🐥 Three 🐥

1.2K 63 5
                                    

Selama empat jam berturut-turut aku menghabiskan waktuku di kafe sembadra bersama dengan kakak kembarku Gavin, dan juga rekan kerjanya, sebenarnya sih aku suka-suka saja saat Kak Gavin mengajakku untuk menemaninya menemui client, ya hitung-hitung bisa belajar bisnis sedikit demi sedikit, meski pun sebenarnya cita-citaku tidak ingin menjadi bisnismen melainkan hanya ingin menjadi profesor, dan karena itulah aku mengambil jurusan sains di kampusku, namun apa salahnya belajar kan?

Tetapi di sini ada satu hal yang membuatku risih dan menjadi tidak nyaman, yaitu cara Pak Alston memandangku, dari pertama aku duduk di samping Kak Gavin dia selalu memandangku dengan senyum yang mengerikan, meskipun aku selalu mengabaikannya, namun tetap sajalah hal itu mampu membuatku menjadi risih.

“Emh, Pak Alston kok jadi lihatin Kei terus ya?” ucap Kak Gavin yang mampu membuatku mendongak dan membuat Pak Alston gelagapan, ternyata dia masih melihatku terus menerus?

“Eh, enggak kok, saya cuma nggak nyangka kamu bisa mempunyai adik secantik Keiza,” terang Pak Alston yang dibalas tawaan oleh Kak Gavin, sedangkan aku hanya menunduk malu, ya namanya perempuan jika dipuji kan pasti malu, hehe. Eh, emang aku beneran cantik?

“Pak Alston ini bisa saja, yaudah Pak terima kasih atas kerja samanya, saya harap Bapak akan senantiasa bekerja sama dengan perusahaan kami.”

“Sama-sama Gavin, saya senang bisa bekerja sama dengan kamu.”

“Senang bekerja sama dengan saya atau senang bertemu Keiza, Pak?” goda Kak Gavin sembari melirikku, aku yang sadar namaku disebut langsung menghadiahi kakakku dengan cubitan super mautku tepat di lengan kanannya, bisa-bisanya dia berucap seperti itu.

“Yaudah Pak, kami permisi,” pamitku seraya menggandeng tangan Kak Gavin untuk keluar, karena jika dibiarkan terus menerus, ucapan Kak Gavin akan semakin menjengkelkan, jadi alangkah baiknya langsung dibawa pulang saja, tingkahnya sungguh memalukan.

Tapi dibalik rasa kesal yang menyeruak di dalam hatiku, terdapat juga rasa kagum untuk Kak Gavin dan juga Pak Alston, secara mereka kan masih muda dan umurnya masih berada di kepala dua, terutama Kak Gavin, dia masih berumur sembilan belas tahun, namun sudah berhasil membangun kariernya hingga berhasil meraih kategori perusahaan terbaik se-Indonesia, hebat bukan? Siapa coba yang tidak bangga memiliki kakak seperti dia, sudah ganteng, pintar, perhatian, penyabar, penyayang, suka menolong, pintar mencari uang pula, perfect sekali bukan? benar-benar suami idaman Kaum Hawa.

Untuk kalian yang masih single dipersilahkan daftar ke Kak Gavin ya, kebetulan Kak Gavin juga masih single kok, nggak pernah pacaran malah.

Sampai terkadang aku teringin sekali membangun bisnis seperti Kak Gavin, karena aku juga pandai seni, dan dari situ aku bisa membangun bisnis pemotretan, atau sanggar tari, atau juga sanggar seni, kan lumayan, tapi itu semua tidak mampu mengalahkan keinginanku yang  lebih besar, yaitu mendapat gelar profesor, dan melakukan penelitian, oh ya Tuhan, itu adalah cita-cita terhebatku.

Di sisi lain ada satu hal yang mampu membuatku lebih semangat untuk menggapai cita-citaku itu, yaitu bunda. Dulu katanya bunda Allea teringin sangat untuk mendapatkan gelar profesor, hingga akhirnya keinginannya gugur akibat perjodohan dan pernikahan dini yang dia alami, bagi kalian semua pasti tahu kisah bunda Allea sama papa Arjuna jika kalian telah membaca novel High School Married. Oleh sebab itu aku ingin mewujudkan satu mimpiku ini, membuat bunda dan papa bangga, serta menggantikan cita-cita bunda yang gagal terwujudkan.

Coba kalian bayangkan jika menjadi seorang ilmuan, pasti seru sekali. Melakukan penelitian baik di hewan, tumbuhan, manusia, atau bahkan virus, ada kalanya kita juga bermain-main ke hutan untuk melakukan penelitian berkelompok, menemukan hal baru sambil berkeliling kota, bahkan dunia, menyenangkan bukan?

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang