33. Merindukan

2.5K 202 21
                                    

Rindu itu lucu. Suka datang menyeruak masuk ke dalam Qolbu dan mengobrak abrik isi pikiran serta jiwa. Sangking lucunya, Rindu itu datang dan tidak mau pergi sebelum adanya sebuah pertemuan. Rindu adalah suatu penyakit yang melanda banyak orang yang tidak ada obat selain perjumpaan. Rindu itu lucu!

Aku mencoba membuka aplikasi media social di ponselku yaitu Stargram. Begitu banyak pesan yang masuk dan salah satunya dari dia, orang yang sangat aku rindukan untuk berada disampingku.

@Dafa_Abraham

Sayang kamu dimana?

Sayang pulang aku mohon

Sayang ku ya Zaujati, pulanglah. Maafin aku yang nggak bisa menahan emosiku, aku mohon pulang lah aku rindu kamu.

Keyra ku tersayang, mamah untuk anak-anakku pulang ya ....

Kasih tau aku dimana keberadaanmu biar aku jemput. Kamu mau aku terus berbohong dengan Rafa, anak kita?

Key, mas mohon pulang sayang. Kamu dimana?

Sayang kamu baik-baik aja kan?
......

Begitu banyak pesan dari mas Dafa yang masuk ke akunku. Aku nggak tau harus senang atau bagaimana, tapi aku benar-benar merindukannya.

"Key" Yasmin menyentuh bahuku dengan lembut.

"Yasmin gimana sekarang?" tanyaku menghadap Yasmin dan menunjukkan ponselku padanya.

"Kalau lo ngerasa kangen juga, balas pesan dia dan bilang kalau lo ada dirumah gw" Yasmin memintaku membalas pesan itu, tapi aku ragu.

"Yas gw nggak tau harus gimana sekarang, tapi jujur gw kangen banget sama dia dan juga Rafa. hidup gw lebih berasa kosong jauh dari mereka"

Bulir-bulir air mata mulai jatuh dari pelupuk mataku. Ya, aku sangat rindu dia yang selalu jadi imam dalam solatku. Dia yang selalu membangunkan aku hanya untuk sholat tahajud berjama'ah dan dia yang selalu bersikap dingin tapi sedikit jahil meletakkan handuk bekasnya jogging. Dia yang selalu menikmati masakanku dan dia yang selalu tidur dipangkuanku setelah tahajud hanya untuk meminta aku mengelus kepalanya. Aku merindukan semua itu.

"Gw nggak bisa kasih saran apapun, tapi gw tau lo selalu bisa ambil keputusan terbaik buat hidup lo. Apapun itu gw bakal selalu dukung lo sebagai sahabat."

"Mending lo bales pesan dia dan bilang lo ada disini. Biar kalau sudah ketemu lo bisa meluk dia sepuas lo, jadi lo nggak usah melukin baju si om om itu sampe nggak pernah lo cuci." Lanjut Yasmin yang membuatku tersenyum malu karena kepergok melukin pakaian mas Dafa setiap malamnya.

"Ih Yasmin mah, ntar lo juga bakal ngerasain kalau jauh dari suami gimana apalagi posisi lo lagi hamil. Ups keceplosan!" Aku menutup mulutku dan lupa jika Yasmin belum kuberitahu soal kehamilanku.

"What! Lo hamil dan lo nggak kasih tau gw sahabat lo sendiri? OMG jahat banget lo Key, lo kok nggak bilang mau kasih gw keponakan lagi? Huahhhh senengnya gw, jadi mau cepet nikah juga." Yasmin ngedumel dan memelukku dengan erat.

"Maaf ya Yasmin, gw mau kasih tau lo kalau mas Dafa pulang tapi situasinya malah begini haha."

"It's Ok gw ngerti, lo harus jaga kesehatan dan lo mau minta apa aja bilang sama Yasmin. Yasmin akan siap untuk calon ponakan Yasmin."

"Ya sudah sekarang bales pesannya di Stagram dan bilang lo di rumah Yasmin Putri Kalifa." Lanjutnya memintaku membalas pesan mas Dafa.

"Ok siap"

Aku yang berniat membalas pesannya terhenti ketika satu panggilan dari bang Kevin. Aku segera menggeser tombol hijau dilayar ponselku.

"Assalamu'alaikum bang"

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang