🐥 Fourteen🐥

562 37 0
                                    

“Tapi Sir, Deandra nggak mau buat sahabat Deandra kecewa,” ucap Deandra seraya melepas genggaman tanganku.“Udahlah, soal kematian Papa, Sir nggak perlu pikirin lagi, kami sekeluarga sudah ikhlas menerimanya dengan lapang dada, Sir nggak perlu nikahin Deandra, lagi pula kita juga nggak saling mencintai kan?” imbuhnya yang dapat membuat kepalaku pusing seketika.

Kenapa dia tidak mengerti juga? Mana mungkin ada orang yang bisa merasa tenang setelah menghilangkan nyawa seseorang? Meski pun itu terjadi secara tidak sengaja, namun tetap saja rasa bersalah akan terus mengalir pada keluarga yang ditinggalnya, apalagi bapak itu mempunyai satu orang putri yang masih belum lulus, dan mungkin setelah aku menggantikan tanggung jawab ayahnya sebagai tulang punggung keluarga itu akan bisa sedikit membuatku menjadi lebih tenang.

Aku membuang napas panjang. “Deandra, saya mohon, izinkan saya bertanggung jawab dan menggantikan tanggung jawab Ayah kamu.”

“Sir...”

“Keputusan saya sudah bulat, meski pun kamu menolak, saya akan tetap menikahi kamu,” terlihat Deandra kembali menghela dengan napas berat seraya menatapku penuh permohonan untuk membatalkan keputusanku, namun aku tidak menggubrisnya sama sekali dan kembali menyeruput coffelate milikku.

“Semoga Sir memikirkan hal ini lagi ya, karena keputusan Sir ini akan membawa dampak buruk untuk persahabatan Deandra dengan Keiza, dan niat baik Sir yang ingin menggantikan tanggung jawab Papa ini, tanpa sadar akan menghancurkan hati seorang anak dari Bapak yang Sir tabrak,” setelah mengucapkan hal itu Deandra bangkit dan pergi meninggalkanku sendiri di sini, apakah keputusanku ini salah? Namun jika aku tidak menikahi Deandra, rasa bersalahku tidak akan pernah menghilang dari dalam dada, semoga saja ini memang keputusan yang terbaik.

🍒🍒🍒

KEIZA POV

“Thanks ya Ra,” ucapku setelah turun dari dalam mobil Deandra, hari ini kampus tengah di renovasi, jadi mahasiswa dan mahasiswi yang berada di kampus A dipulangkan terlebih dahulu agar pak tukang lebih leluasa dalam pekerjaannya.

Namun jangan berpikir kita pulang cepat maka terbebas dari tugas, yang ada tugasnya malah bertambah banyak sekali, sampai membuat pening kepala, teruntung juga kelas penelitian juga diliburkan hari ini karena Prof. Wijaya serta Mr. Sean akan terbang ke Prancis untuk mewawancarai ilmuan terhormat penemu bakteri baccilus F itu, jadi aku bisa langsung pulang ke rumah dan langsung mengerjakan tugas agar cepat selesai, karena menunda-nunda sesuatu itu akan memperkeruh rasa malas di dalam diri, jika bisa kita kerjakan terlebih dahulu, kenapa tidak?

Sembari bersenandung pelan kakiku melangkah memasuki rumah berlantai tiga bernuansa modern itu.“Assalamu'alai.. kum,” betapa terkejutnya diriku ketika masuk ke dalam rumah dan mendapati David di ruang tamu, untuk apa dia datang ke sini? Apa mungkin dia ingin melamarku? “Loh Mr. David? Ngapain di sini Sir?” tanyaku yang langsung mencium tangan dosen kutub lalu duduk di sampingnya.

“Ada perlu sama Kakak kamu,” yah! Aku kira mau melamar, hehe.

“Kakak? Emang Sir kenal sama Kakak Kei?” belum sempat David menjawab, terlihat Kak Gavin datang membawa beberapa tumpukan buku.

“Ini buku yang lo minta,” ucapnya seraya meletakkan tumpukan buku yang dia bawa ke atas meja.“Kei? Kok sudah pulang?” tanya Kak Gavin setelah menyadari kehadiranku.

Aku mengangguk. “Iya, kampusnya lagi di renovasi,” balasku yang ditanggapi dengan anggukan paham.

Setelah itu mereka berdua kembali berkutat dengan tumpukan buku di hadapannya, tetapi tunggu! Bagaimana ceritanya David bisa kenal dengan Kak Gavin? Kemarin juga waktu penelitian di hutan David juga sempat membicarakan tentang Kak Gavin, namun masalahnya, mereka kenal dari mana?

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang