Happy Reading gaess 🤗
.
.
.
Warning Typo ya 😁
______________________________________"Mas, habis ini makan buryam yuk di taman kompleks, boleh nggak?" tanyaku dengannya yang sambil mengayunkan tangan ku ke Rafa yang berjalan di tengah-tengah kami.
Kami saat ini sedang jogging bertiga usai sholat subuh tadi. Mas Dafa tiba-tiba mengajakku dan Rafa untuk jogging bersama mengitari kompleks perumahan di hari sabtu. Setelah lama mengitari kompleks yang ternyata cukup melelahkan, akhirnya kami bertiga hanya berjalan saja.
"Hm," jawabannya dengan singkat.
Huft... aku mengehala nafas sebal jika sudah berhadapan dengan Beruang kutub satu ini. Sikap dinginnya hanya turun ke level kulkas tapi kadang naik lagi ke level kutub. Tapi, aku cukup senang karena ada perubahan sedikit darinya dimana dia sudah mau cerita tentang masalah-masalah yang di alaminya. Masalah kantor yang ternyata ada karyawan dia yang tertangkap menggelapkan uang perusahaan yang jumlahnya tak sedikit.
Belum lagi karena ulah karyawannya itu, membuat perusahaan mas Dafa cukup rugi besar, tapi kini masalah itu sudah ia serahkan ke pihak berwajib. Tapi, aku bingung dengan perkataannya kala itu soal dia bilang dia punya salah denganku di masa lalu. Aku tak mau menanyakannya sampai dia sendiri yang bilang dan aku juga tak ingin penasaran yang akhirnya akan merusak kebahagiaan keluarga kecil kami ini.
"Mamah Rafa mau bubur ayam dikasih sate hati ayam ya?" tanya Rafa ketika kami sampai di taman kompleks dengan suara menggemaskan.
"Boleh sayang, Rafa mau pesan apa aja boleh. Nanti papah yang bayar," ucapku dengan penuh senyuman.
"Mas?"
"Hm,"
"Iiihhh lihat sini dulu, aku mau ngomong tau," ucapku menghentikan langkah kami dan mengalihkan wajahnya menghadap ke wajahku.
"Apa?"
"Siang nanti aku bawa Rafa ya buat main sama Yasmin, Boleh 'kan?" tanyaku dengan mengerjapkan mataku berkali-kali meyakinkannya.
"Iya, tapi itu mata biasa aja bisa?" jawabnya kemudian menutup mataku dengan menggunakan tangannya.
Aku menyingkirkan tangannya dari wajahku yang menutupi mata, "Iiiihh biarin aja, ini mata siapa coba? Mata aku kan? jadi terserah aku dong wekkkk..." Ledekku ke arahnya.
1
2
3
"Aaawww sakit masss. Kan pipi Keyra ntar chubby nya hilang nih kalau sering di tarik terus," Gerutuku seraya mengusap pipiku saat mas Dafa dengan sengaja mencubitnya.
"Habisnya kamu ini jahil banget ngeledek suaminya terus. Sini aku cium biar gak sakit lagi boleh?" Jawab mas Dafa yang mulai meledekku.
Deg
Pipiku sepertinya sudah memerah gara-gara dia. Oh aku jadi blushing gara-gara beruang kutub satu ini. oh Allah, lama-lama aku bisa meleleh gara-gara sikapnya yang manis ini.
"Ekhem, gimana? beneran mau di cium pipinya atau mau lanjut jalan ke taman? Tuh kita di tinggalin Rafa." Dia beredehem kemudian berbisik tepat di telingaku yang sedang berdiri mematung.
"Mama! Papa! ayok buruan jalan aku laper tau!" teriak Rafa yang sudah berdiri jarak dua meter dari kami dan kemudian mulai berlari menuju taman.
"A...ah iya sayang kita ke taman sekarang," jawabku sedikit gugup dan segera berlari mengejar putra kesayanganku.
"Hei kalian! Kok Papah ditinggal?" teriak mas Dafa dan segera ikut berlari mengejar kami.
Aku dan Rafa berlari meninggalkan mas Dafa menuju taman. Sifat mas Dafa yang suka tiba-tiba jadi suka mengangguku membuat jantungku berdetak dengan irama yang kacau. Hah bisa-bisa aku terkena serangan jantung mendadak jika seperti ini terus.
#Taman
"Pakde pesen buryamnya 5 ya, 3 makan disini terus yang 2 di bungkus," Ucap mas Dafa dengan pakde penjual buryam langganan kami.
"Oke siap," Jawab pakde si tukang bubur.
"Eh ini siapa nya mas?" tanya pakde tukang bubur ke mas Dafa sambil melirik ke arahku. "Adiknya ya?" lanjutnya.
"Hm bukan pakde, dia istri saya," Jawab mas Dafa seraya tersenyum.
"Wah Masyaallah istrinya ayu tenan, masih muda lagi sepertinya. Kok pakde ndak pernah lihat?" ucap pakde itu dengan tangan meracik buryam untuk kami. Aku hanya tersenyum mengangguk merasa kikuk.
"Alhamdulillah pakde, dia memang cantik bahkan sangat cantik. Dia memang jarang keluar, Ini tadi karena di bujuk Rafa makanya mau ikut olahraga pagi," jawab mas Dafa. mas Dafa memang dingin dan terkesan cuek tapi jika sama orang tua dia sangat ramah bahkan sangat menghormati. Satu yang dia gak suka apabila orang tua itu mengusik anak dan istrinya atau keluarganya maka rasa hormat itu bisa hilang.
"Owalah, yowis ini buburnya sudah jadi. Silahkan dinikmati," ujar si pakde buryam seraya meletakkan tiga mangkuk buryam di meja kami. "ini si Rafa mau pake sate hati ayam ndak?" lanjutnya bertanya ke Rafa yang memang sudah mengenal putraku karena sering di ajak mas Dafa beli buryam di tempat pakde ini.
"Mau! 3 ya sate hati ayamnya," teriak Dafa kegirangan.
"Terimakasih ya pakde," jawabku tersenyum kepadanya.
"Sama-sama neng," ucapnya
"Saya seneng liat kalian ini, masnya ganteng terus nengnya cantik eh anaknya ganteng sekaligus lucu. Muka Rafa mirip papanya tapi matanya mirip sama mamanya ternyata. Masyaallah, semoga kalian bahagia terus ya," lanjut si pakde buryam.
"Aamiin," jawabku dan mas Dafa serempak.
"Terimakasih pakde doanya," lanjut mas Dafa.
Kami menikmati sarapan pagi di taman kompleks dan tidak lupa membawa pulang dua bungkus buryam untuk pak Jojo dan mbok Ifa. Selesai sarapan kami bangkit dari kursi dan hendak pulang setelah membayar buryam ke pakde penjualnya.
"Eh Keyra, masyaallah kita ketemu disini," Sapa seseorang tiba-tiba yang berpapasan dengan kami.
"Alhamdulillah iya bu Mega, bu Mega mau cari sarapan?" tanyaku kepada bu Mega yang merupakan tetangga kami. Dia berjalan bersama dengan suaminya, beliau adalah orang yang ramah dan usianya persis tidak jauh beda dengan ibuku.
"Iya nih, laper habis olahraga. Eh mba Keyra sama suaminya toh?"
"Hm iya nih bu," jawabku seraya tersenyum ramah kepadanya.
"Masyaallah seneng liat kalian bertiga gini, ya sudah ibu mau cari sarapan nih. Kapan-kapan kalian main ya kerumah ibu?"
"Insyaallah bu, ya sudah kalau gitu kami duluan pulang. Assalamu'alaikum.... "
"Wa'alaikumsalam,"
Aku dan mas Dafa jadi kikuk satu sama lain. kami benar-benar jadi pusat perhatian orang di taman ini. Iya sih ini karena aku jarang keluar rumah dan sekalinya keluar rumah bersama mas Dafa malah jadi pusat perhatian. Kalau ketemu tetangga sih nggak masalah karena mereka tau aku istri mas Dafa walaupun ada juga beberapa tetangga yang nyinyir karena mas Dafa menikah lagi. Ibu-ibu di kompleks tau kalau mas Dafa ini duda dan bahkan mereka juga kenal dengan almarhumah mbak Raina. Tapi sudahlah, yang penting saat ini adalah aku bahagia karena mas Dafa sudah mulai mau membuka hatinya untukku.
![](https://img.wattpad.com/cover/249903823-288-k247891.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Beautiful Eyes (END)
ChickLitBaca dulu 3 part ya, kalau seru maka lanjutkan hehe Happy Reading dan jangan lupa Vote sebelum membaca ya 😇 ________________________________________ Sorot mata yang tajam namun juga indah. siapa sangka aku bertemu lagi dengan mata indah itu setelah...