17. Berpisah Sementara

2.5K 230 6
                                    

"Pagi sayang," Sapa mas Dafa memelukku dari belakang yang sedang memeriksa kopernya pakaiannya kalau-kalau ada yang tertinggal.

"Hm pagi juga, mas kamu beneran mau pergi?" tanyaku yang rasanya tidak ingin melepas dia pergi.

"Iya Key beneran, aku harus ngurus kerjaan yang disana soalnya,"

"Berapa lama ke Jermannya? Jangan lama-lama loh mas," Ujarku yang benar-benar tak rela.

Mas Dafa melepas pelukannya dan membalikkan tubuhku menghadapnya seraya menangkup wajahku dengan kedua tangannya.

"Istriku dengerin ya, mas perginya cuma sebulan aja dan kalau pekerjaan disana selesai mas akan langsung pulang kok. udah dong dari semalem uring-uringan aja kaya bakal sampe setahun aja suaminya pergi," ucap mas Dafa yang sedang jinak sepertinya karena sangat lembut cara bicaranya.

"Huh... Oke deh." Aku membuang nafas pasrah.

Aku tidak tau kenapa belakangan ini aku seperti merasa cemas sendiri. Ada hal yang mengganjal dipikiranku yang aku sendiri tidak tau itu apa. Aku mencoba menepis rasa cemas dan khawatir yang berlebihan itu tapi kenapa semakin tidak bisa. Belum lagi ketika mas Dafa kemarin bilang kalau dia harus ke Jerman karena pekerjaannya, rasa cemas itu seakan semakin menjadi. Sebenarnya ada apa? Apa yang membuatku seperti ini?

#Ruang Makan

"Keyra!"

"A..ah iya mas ada apa?" Aku terkejut mas Dafa menyentuh tanganku.

"Kenapa ngelamun? Kamu masih kepikiran aku perginya bakalan lama?" tanya mas Dafa.

"Hm... Nggak kok mas, Cuma lagi kepikiran sesuatu aja." aku menggelengkan wajahku dan tersenyum menutupi kekhawatiranku.

"Papah!" panggil Rafa

"Iya sayang, kenapa?"

"Papah pulangnya bawain Rafa sama mama oleh-oleh ya," ucap Rafa dengan polos.

"Siappp bos kecil, kalau papa nggak ada Rafa harus janji jagain mama ya," ucap Mas Dafa dengan senyum manisnya seraya mengusap kepala Rafa.

"Siap! Mama akan aman sama Rafa pah," jawabnya memberi hormat ke mas Dafa.

"Ya sudah, sekarang cepat habiskan sarapannya terus berangkat sekolah."

"Iya Pah,"

Rafa masuk sekolah tahun ini, tapi bukan sekolah umum melainkan sekolah tahfidz. Rafa merengek meminta kami memasukkannya ke sekolah itu karena Sisil anak tetangga umi yang juga bersekolah ditempat tersebut. Aku dan mas Dafa akhirnya mengabulkan permintaannya agar Rafa mengenal agamanya sejak dini, mengenal Al-Qur'an dan Hadist dari sedini mungkin sebelum mengenal pelajaran umum. Jika umurnya sudah cukup maka Rafa baru akan masuk ke sekolah TK namun tetap TK Islam.

Ada hal berkecamuk dalam hati melepasnya pergi. Kebetulan hari ini aku tidak masuk kerja karena aku sendiri tidak tau belakangan kurang fit. Untung saja hari ini tidak ada kelas jadi aku bisa minta izin tidak berangkat kerja supaya bisa melihat mas Dafa sepuasnya sebelum pergi ke Jerman. Usai sarapan Rafa pergi lebih dulu di anter pak Jojo sementara dengan sepeda motornya dan aku kini tinggal aku yang melepas mas Dafa karena dia mau berangkat.

"Mbok Ifa ...," mas Dafa memanggil mbok Ifa yang masih ada di dapur.

"Iya pak?" jawab mbo Ifa yang langsung datang.

"Mbok, Dafa titip rumah ya sama titip Keyra juga Rafa," Ucap mas Dafa berpesan pada mbok Ifa.

"Siap pak,"

"Terimakasih ya mbok," ucap mas Dafa. "Ya sudah sayang mas pamit ya, jaga diri baik-baik jangan terlalu banyak pikiran terus kurangin ngelamunnya, nggak baik tau. udah mas pergi dulu Asslamu'alaikum" lanjutnya mengusap kepalaku dan mencium puncak kepalaku sebelum akhirnya masuk mobil.

"hm hati-hati ya mas dan jangan lupa telfon jika sudah sampai,"

"Oke siap bos," jawabnya dan akhirnya mobilnya melesat pergi.

Kenapa baru beberapa saat kami dekat tapi sekarang malah terpisah oleh jarak? 

______________________________________
Hai Readers jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen kalian ya
Terimakasih 🥰
Eh
Eh
Kok pendek part nya?
Tenang aku kasih bonus part hari ini 😁

Btw buat yang penasaran sama rahasia yang belum terungkap di cerita ini, sabar ya karena akan terungkap di part-part setelah ini.

Apa aja sih yang belum terungkap?
1. Masa lalu Dafa
2. Pembicaraan Raihan ke Keyra

Ada lagi?

Pantengin terus ya karena belum sempurna kebahagiaan jika belum di uji 😇

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang