🐥 Twenty Six 🐥

440 35 1
                                    

"Jadi, Tante Tiffani itu adalah istri keduanya Papa?". Allea mengangguk mengiyakan. Mata Keiza membulat tidak percaya. Dia kira Tiffani hanyalah seorang di masa lalu hubungan orang tuanya. Hanya pelakor, yang tidak sampai menikah dengan Papanya. Namun ternyata Tiffani adalah istri kedua Papanya.

"Kok bisa Papa menikah lagi? Bukannya cinta Papa hanya untuk Bunda?".

Senyum Allea perlahan memudar, sejenak dia menatap wajah putrinya, lalu kembali menatap jalanan, fokus untuk menyetir.

"Tiffani menggunakan cara yang licik. Dia sengaja menjebak Papa kamu menggunakan obat perangsang". Keiza mengerinyitkan dahinya bingung.

"Obat perangsang?".

"Iya. Dan terjadilah sesuatu yang sama sekali tidak di inginkan. Tiffani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Papa kamu".

"What?! Jadi Tante Tiffani rela melakukan hal itu hanya demi meraih cintanya?". Lagi-lagi Allea mengangguk.

"Dia memanfaatkan janin itu Kei".

"Astaga! Kei tidak menyangka Tante Tiffani selicik itu. Terus, kenapa Tante Tiffani bisa meninggal?".

"Bunda yakin kamu sudah tahu mengenai Tiffani yang keguguran". Ya, dia tahu akan hal itu. Evelyn pernah bercerita kepadanya, namun yang tidak dia ketahui adalah ternyata janin itu adalah darah daging Papanya.

Astaga. Ini semua sulit dipercaya.

"Itulah Kei yang namanya karma, Tiffani telah salah menggunakan janinnya sebagai senjata. Dan ganjarannya, senjata itu memakan tuannya sendiri".

Keiza hanya diam tanpa mengeluarkan suara lagi. Dia berusaha membayangkan kejadian yang di alami kedua orang tuanya di masa lalu.

Perasaan Bunda-nya pasti sangat kacau saat itu.

Jika dirinya menjadi Allea, mungkin dirinya sudah bunuh diri kala itu juga.

Ternyata masalah mereka sangat jauh lebih parah daripada masalah yang saat ini tengah ia hadapi.

Bunda-nya begitu sabar dan terlihat tidak memiliki dendam yang tersisa di hatinya untuk Tiffani.

Dia harus bisa belajar dari Bundanya.

"Sudah sampai Kei. Ingat, cerita itu hanya masa lalu, jadi jangan bawa dendam ke tempat ini". Keiza hanya mengangguk patuh, lalu keluar dari dalam mobil, dan mulai mengikuti langkah Allea yang memasuki tempat pemakaman umum ini.

○○○

Langkah kaki David berjalan keluar dari rumah Deandra. Pikirannya kacau, dia memang bodoh telah melakuan hal itu.

Apa yang ada di pikirannya tadi?

Dan saat ini? Deandra marah besar kepadanya. Dia bersikeras untuk membatalkan pertunangan mereka.

Apa Dia harus menuruti permintan Deandra?

Dia akan semakin merasa bersalah dengan keluarga Deandra karena hal ini. Namun jika dia terus saja memaksakan kehendak Deandra, itu malah akan bertambah buruk, dia malah tambah membuat Deandra semakin sedih dan terpaksa menikah dengannya.

Mungkin ini memang keputusan yang tepat.

Drrrt!

Saat David hendak melangkahkan kakinya lagi, tiba-tiba suara getaran dari smartphone yang berada di sakunya itu mengurungkan niatnya.

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang