30. Kebenaran Berujung Penyesalan

2.9K 237 21
                                    

Hai Hai Readers 🤗
Happy Reading ...
.
.
.
Warning Typo!
_________________________________________

Allah memberikan kita telinga dan juga mata yang masing-masing memiliki fungsi yang semestinya. Keduanya patut digunakan dengan sebaik-baiknya bukan hanya satu saja. Ketika melihat sesuatu jangan langsung ambil kesimpulan tapi gunakan telinga untuk menetralkan kebenaran yang dilihat pun sebaliknya.

Dafa tidak tau harus mencari kemana keberadaan Keyra saat ini karena sahabat istrinya sendiripun tidak mengetahui keberadaan istrinya tersebut. Belum lagi Rafa yang terus menanyakan keberadaan mamahnya, sampai kapan ia akan membohongi putranya sendiri dengan bilang kalau Keyra bekerja.

"Assalamu'alaikum!" teriak seseorang dari luar rumahnya.

Dafa mendengar suara itu segera berjalan ke depan dan membuka pintu yang dia paham betul suara siapa.

"Hm wa'alaikumsalam, masuk Al" balas Dafa membuka pintu yang mempersilahkan adik semata wayangnya masuk.

"Oke, Rafa mana?" tanya Alina seraya memasuki rumah kakaknya itu.

"Di kamarnya tidur siang, ada apa tumben banget kerumah nggak ngabarin? Kesini nggak sama abi atau umi kan?" tanya Dafa yang khawatir harus jawab apa jika sampai umi dan abinya kerumah.

"Ada yang mau Al bicarakan sama kak Dafa, tenang aja karena umi sama abi nggak tau kalau Alina kesini."

"Ya sudah ke ruang kerja kakak aja Al" Dafa langsung melangkah ke arah ruang kerjanya.

Dafa merasa jika Alina sudah tau kalau saat ini Keyra tidak ada dirumah. Dafa hafal betul adiknya ini kalau kerumah tidak pernah sampai seserius ini ekspresinya.

"Dimana mbak Keyra?" Tanya Alina sesampainya di ruang kerja Dafa.

"Nggak tau Al" jawab Dafa yang sudah pasrah jika Alina akan memarahinya atau bahkan mengadukannya ke abi dan juga uminya.

"Alina udah dengar semuanya, kenapa sih kak? Kakak kenapa sampai ngusir Keyra? Apa yang buat kakak sampai semarah itu sama Keyra?" Air mata Alina lolos sudah membasahi wajah cantik gadis itu.

Alina mendengar semuanya dari mbok Ifa. Mbok Ifa terpaksa menceritakan semuanya ke Alina karena tidak tega dengan Rafa yang terus-menerus menanyakan keberadaan mamahnya. Rafa yang tiap malam menangis berharap Keyra pulang namun Dafa tidak tau perihal itu.

"Kakak tau Al, kakak salah karena nggak bisa menahan emosi dan rasa cemburu kakak. Maaf" lirih Dafa mengusap rambutnya dengan gusar.

"Cemburu? Maksud kakak?" tanya Alina yang bingung soal cemburu apa yang Dafa maksud sedangkan Keyra tidak dekat dengan siapapun.

"Kamu liat sendiri" Dafa membuka galeri ponselnya dan menunjukkannya ke Alina. Dafa juga menceritakan pesan yang ia lihat di ponsel Keyra malam itu dan soal Keyra yang tidak bisa dihubungi selama 2 hari selama ia di Jerman.

Alina yang terkejut dengan apa yang ditunjukkan Dafa hanya menggelengkan wajahnya tidak menyangka apa yang ada di pikiran kakaknya saat ini.

"Aku pikir kamu ini pintar kak tapi aku salah, aku kasihan Keyra menikah dengan laki-laki sepertimu. Asal kamu tahu kak Dafa terhormat, Keyra memang bertemu dengan Raihan dan yang kamu lihat di foto itu sebenarnya tidak hanya mereka berdua tapi disitu ada aku, umi dan juga Abi beserta Ibunya Raihan. Aku dan Raihan sedang menjalani proses ta'aruf. Raihan mencari tau soal aku ke Keyra, kami berencana memberitahumu setelah kamu pulang dari Jerman kak." Jelas Alina yang sudah merasa sangat geram dengan kakaknya ini.

"Nggak mungkin, kamu bohong kan Al?" Tanya Dafa yang masih bingung dengan semua yang dikatakan Alina.

"Nih kamu lihat sendiri, aku rasa yang memotret itu mengambil pose dimana seakan hanya Keyra dan Raihan saja yang terlihat. Ada seseorang yang ingin kalian berdua saling salah paham." Alina menunjukkan foto-foto yang menunjukkan keadaan sebenarnya seraya menjelaskan ke Dafa.

Dafa yang melihat foto-foto di ponsel milik Alina benar-benar tak habis pikir. Dafa berpikir kenapa semudah itu ia percaya dengan foto-foto yang dikirim oleh orang yang tidak ia kenal. Bahkan ketika Keyra hendak menjelaskan ia malah mengindahkannya dan menuduh Keyra ...

"Hagghhhhh .... !" Teriak Dafa menyesali semuanya.

"Al, bantu kakak buat cari Keyra Al. kakak mohon" Ucap Dafa memegang tangan Alina memohon berharap Alina tau keberadaan Keyra.

"Hiks Hiks Alina kasihan dengan Keyra, Alina nggak tau lagi gimana reaksi abi sama umi jika tau semuanya. Kakak kan tau umi dan abi sesayang apa sama Keyra" Ucap Keyra yang sudah mulai menangis.

"Al, kakak mohon. Kakak mau minta maaf ke Keyra Al, kakak udah berusaha cari dia dan nggak tau harus cari kemana lagi terlebih Keyra lagi hamil Al." Lirih Dafa dengan terus memohon ke Alina seraya mengusap air mata yang sudah lolos dari pelupuk matanya.

Alina terdiam dan nggak tau harus bereaksi bagaimana. Keyra hamil? Tapi kakak nya malah mengusir dia? Alina mengepalkan tangannya dan sangat ingin marah atas kebodohan kakaknya saat ini. Alina berpikir jika saja Dafa bukan kakaknya mungkin saat ini dirinya sudah menampar laki-laki seperti Dafa.

"Andai kamu tau kak, betapa sakit melihat Keyra menangis dipangkuan ibunya dikala tau kamu penyebab kecelakaan ayahnya dan disaat dia memaafkan dan melupakan semuanya, kamu malah menuduh dia bahkan sampai mengusirnya" Alina membatin

Alina yang ketika itu mendengar semua percakapan Keyra bersama ibunya ketika ia hendak balik lagi kerumah Keyra menanyakan soal kunci rumah. Alina mendengar betapa terlukanya gadis itu mengetahui laki-laki yang menikah dengannya adalah laki-laki yang menyebabkan kecelakaan ayahnya. Tapi Alina salut dengan Keyra dan ibunya yang begitu mudah memaafkan dan melupakan apa yang telah terjadi. Keyra, gadis yang menerima kakaknya dengan statusnya duda anak satu bahkan menerima segala sikap kakaknya yang sangat dingin.

"Aku udah nggak habis pikir sama kamu kak, Aku nggak bisa bantu kamu karena aku sendiri nggak tau dimana keberadaan Keyra saat ini. Kamu mintalah sama Allah semoga hati Keyra masih terbuka untukmu. Aku pamit pulang!"

"Al tunggu!"

"Assalamu'alaikum!" pamit Alina pergi meninggalkan Dafa sendiri dengan penuh penyesalan yang semakin dalam.

Dafa terduduk dengan kaki yang lemas. Dirinya tidak tau harus bagaimana saat ini, hancur sudah hanya karena amarah dan cemburu. Dafa berkali-kali mengirim pesan ke nomor Keyra namun sepertinya Keyra telah mengganti nomornya. Apa semarah itu Key kamu sama mas? Key maaf, maafin mas, Key... aku mohon pulang lah" Lirih Dafa yang menyesali apa yang telah ia perbuat sendiri.

________________________________________

Imam Ibnu Qayyim menukil ucapan seorang ulama salaf yang menafsirkan sikap adil dalam Q.S. Al-Maaidah : 8, beliau berkata : "Orang yang adil adalah orang yang ketika dia marah maka kemarahannya tidak menjerumuskannya ke dalam kesalahan, dan ketika dia senang maka kesenangannya tidak membuat dia menyimpang dari kebenaran."

(Kitab "ar-Risalatut tabuukiyyah" hal. 33)
_______________________________________

Hai Readers siapa nih yang masih suka nungguin up nya YBE ?
Maaf ya telat UP 🙏
.
.
.
Semoga kalian nggak bosen ya nunggu kisah Dafa dan Keyra xixi
Bye bye
Eits masih ada part kok setelah ini wkwk

Your Beautiful Eyes (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang