🐥 Thirty Nine 🐥

493 31 2
                                    

Sementara di lain tempat, ketika waktu masih menunjukkan pukul 8.25 AM, terlihat sosok pria berdiri di ambang pintu, tengah berbicara dengan seorang gadis sang pemilik rumah tersebut. Pria itu menggenggam erat tangan sang gadis, menciumnya lembut untuk yang terakhir kalinya. Walaupun seperti itu, dia tidak akan lepas dari tanggung jawabnya, selagi gadis itu butuh bantuannya, dengan sangat siap tangannya akan selalu membantu selagi dia bisa.

"Ra, aku tanya sekali lagi, apa kamu yakin dengan keputusan ini?" Tanya pria itu yang tak lain adalah David sembari menatap mata Deandra dengan penuh rasa bersalah.

Deandra menunduk sejenak, lalu dia menghela napas dengan panjang. "Deandra sangat yakin sir, sir tidak perlu mengingat kejadian sir yang sudah menabrak Papa, itu murni ketidak sengajaan, lupakan itu sir, kami sudah memaafkanmu," ucap Deandra yang membuat David segera merengkuh tubuh kecil itu ke dekapannya, mengusap rambutnya dengan lembut. Jujur saja, perasaannya juga mengatakan jika dia tidak mencintai Deandra, melainkan dia hanya tidak ingin lepas dari tanggung jawabnya. Namun, sejauh ini, dirinya juga tidak bisa mengartikan siapa sebenarnya gadis yang telah berhasil bersemayam di hatinya kini, David lemah pasal cinta.

Sedangkan Raya, yang hanya menjadi penonton di sana hanya bisa diam tak berani berkata apapun, dia jadi merasa malu dengan Deandra, dengan sebegitu mudahnya dia merelakan orang yang dicintainya demi kebahagiaan David sendiri, sementara dirinya dulu? Saat mengetahui Alston mencintai Keiza dan sama sekali tidak mencintainya, dia bahkan hampir saja membunuh Keiza karena itu. Raya mungkin harus belajar banyak dengan Deandra pasal cinta yang mengikhlaskan.

"Sir, sebaiknya sir segera pergi ke rumah Kei, tiga puluh menit lagi janji suci itu akan ter-ikrarkan. Selamatkan Keiza sir." Ucap Deandra lalu melepas dekapan David dan mengusap seluruh sisa-sisa air matanya.

David mengangguk, perlahan tapi pasti tangannya melepaskan genggaman Deandra, namun matanya masih menatap mata gadis itu dalam, dia sendiri juga heran, mengapa dia bisa semudah itu menuruti kemauan Deandra untuk menghentikan pernikahan Keiza dengan Alston? Apa mungkin sebenarnya hati kecilnya juga menginginkan hal itu?

"Sekali lagi aku minta maaf," Deandra mengangguk seraya tersenyum. "Pergilah cepat, sebelum semuanya terlambat," David segera beralih menatap Raya, "mari Ray," ajaknya kemudian segera berbalik dan melangkahkan kakinya bersama dengan Raya menuju mobil yang sudah terparkir sejak tadi.

Semuanya masih belum terlambat. Keiza tidak akan jatuh ke pelukan Alston.

○○○

Pak penghulu segera menjabat tangan Alston, "bismillahirrohmanirrohim, saya nikahkan anda saudara Gamma Devian Alston bin Deon Fahri Alston dengan saudari Keiza Edellyn Dylofa binti Arjuna Aldevano dengan mas kawin berupa uang sebesar dua ratus juta rupiah beserta dengan emas seberat lima puluh gram dibayar tunai!"

Alston segera menarik napas dalam-dalam, hingga akhirnya, "saya terima nikahnya Keiza Edellyn Dylofa binti Arjuna Aldevano dengan----"

"BERHENTI!" Suara teriakan yang terdengar nyaring itu mampu mengalihkan perhatian semua orang yang kini terlibat menjadi saksi pernikahan dari putri Aldevano. Mereka semua segera menoleh ke belakang, tepatnya ke arah sumber teriakan tersebut berasal.

Begitu pula dengan Alston, hampir saja janji suci itu ter-ikrarkan dengan sempurna, namun terpaksa harus terhenti tatkala mendengar suara teriakan itu.

Sosok pria muncul membelah kerumunan-kerumunan wartawan yang ingin mengambil secuil berita dari pernikahan pemilik perusahaan ternama ini.

Dahi Keiza serta Alston berkerut bingung, begitu pula dengan semua orang yang ada di sana. Keiza heran, mengapa David bisa muncul di sini?

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang