🐥 Twenty Nine 🐥

397 28 2
                                    

Masih dengan tatapan terkejut aku memandangnya, tiba-tiba saja memoriku berputar pasal Raya. Mengapa secepat ini dia melamar seseorang? Bahkan mereka baru saja resmi bercerai.

Aku kesulitan untuk menemukan jawaban yang tepat di kepalaku, sedangkan tatapan para tamu di sini seolah menuntutku agar memberikan jawaban dengan secepatnya.

Tidak mungkin juga aku meminta waktu selama dua hari pada Alston untuk memikirkan jawaban yang tepat, karena dirinya telah terlanjur mengundang orang sebanyak ini hanya untuk menyaksikan dirinya yang melamarku.

Crazy!

Kau benar-benar menyiksaku Alston.

My Godness!

Aku harus menjawabnya apa? Haruskah aku menerimanya? Atau menolaknya?

Yang benar saja! Ini di depan umum. Dan jika aku menolaknya, itu akan membuatnya merasa sangat malu. Namun jika aku menerimanya, itu akan semakin menyakitiku, aku tidak pernah mencintai Alston. Dan menikah dengannya adalah hal yang tidak pernah terpikirkan olehku.

"Kei, I need your answer". Sial! Dia semakin menagih jawabanku, sementara aku harus memikirkannya secara matang-matang terlebih dahulu agar aku tidak kecewa kedepannya, saat ini yang aku butuhkan adalah saran dari kedua orang tuaku dan juga Kak Gavin. Namun mereka tidak bisa menghampiriku saat ini, aku menjadi curiga kalau sebenarnya Alston sengaja melakukan ini semua dengan mengundang orang banyak, agar aku berpikir dua kali jika aku ingin menolaknya.

Sial! Otakku benar-benar harus bekerja keras saat ini, memikirkan jawaban yang tepat dengan mandiri tanpa bantuan saran dari siapapun.

Aku masih belum menemukan jawaban yang tepat, jantungku semakin berdebar kala menatap mata Papa Arjuna, Bunda Allea, dan Kak Gavin secara bergantian. Mereka sama-sama tersenyum menatapku, sorot mata mereka mengartikan persetujuan jika aku menerima lamaran Alston.

Bagaimana ini?

For God's sake!

Apakah aku memang harus menerimanya?

Di satu sisi aku memang masih ingin mencintai David dan berharap dia menjadi milikku. Namun di sisi lain, aku juga sadar jika itu semua tidak mungkin, aku membutuhkan seorang pengganti untuk menggantikan posisi David di hatiku, tetapi haruskah Alston?

Aku tidak boleh berlama-lama larut dalam kesedihan perihal pertunangan David dengan Deandra. Aku harus bisa bangkit dan ceria lagi, aku harus merelakan semuanya, karena memang itu telah menjadi milik Deandra.

Tiba-tiba saja aku merasa yakin dengan satu jawaban yang tertera di otakku.

Semoga ini adalah jawaban yang tepat.

Aku memejamkan mataku sejenak, hingga---

"Yes, I will". Walaupun cukup sulit untuk mengatakannya, namun aku berusaha untuk meyakinkan diriku sendiri, kau harus belajar mencintai orang lain Kei, kau harus melupakan David untuk sahabatmu.

Aku berusaha menampilkan senyum agar terlihat setulus mungkin, membuat semua tamu undangan bersorak gembira, serta Alston yang masih membuka mulutnya karena tidak percaya dengan jawaban yang aku berikan secepat ini. Sekilas aku juga sempat melihat senyum kelegaan terukir di bibir manis Papa, Bunda, dan juga Kak Gavin, sepertinya mereka merasa senang karena aku menerima lamaran ini.

Tak lama setelah itu aku dapat merasakan sebuah tarikan di pinggangku, hingga tubuhku terhuyung ke dalam dekapan hangat Alston.

Rasanya masih tetap sama persis seperti pertama kali dia memelukku, saat dia menolongku dari para preman beberapa waktu lalu.

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang