat duduknya.
"Saya suaminya dok. Bagimana dengan istri saya?" tanya Dafa sangat cemas.
"Alhamdulillah istri bapak baik-baik saja dan untuk lukanya nggak terlalu parah hanya butuh sedikit jahitan saja di kepalanya. Tetapi untuk sementara pasien harus dirawat dua hari untuk memastikan tidak ada cidera lain yang berakibat pada kandungannya. Kami akan segera memindahkan Ny. Keyra ke ruang rawat inap"
"Alhamdulillah.... " kompak kedua laki-laki itu.
"Apa saya boleh melihatnya dok?"
"Boleh, tapi dimohon untuk tidak menganggunya agar pasien bisa beristirahat,"
"Baik dok,"
Dafa segera masuk keruangan dan dilihatnya Keyra yang masih belum sadarkan diri. Mata indah yang selalu berbinar dengan segala keriangan dan menyejukkan itu kini masih terpejam. Dafa mendekat ke tempat dimana Keyra kini berbaring. Dilihat wajah cantik istrinya yang terlelap dengan selang infus yang terpasang di tangannya dan juga sedikit terlihat perban di antara jilbabnya bagian kepala.
"Keyra.... " ucapnya dengan lembut seraya mengusap wajah sang istri.
"Sayang, maafin mas ya. Gara-gara mas kamu jadi harus mengalami semuanya. Maafin suami kamu yang bodoh ini sayang,"
"Ngghhh .... Ssshhh..." lenguh Keyra membuka sedikit matanya dan sedikit meringis tatkala kepalanya terasa sakit.
"Sayang, kamu sudah sadar? Alhamdulillah akhirnya kamu sadar. Kamu tunggu sebentar ya biar aku panggil dokter,"
"Nggak usah mas, aku baik-baik aja kok." ucapnya perlahan seraya menahan tangan Dafa.
"Serius? Tapi kamu meringis kesakitan sayang?"
"Aku nggak apa-apa, mungkin bekas benturan tadi. Rafa mana?"
"Rafa sudah pulang sama Alina dan Yasmin. Key maafin mas ya, mas mohon.... " Dafa memegang tangan Keyra dengan lembut dan terus memohon pada istrinya.
"Kamu udah nggak marah mas?" tanya Keyra mencoba tersenyum.
"Maksud kamu Key?"
"Kamu udah nggak marah lagi sama aku? Aku sebenernya mau jelasin kalau aku nggak ada hubungan apa-apa sama kak Raihan mas," Keyra berbicara secara perlahan.
"Mas tau Key. Maafin mas karena udah keterlaluan sama kamu dan mas menyesal Key. Key kamu mau maafin mas kan? please jangan marah lagi ya sayang?"
"Hm .... Kamu lucu mas, aku bersyukur karena Allah selalu membuka hati aku untuk terus memaafkan kamu apapun itu. gimana juga aku bisa marah kalau kamu terus panggil aku dengan sebutan sayang?" Keyra tersenyum kecil melihat wajah suaminya.
"Tapi Key, aku yang udah buat ayah kamu .... "
"Husstt... sudah ya jangan dibahas. Itu bukan salah kamu, Ibu benar kalau itu semua sudah takdir." Keyra memotong kalimat Dafa.
"Maafin aku ya sayang, kamu maukan habis ini pulang sama aku?" Dafa mencoba memastikan berharap Keyra mau ikut pulang bersama dengannya.
"Maaf mas, aku mau ke Bandung,"
"Kamu masih marah sama mas?"
"Udah nggak kok,"
"Terus kenapa kamu nggak mau pulang?"
"Aku kan nggak bilang nggak mau pulang. Tapi aku mau ke Bandung kerumah nenek aku buat nyari cuankie sama peuyem,"
"Hah maksud kamu?"
"Aku ngidam Cuankie sama Peuyem tau,"
"Ya sudah kita cari aja yang ada di Surabaya pasti ada kan? nggak harus ke Bandung sayang"
"Aku maunya makan di Bandung tau"
"Oke deh, tapi kamu harus ikut pulang dulu sebelum itu ya. Kamu mau pulang kan kerumah, Mas mohon sayang."
"Hm... pikir-pikir dulu deh," Ucap Keyra yang belum sehat sepenuhnya itu mencoba menjahili Dafa.
Begitulah Keyra, wanita yang mudah sekali memaafkan dan melupakan semuanya seakan itu tidak pernah terjadi. Kasih sayang Keyra ke suami dan anaknya membuat ia lupa akan luka yang pernah hinggap di hatinya. Sepasang suami istri itu tidak sadar bahwa ada sesorang yang memperhatikan mereka di balik celah pintu dan tersenyum. Orang itu adalah Kevin dan betapa senangnya Kevin bisa melihat senyum tulus itu lagi dari seorang Keyra. walau awalnya Kevin sempat kesal atas perbuatan Dafa tapi yang penting baginya adalah kebahagian gadis itu.
"Kamu tidak berubah Key, kamu masih wanita yang sama yang memiliki hati yang tulus. Bahagia terus ya Keyra" batin Kevin mengeluarkan cairan bening haru melihat senyum Keyra mencoba menjahili suaminya.
"Sayang, kok kamu nggak kasih tau aku kalau kamu hamil?" tanya Dafa
"Hm sebenernya aku mau kasih kamu kejutan sepulang kamu dari Jerman tapi situasinya malah gitu deh hehe."
"Maafin mas ya,"
"Sudah ah maaf maafan terus kaya lebaran aja. Mas jangan panggil Key dengan sebutan sayang terus dong, Key jadi gugup tau kalau di panggil itu," Wajah Keyra memerah mengatakan hal itu ke Dafa.
"Masa sih sayang? Kamu dulu sering godain aku kaya gitu, mau kopi yang manis, pahit atau asin sayang?" Dafa menirukan gaya bicara Keyra sewaktu di awal pernikahan setiap menyambut Dafa yang pulang kerja.
"Ih kamu masih mengingatnya? Sudah ah malu tau, aku kaya gitu karena kamu itu mukanya datar terus kaku kaya kanebo kelamaan di jemur,"
"Berani ya ngatain suaminya. Cium nih." Dafa mendekatkan dirinya ingin mencium pipi Keyra.
"Papah!"
"Terlambat! Pengacau kecil datang" gumam Dafa yang hafal suara itu.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Beautiful Eyes (END)
ChickLitBaca dulu 3 part ya, kalau seru maka lanjutkan hehe Happy Reading dan jangan lupa Vote sebelum membaca ya 😇 ________________________________________ Sorot mata yang tajam namun juga indah. siapa sangka aku bertemu lagi dengan mata indah itu setelah...