2. Awal Mula Bertemu

4.8K 382 30
                                    

#14.30 Wib

Tidak terasa sudah 30 menit aku menemani Rafa tidur siang. Untung saja ini hari jumat jadi kegiatanku di Madrasah hanya sampai jam 10.30 Wib dan aku bisa lebih berlama-lama di rumah menemani putra tercintaku ini. Melihatnya terlelap dalam tidurnya yang begitu tenang mengingatkanku akan awal pertemuan kami.

~ Flashback on ~

Hari ini adalah weekend yang menyenangkan bagiku. Aku berkeliling Grand city mall untuk berlenggang sendirian. Sebenarnya tujuanku mau ke cabang toko buku Gr*m*d yang ada di mall ini dan setelahnya mencari eskrim coklat kesukaan ku.

Tidak seperti perempuan pada umumnya, aku hanya menggunakan gamis panjang yang simpel dengan sepatu sneakers dan tas selempang kecil yang isinya hanya dompet, Hp, dan kunci motor. Aku tidak terlalu suka berdandan berelebihan. Aku hanya memakai lipblam dan bedak bayi sebagai polesan di wajah. Biasanya aku berkeliling dengan Yasmin salah satu teman terdekatku, tapi hari dia sudah lebih dulu ada jadwal pergi bersama pacarnya. Aku ?
Jangankan pacar, kontekan dengan laki-laki saja hanya sekedarnya.

Setelah aku masuk ke toko buku dan memilah milah buku yang akan aku beli, akhirnya aku segera keluar dan tak lupa untuk membayarnya. Aku melangkah ke arah stand Foods yang menjual aneka ragam makanan. Ada salah satu stand yang sangat aku ingin kunjungi, apalagi kalau bukan stand es cream. Saat aku dengan semangatnya kesana tiba-tiba

Brugh

Seorang anak kecil menabrak tubuhku dan menumpahkan es krim tepat di gamisku. Aku terkejut, namun bukan karena gamisku yang kotor melainkan manik mata anak itu. Manik matanya seakan menyihir hatiku.

"Tante maafin Lafa, Lafa nggak sengaja," ucapnya yang belum bisa mengucapkan huruf R.

Aku menunduk dan berjongkok di hadapannya "Nggak apa-apa sayang, kamu nggak perlu minta maaf. Kamu sama siapa kok sendirian jalannya?" Tanya ku sambil mengusap kepalanya.

"Lafa sama papa, tapi papa tiba-tiba hilang. Lafa cali-cali nggak ketemu juga (*Rafa sama papa, tapi papa tiba-tiba hilang. Rafa cari-cari nggak ketemu juga) " jawabnya dengan wajah yang sangat menggemaskan

"Hm.... oh iya karena es cream kamu tumpah, gimana kalau beli es cream sama tante terus nanti cari papa?" Tawarku karena dia terus memandangi es creamnya yang tumpah

"Memang boleh tante? Tante nggak malah?"

"Boleh dong, tante nggak marah kok. Yuk!" Aku menggandeng tangan mungil itu.

Wajah sendu yang memandangi es cream nahas itu kini berubah jadi begitu berbinar. Dia terus menggandeng tanganku dan mengayunkannya. Aku tidak tau ini anak siapa tapi aku benar-benar menyukainya. Aku berpikir untuk segera membeli es cream kemudian membantunya mencari orang tuanya. Aku yakin saat ini orang tuanya sedang mencari-cari dia.

"Kamu mau es cream rasa apa?" Tanyaku dengan dia.

"Mau es klim lasa coklat tante" (mau es cream rasa coklat tante). Serunya dengan suara yang girang.

"Oke, kita sama dong." ucapku mengusap rambutnya.

"Tante jangan lusak lambut aku, ini udah lapih tau," (tante jangan rusak rambut aku, ini udah rapih tau) ucapnya sambil merapihkan rambutnya. Sepertinya dia ini anak yang suka sekali kerapihan dan aku semakin ingin tertawa dengan tingkah menggemaskannya itu.

Selesai membeli es cream, aku mengajaknya untuk ke pusat informasi guna mencari orang tuanya. Sesampainya di pusat informasi ternyata ada seorang pria yang dengan wajah yang begitu cemas namun tetap terlihat tampan.

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang