Air mata yang sulit ku bendung ini terus menerus menerobos keluar, dadaku semakin terasa sesak saat mengingat semuanya. Aku bukanlah pelakor, aku bukanlah perempuan penghibur, aku bukanlah seorang jalang ataupun perempuan murahan, aku hanyalah seorang gadis manja yang masih berusaha untuk menjadi sosok yang dewasa, aku sama sekali tidak pernah mempunyai niatan yang serendah itu, aku dididik untuk menjadi perempuan baik-baik, aku juga tahu sebab akibat dari perbuatan sejahat itu, aku tidak pernah merebut suami orang lain.
Setelah membayar taxi online ku dengan langkah gusar aku turun dari dalam taxi dan berlari masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan apapun, moodku benar-benar hancur saat ini, teriakan Kak Gavin yang ikut berlari mengejarku setelah sampai di rumah tidak mampu membuatku berhenti, bahkan teriakan bunda yang ikutan panik pun aku sama sekali tidak menggubrisnya.
Bruakk!!
Akibat tidak jernihnya pikiranku saat ini, aku sama sekali tidak memperhatikan apapun dalam berlari, menyebabkan aku menubruk seseorang yang berjalan berlawanan arah denganku, hingga aku tersungkur dan itu semakin membuatku terasa sakit.
“Kei!! Kamu enggak papa?” tanya seseorang itu yang tak lain adalah papaku sendiri, dia langsung berjongkok dan membantuku bangkit, bersamaan dengan itu bunda serta Kak Gavin sampai di hadapanku dengan napas yang terengah-engah akibat mengejarku.
“Kei, kamu kenapa sayang?” tanya papa yang baru sadar jika aku menangis.
“Pa, biar Gavin yang menyelesaikan masalah ini ya, karena Gavin yang salah dan tidak bisa menjaga Kei dengan baik,” ucap Kak Gavin seraya berjongkok lalu merangkul pundakku, sedangkan papa dia terlihat hanya menghela napas lalu mengangguk.
“Baiklah, tapi ingat satu ini Gavin, Keiza, kalian ini adalah satu dan pernah serumah di rahim Bunda, jadi jangan sampai terpecah,” setelah mengucapkan hal itu papa berlalu pergi meninggalkan kami, tetapi bunda, dia terlebih dahulu berjongkok di hadapan kami.
“Gavin, Keiza, kalian harus menyelesaikan masalah kalian dengan kepala dingin ya, Bunda nggak mau kalian bertengkar terus,” ucap bunda seraya membelai lembut kepala kami berdua, lalu setelah itu bunda kembali bangkit dan ikut menyusul papa meninggalkan kami.
Saat ini hanya ada aku dan Kak Gavin di sini, aku yang masih terus menangis dan Kak Gavin yang masih bingung harus berbuat apa.
“Kei, Kakak minta maaf ya?” ucap Kak Gavin seraya menunduk, namun aku tidak mempedulikannya sama sekali dan langsung bangkit untuk naik ke atas menuju kamarku.
“Kei! Keiza!” teriak Kak Gavin yang sepertinya masih mengejarku.
“Kei,” panggilnya pelan saat aku hendak membuka pintu kamarku, namun aku mengurungkan niatku untuk membuka pintu lalu berbalik menghadapnya.
“Kakak nggak tahu kalau semuanya akan seperti ini, Kakak juga nggak terima kalau kamu direndahkan seperti ini, kamu saudara Kakak satu-satunya Kei, kita kembar, kita satu hati,
Kakak juga akan merasakan apa yang kamu rasakan, maafin Kakak Kei,” terlihat Kak Gavin menunduk setelah mengucapkan kalimat itu, aku menatapnya sejenak, dia adalah orang yang selama ini selalu ada di sisiku, selalu membuatku merasa aman dan bahagia, dia yang selalu melindungiku dan menjadikan dirinya seolah sebagai tameng saat aku sedang dalam bahaya, dia rela terluka agar aku selamat, hanya dialah yang selalu mengerti keadaanku dan selalu membuatku tersenyum di kala aku tengah berada dalam kesedihan.
Lalu untuk saat ini, mengapa aku harus membesar-besarkan masalah seperti ini dan bersikap egois? Bahkan ini bukan sepenuhnya salah Kak Gavin, ini hanyalah sebuah kesalah pahaman yang harus diluruskan saja, mengapa aku bersikap seperti anak kecil?
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIZA✔ [END]
Teen Fiction[COMPLETE] Perhatian! Baca cerita High School Married dulu, baru baca cerita ini! Biar nyambung. 🚫Plagiathor diharap menjauh🚫 Rank 1 #Louise tgl 4 Mei 2020 Rank 1 #Keiza tgl 19 Juli 2020 Rank 2 #Gamma tgl 24 Juli 2020 "Mas David bisa sebutkan plan...