🐥 Twenty Four 🐥

388 28 2
                                    

KEIZA POV

Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Dan mataku, apakah ada yang salah dengan mataku?

Aku yakin, aku tidak salah lihat tadi.

Ada hubungan apa Mr. David dengan Deandra? Mengapa keduanya terlihat begitu akrab? Dan bahkan Mr. David memberi hadiah untuk Deandra.

Aku yakin ini ada yang tidak beres.

Sebelumnya aku tidak pernah melihat Mr. David tersenyum setulus itu untuk anak muridnya. Aku harus menyelidikinya.

For god's sake!

Aku tidak akan pernah ikhlas jika Mr. David menjadi milik orang lain. Tidak akan pernah!

"Hai Keiza!". Sapaan itu mampu membuatku menoleh ke arahnya. Aku memutar bola mataku dengan malas. Sungguh, aku menyesal telah menoleh ke arahnya.

"Kenapa kok mukanya ditekuk?". Masih bertanya? Jelas-jelas ini disebabkan olehnya!

"Kei, ada masalah apa sih?". Pertanyaan itu keluar dari bibirnya seolah dirinya tidak merasa bersalah sedikitpun. Hei! Sahabat macam apa itu?

"Kei?".

"Mr. David jauhin gue". Aku yakin nada bicaraku sudah terdengar sangat dingin dan menusuk. Dan saat aku menatapnya, ada raut keterkejutan di wajahnya, namun secepatnya dia segera mengubah air wajahnya seolah dia tidak tahu menahu tentang apapun itu.

Kau persis seperti seorang bitch Deandra.

"Loh, bukannya kemarin kalian bersenang-senang?".

"Ra, sebenarnya ada hubungan apa lo sama Mr. David?". Aku sudah tidak tahan lagi untuk menyimpan pertanyaan itu. Aku sangat ingin mengetahui kebenarannya.

Tatapan mereka kemarin. Sungguh mustahil jika mereka tidak memiliki suatu hubungan dekat.

Deandra tampak diam membisu. Sorot matanya menandakan kebingungan. Sepertinya memang benar jika gadis ini telah menyembunyikan sesuatu dariku.

Aku tersenyum pahit.

"Ah sudah lupakan. Gue mau ke perpus".

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Deandra. Jika dia memang mencintai David, lalu untuk apa sebelumnya dia menyuruhku untuk memperjuangkan cintaku?

Aku curiga jika Deandra bukanlah sahabatku, melainkan seorang musuh yang menusukku diam-diam dari belakang.

Aku juga tidak mengerti mengapa David bisa se-hangat itu dengan Deandra. Seolah mereka sudah terikat sejak lama.

Rahasia apa sebenarnya yang belum aku ketahui?!

Oh shit!

Damn.

Saat aku sampai di dalam perpustakaan. Pandangan mataku langsung menangkap seorang yang tengah memilah-milah buku di rak bagian sains.

Aku menelan salivaku dengan susah payah.

Apakah aku harus menghampirinya?

Aku memejamkan mataku sejenak untuk meyakinkan diriku. Aku harus tetap melangkah maju untuk dosen kesayanganku ini.

Dengan berbekal kenekatan aku mulai berjalan menghampirinya. Dapat aku lihat bibir ranumnya itu sedikit terbuka karena membaca buku yang ada digenggamannya.

Sial! Mengapa aku harus tergoda dengan bibirnya?

"Sir". Panggilku pelan, namun aku yakin dia dapat mendengarnya. Aku berusaha untuk menampilkan senyum yang selebar-lebarnya seperti Keiza di hari-hari biasanya. Aku harus tetap terlihat ceria di depannya.

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang