Brugh!
"Akh sakitnya ...." Aku mengusap bagian bokongku akibat menyentuh lantai dengan sangat keras.Aku mengedarkan pandanganku, aku baru sadar ternyata yang tadi itu hanya mimpi. Hah...aku membuang nafas dengan rasa kecewa karena tadi itu hanya mimpi. Tapi, memang rasanya tidak mungkin sih mas Dafa akan seperti itu. Jangankan menyentuhku bahkan ketika matanya tak sengaja beradu dengan mataku, dia akan langsung memalingkannya ke arah yang lain.
Aku melipat tanganku di atas sofa rumah kami dan meletakkan kepalaku di atasnya. Aku tersenyum jika saja tadi itu bukan mimpi, ah aku akan sangat bahagia. Hm tapi si muka jutek itu di dunia nyata seperti demit yang memasang tameng seakan takut aku menyerangnya. Sudah jalan satu bulan pernikahan kami tapi rasanya bukan seperti pernikahan.
Aku terlalu lelah hari ini sampai-sampai tertidur di atas sofa dan memimpikan hal yang tidak akan mungkin terjadi.
"Sadar dong Ra, kamu itu siapa dan dia siapa." Aku menepuk-nepuk kedua pipiku agar sadar siapa diriku.
Aku Keyra Ulfa Mutiara, terlahir dari keluarga sederhana dimana pekerjaanku hanya seorang penulis dan guru honorer di sebuah Madrasah Aliyah Swasta di Surabaya. Aku punya satu suami, iya cuma satu suami kok, kalau dua jadi poliandri dong, aku juga memiliki satu anak laki-laki yang sangat-sangat imut. Suamiku yaitu mas Dafa adalah seorang pengusaha muda yang terkenal di kota kami. Aku menikah dengannya satu bulan yang lalu dimana status dia sebagai seorang duda yang ditinggal mati istrinya tepat setelah melahirkan Rafa anak kami 4 Tahun yang lalu.
Aku mengenal mas Dafa tidak begitu lama, hanya sekitar 3 bulan tanpa ta'ruf hanya kenal biasa sebagai ayah dari Rafa sampai akhirnya ia datang kerumahku dan melamarku. Aku sangat senang, aku pikir pernikahanku akan seperti pasangan pada umumnya masih uwu uwu gitu. Apalagi aku sangat memimpikan pacaran dengan suamiku setelah pernikahan. Tapi nahas sekali, sikapnya yang sangat cuek bahkan nyebelin dan sangat dingin seperti es di kutub membuatku seperti tidak mampu menjangkaunya. Satu hal yang membuatku bersyukur yaitu aku menjadi ibu bagi Rafa. Rafa sangat menyanyangiku, bahkan ketika dia tau aku menjadi ibunya dia seperti mendapat hadiah karena kegirangannya.
Mas Dafa akan berubah sedikit tersenyum ketika sedang ada Rafa di dekatku atau saat sedang ada keluarga kami. Tapi jika hanya berdua, Masyaallah rasanya ingin kupukul kepalanya biar dia amnesia terus jadi manis kepadaku. Dia orang yang sangat irit senyum. Pertama dan terakhir kalinya aku lihat dia tersenyum sumringah itu ketika di foto pernikahan kami. Aku jadi curiga kalau itu senyum palsunya...
"Mama!"
Aku tersentak ketika mendengar anak kesayanganku memanggilku. Apa aku bermimpi lagi?"Mama! Mama di panggilin sama Lafa(Rafa) nggak nengok-nengok" suara Rafa yang berlari memelukku dari arah belakang. Suara cedal yang belum bisa bilang R itu terdengar sangat menggemaskan bagiku.
"Loh anak mamah udah pulang? Pulang sama siapa sayang? Sama kakek apa nenek?" Tanyaku kepadanya
"Sama papa ma, itu" ucapnya seraya menunjuk orang yang sedang jalan menuju dapur, mungkin ingin mengambil minum
"Oohhh, Rafa udah makan?" Tanyaku saraya mengarahkan dia untuk duduk di pangkuanku.
Rafa duduk di hadapanku sambil memilin jilbabku. "udah mah, mah Lafa pingin loh jalan-jalan sama papa tapi sama mama juga nanti pas hali minggu"
"Hmm ...." Aku memegang dagu seakan berpikir untuk setuju atau tidak hanya untuk menggodanya, "gimana ya .... ???"
"Ayo dong mah, ya? Aku tadi udah ajak papa dan papa setuju." jawabnya dengan bibir yang di manyunkan membuatku gemas dan menciumi pipi gembul putraku ini.
"Really? Papa setuju? Oke mama akan pertimbangkan," jawabku seperti meledeknya.
"Aaahhhh mama... ayo dong ma, ya ya ??" Rengek Rafa yang terus mencoba membujuk ku. Padahal aku hanya ingin bermain-main dengannya.
"Sudahlah Ra, turutin aja maunya dia. Nanti kita pergi jalan-jalan cuma bertiga aja," ucap mas Dafa yang datang dari arah dapur tapi dengan nada yang datar.
"Iya mas," jawabku tersenyum dan melihatnya membuatku teringat mimpi tadi. "Oh Allah tampannya suami hamba ini tapi sayang sifatnya nyebelin bikin harus lebih banyak sabar dan istighfar," ucapku dalam hati.
"Apa lihat-lihat?" Tanya nya yang sadar kalau aku sedang memperhatikannya.
"Ih kepedean banget sih, siapa juga yang liat-liat mas," Balasku dengan sesegera mengalihkan pandanganku
"Dasar nggak ngaku!" ucapnya pelan namun masih terdengar olehku. Aku langsung menatapnya dengan tatapan kesal.
"Saya mau balik lagi ke kantor. Ingat jangan banyak ngelamun sambil senyum-senyum nggak jelas, nanti kesambet," ucap mas Dafa yang melenggang pergi dengan langkah yang cepat.
Aku terkejut bukan main mendengar ucapannya. Aku benar-benar malu ketahuan sedang senyum-senyum, tapi setidaknya dia tidak tau yang aku lamunkan adalah dirinya. Huahh bayangan ke uwuan setelah menikah rasanya itu sirna. "Semangat Keyra, misi mu sekarang adalah menaklukan sikap keras si makhluk kutub itu!" aku berdialog dalam hati meyakinkan diri
"Mah?" Rafa memanggilku dan memegang wajahku dengan tangan mungilnya itu.
"Iya sayangnya mamah?" Ucapku memegang kedua tangan mungil itu di pipiku.
"Lafa mau bobo siang ma," ucapnya dengan mata sayu yang sudah terlihat mengantuk. Dari pagi dia di susul oleh nenek dan kakeknya untuk bermain di rumah mereka. Mungkin karena lelah jadi Rafa merasa mengantuk, padahal biasanya harus ku bujuk dulu agar mau tidur siang.
Aku menyetujuinya dan menggendong tubuh mungilnya menuju kamarnya. Rafa memang punya kamar sendiri dan aku lebih sering tidur di kamar Rafa dibandingkan kamarku dan mas Dafa. Mungkin rasa haus kasih sayang seorang ibu membuat Rafa lebih manja kepadaku, tapi aku sangat senang. Ketika aku pergi bersamanya tidak ada yang mengira jika dia itu anak sambungku karena kemiripan di mata kami kata mereka. Aku tidak tau tapi mungkin ini takdir, aku sangat bahagia memiliki Rafa meskipun mas Dafa masih bersikap tak acuh terhadapku. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk jadi istri yang sholihah untuk suamiku dan jadi ibu yang baik bagi anakku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Beautiful Eyes (END)
ChickLitBaca dulu 3 part ya, kalau seru maka lanjutkan hehe Happy Reading dan jangan lupa Vote sebelum membaca ya 😇 ________________________________________ Sorot mata yang tajam namun juga indah. siapa sangka aku bertemu lagi dengan mata indah itu setelah...