🐥 Seven 🐥

899 46 1
                                    

KEIZA POV

Pagi ini cukup mendung namun tidak hujan, seperti mereka yang lagi dekat namun tidak jadian, kalau dipikir-pikir sih manusia di Indonesia itu sedikit berlebihan, diputusin nangis, pasang status alay, tidak berani berbicara langsung, saling menyalahkan, makanya kalau belum siap pacaran itu jangan pacaran! Dari pada tidak bisa move on, kan kasihan hati sama pikirannya, lebih baik menunggu saja jodoh dari Allah, pasti nanti akan bahagia.

“Kei! Pengarahan!” panggil Deandra, sontak aku langsung berlari ke arah kelompok tersebut dan mulai mendengarkan berbagai macam pengarahan dari David, sang dosen menyebalkan.

“Jadi tujuan pertama kita adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang tepatnya ada di Sukabumi, di sana kita akan meneliti bunga Edelweiss Jawa, lalu...” belum sempat David menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba hujan deras mengguyur, dengan cepat kami segera berhambur menuju ke dalam bus untuk berlindung sekaligus agar cepat berangkat.

“Pak David, ini langsung berangkat saja ya, soalnya perjalanannya cukup jauh, nanti sisa pengarahannya bisa dilanjutkan di dalam bus,” ucap pak supir.

“Tapi hujan begini gimana Pak?”

“Tenang, saya sudah berpengalaman,” akhirnya David pun menganggukkan kepalanya setelah mendengar ucapan supir yang mantap, kemudian dia melanjutkan lagi sisa-sisa pengarahan yang belum tersampaikan, sedikit saja aku mendengarkan ocehannya, karena menurutku itu tidak terlalu penting, tinggal mengikuti arahnya saja nanti juga pasti sudah beres.

Aku menyandarkan kepalaku di jendela kaca bus untuk menikmati perjalanan yang disertai hujan ini menuju ke kabupaten Sukabumi, rupanya saat ini yang lagi dekat telah jadian, hehe.

🍒🍒🍒

Tiga jam telah berlalu dan saat ini bus kami telah terparkir rapi di depan sebuah warung pecel ayam yang cukup ramai, jika dilihat dari segi keramaiannya makanan di sana pasti cukup lezat, tempatnya pun juga bersih dan sejuk, bahkan kita bisa melihat pemandangan gunung gede pangrango dari sana.

“Woy Kei! Ikutan makan nggak? Gue udah laper banget soalnya, kata Mr. David penelitiannya masih satu jam lagi,” teriak Deandra.

“Lo kira lo doang yang laper? Gue juga kali,” aku pun bangkit dari tempat bersemayamku tadi dan mengikuti langkah Deandra yang turun ke bawah untuk makan siang, ternyata oh ternyata di sana sudah ramai para teman sekelasku, lah! Aku ngapain aja ya di dalam bus sendirian? Melamun?

Tanpa menunggu lama lagi aku langsung memesan dua porsi pecel ayam ke penjualnya, lalu mengambil tempat duduk yang lesehan agar bisa menikmati pemandangan persawahan yang hijau dengan leluasa, sudah cukup lama aku tidak melihat pemandangan yang seindah ini.

“Hey, boleh bergabung?” aku menoleh seketika, dan,

Deg!

Jantungku hampir copot saat itu juga, bagaimana tidak? Kini tatapan kami tengah bertemu dengan jarak wajah yang cukup dekat, tidak bisa dipungkiri kalau aku terlalu menikmati wajah indahnya, mata teduh serta bulu mata yang lentik, hidung mancung disertai bibir merah yang menggoda, oh Tuhan! Apa yang tengah meracuni pikiranku saat ini?

“Ekhem,” jika bukan karena deheman dari Deandra mungkin sampai saat ini aku masih menatapnya, bodohnya aku! Ingat Kei! Dia dosen yang menyebalkan!

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang