🐥 Fifteen 🐥

572 34 2
                                    

Hari telah berganti hari, minggu telah berganti minggu, serta bulan telah berganti bulan. Sampai saat ini perjuanganku masih belum usai dan masih belum mendapatkan jawaban kepastian dari seseorang yang aku cintai. Ingin ku menyerah dan berhenti di tengah jalan, namun aku masih percaya, jika suatu saat nanti, David akan berubah mencintaiku.

Hari ini merupakan hari wisuda untuk kelulusan strata satu jurusan sejarah, dan seperti biasanya aku diminta untuk menampilkan beberapa karya tari kreasi sebagai penampilan acara nanti, dan rencananya aku akan membawakan sebuah tarian koreografi berjudul satya pakuan dan tari gandra pitaloka bersama dengan ke-empat temanku yang berasal dari jurusan seni tari, kalau dipikir-pikir memang aneh juga, aku ini bukan dari jurusan seni tari, namun aku selalu diminta oleh dekan untuk memimpin sebuah tari entah itu untuk perlombaan atau pun acara-acara seperti ini, bersyukur saja, karena berkat bakat yang turun dari bunda, aku bisa memiliki banyak pengalaman di dalam hidupku.

Saat ini di sinilah diriku berada, di ruang make up untuk memasang riasan kepala karena 10 menit lagi, tepatnya setelah sambutan dari dekan, tari gandra pitaloka akan tampil ke atas panggung.

Tarian ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup yang dialami oleh putri Kerajaan Pakuan yang bernama Citra Resmi Dyah Pitaloka, tentang kisah cintanya dengan Prabu Hayam Wuruk yang tidak sampai di pernikahan akibat adanya perang bubat, dan karena rombongan Kerajaan Sunda yang kuwalahan dan gugur dalam kepungan tentara Majapahit, membuat Dyah Pitaloka terpuruk dalam kesedihan yang mendalam, dan pada akhirnya dia pun melakukan bunuh diri untuk membela kehormatan serta harga diri negaranya, dan kematian Dyah Pitaloka diratapi oleh Hayam Wuruk serta segenap rakyat Kerajaan Sunda yang kehilangan sebagian besar keluarga kerajaannya, oleh karena itu masyarakat Sunda sangat menghormati kematian Sang Putri serta Raja Sunda yang gugur, kematian mereka dipandang sebagai suatu keberanian dan tindakan mulia untuk membela kehormatan bangsa dan negaranya.

Sedangkan makna dari tari satya pakuan juga tidak jauh berbeda dengan makna tari gandra pitaloka, tari satya pakuan menceritakan tentang kesetiaan prajurit perempuan pengawal Dyah Pitaloka dalam peristiwa perang bubat.

Kedua tarian dari Ela Mutiara ini memang sungguh menarik, di samping karena koreografinya yang sangat keren, tari ini juga menceritakan tentang kisah sejarah Kerajaan Sunda dan juga Majapahit.

Tung tung.. ting tung
Tung tung.. ting tung
Tung tung.. ting tung

Bunyi musik dari tari gandra pitaloka pun menggema di area aula, membuat para mahasiswa serta mahasiswi yang akan di wisuda langsung mengarahkan pandangannya ke depan panggung, aku juga sempat melihat David yang duduk dibarisan para dosen, dia terlihat memusatkan pandangannya ke arahku, hal itu mampu membuatku berusaha untuk memaksimalkan gerakanku serta power untuk koreografi agar terlihat lebih indah.

🍒🍒🍒

“Sir, gimana penampilan Kei tadi?” tanyaku saat aku tengah berjalan beriringan menuju rumah makan mewah di dekat kampus, acara wisuda telah usai, dan kini aku serta David diundang makan siang oleh Prof. Wijaya untuk merayakan keberhasilan penelitian kita tentang ditemukannya bakteri baccilus F pertama kali di wilayah Indonesia, dan hebatnya penelitian ini dicatat dalam buku sejarah dunia, hal itu membuat Prof. Wijaya serta yang lainnya termasuk aku yang bersangkutan dengan penelitian tersebut merasa bangga.

“Bagus, karena kamu emang berbakat,” balas David dengan ekspresi yang biasa saja.

“Sir nggak kagum gitu sama Kei?.”

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang