🐥 Nineteen 🐥

520 40 4
                                    

Hari telah berganti hari dan minggu telah berganti minggu, sejak pertengkaran di hari itu sampai saat ini Raya sama sekali tidak pernah melihat Alston pulang ke rumah mereka, hari itu memanglah hari yang terakhir mereka bersama, karena 2 jam yang lalu sebuah surat cerai dari Alston telah sampai kepada dirinya, tidak ada gunanya lagi dia mempertahankan hubungannya dengan Alston, dan mungkin memang benar jika dirinya dengan Alston tidaklah berjodoh, Tuhan telah memisahkan mereka di tengah perjalanan, maka baiklah, Raya akan mendatangi sidang perceraiannya dengan Alston besok di Pengadilan Agama.

Namun sebelum itu masih ada misi yang harus dia selesaikan hari ini juga, yaitu melenyapkan seseorang yang telah menghancurkan rumah tangganya serta hidupnya demi membalaskan dendam yang ada dalam hatinya ini.

Perlahan tangannya meraih sebuah senjata api yang ada di atas meja kamarnya seraya tersenyum licik.

"Bersiaplah kau". Setelah mengatakan hal itu Raya segera memasukkan senjata api itu ke dalam saku celananya, lalu dia memasang masker serta topi agar orang tidak dapat mengenalnya, setelah itu dia bergegas pergi dari dalam kamar untuk melancarkan aksinya.

#

"Ini dosen kutub mana sih lama amat kayak siput". Ucap seorang perempuan yang tak lain adalah Keiza, saat ini ia tengah berada di sebuah taman yang cukup sepi, menunggu kedatangan dosennya untuk membicarakan sesuatu tentang penelitian bintang Antares, mereka berdua sengaja memilih tempat yang cukup sepi seperti ini supaya tidak ada kebisingan sama sekali saat mereka membicarakan hal ini, namun tanpa mereka sadari selain ketenangan yang di dapat di tempat yang sepi, tempat yang sepi juga akan bisa mendatangkan bahaya yang bahkan mengancam nyawa seseorang.

"Ini juga Prof. Wijaya ngapain sih pake acara meneliti Bintang Antares? Bakalan susah kalau gak melihatnya secara langsung, tau ah! Puyeng otak gue".

'Puk.. puk.. puk'.

Tiba-tiba saja Keiza mendengar suara tepuk tangan dari arah belakang, secepatnya ia segera menoleh ke sana dan ia dapati seorang perempuan berjaket hitam serta bertopi tengah berjalan mendekatinya perlahan, wajahnya tidak terlihat karena dia mengenakan masker sehingga Keiza tidak bisa mengenalinya.

"Ilmuan yang hebat". Ucap perempuan itu setelah sampai di hadapan Keiza, lalu perlahan dia mulai melepas maskernya sehingga menampakkan dengan jelas wajahnya, dan hal itu mampu membuat Keiza terkejut, Raya? Apa-apaan ini?

"Ngapain lo kesini?". Tanya Keiza dingin.

Terlihat Raya tersenyum miring lalu menarik paksa tangan Keiza hingga membuat Keiza berdiri menatapnya.

"Puas lo??!!". Dengan sekuat tenaga Raya menjambak rambut Keiza sehingga membuat Keiza meringis kesakitan.

"Maksud lo apa sih?".

"Gak usah sok polos deh! Lo seneng kan kalau gue sama Alston cerai?!".

"Ha?". Keiza melebarkan matanya seketika, apa kata Raya barusan? Cerai? Hanya karena sebuah kesalah pahaman sampai membuat mereka bercerai?

"Dasar jalang! Lo udah hancurin hidup gue! Lo udah rebut semua kebahagiaan gue! Gue akan bunuh lo! Gue akan bunuh lo!!". Raya menggila seketika, dengan sangat keras ia menjambak rambut Keiza menggunakan tangan kirinya, kemudian setelah itu ia menampar pipi Keiza berulang kali hingga membuat Keiza tersungkur dengan sudut bibir yang sedikit mengeluarkan darah.

"Raya, gue bisa jelasin semuanya".

"Apa yang perlu di jelasin?!!".

"Ray, ini semua salah paham! Gue sama suami lo gak ada hubungan apa-apa! Gue cuma nganggep dia seperti kakak gue!". Sekali lagi Raya menampilkan seringainya, tangannya kembali meenjambak rambut Keiza dengan keras.

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang