🐥 Four 🐥

1K 55 4
                                    

Pukul 07.00 aku telah sampai di kampus, dan ini juga berkat kak Gavin, maafin adikmu ini kalau sering bandel. Eh, tahu-tahunya masih butuh kakaknya, hehe.

Dengan langkah yang santai aku memasuki gerbang Universitas Batarayudha. Cukup sepi sih, karena mungkin kebanyakan pada masuk siang, tetapi tidak apalah, justru keadaan seperti ini lebih membuatku merasa nyaman dan tenang.

Saat aku mengibaskan rambut pirangku yang terkena angin ke belakang, pandanganku tak sengaja menangkap dua orang yang tengah berjalan keluar kampus. Rasanya perih melihat mereka, hingga tiba-tiba sebuah ide terlintas di otakku, aku pun tersenyum miring, dan menghentikan langkahku untuk menunggu mereka melewatiku.

“Wah, pagi-pagi sudah ada job ya,” ucapku yang membuat langkah mereka terhenti.

“Apa maksud lo?” tanya perempuan yang tak lain adalah Bianca, dia berdiri tepat dihadapanku, aku menatapnya tajam lalu tersenyum sinis.

“Udah berapa target yang lo dapetin hari ini?” tanyaku yang semakin memanas, sedangkan cowok yang berada di dekat Bianca yang tak lain adalah Zayn, dia hanya diam membisu, mungkin dia bingung ingin memihak pada siapa.

“Lo kalau ngomong bisa sopan sedikit nggak sih?!” bentak Bianca. Bagus sekali Keiza, pagi-pagi sudah berhasil membuat seorang perempuan laknat merasa kecemplung ke planet merkurius.

“Emang gue salah nanya ya? Perasaan gue cuma nanya berapa target lo hari ini deh, dan gue ikut senang kalau pagi-pagi lo sudah dapet job, rezeki lo ngalir terus ya,” mampus lo Bianca! Siapa suruh dia berani mendekati Kak Gavin! Pokoknya aku tidak akan pernah ikhlas jika Kak Gavin dekat dengan perempuan murahan seperti dia.

“Lo ngajak perang ya?!” tangannya mulai terangkat bersiap untuk menamparku, namun sesaat kemudian tangan kekar seseorang menahan tangan Bianca yang hampir mengenai pipiku, ku pikir itu tangan Zayn, namun ternyata bukan.

“Ada apa ini?” tanya pemilik tangan kekar itu, yang tak lain adalah dosen kutub! Mengapa dia datang sih? Menggagalkan rencanaku saja untuk perang dengan Bianca.

“Dia mau mukul saya Sir,” aduku.

“Eh! Lo yang duluan mancing emosi gue!” sahut Bianca tidak terima, Mr. David melirikku sejenak lalu menarik tanganku yang entah akan dibawa ke mana, tuh kan mulai kebiasaan, suka tarik-tarik tangan anak orang.

“Sir kenapa ditarik sih?”

“Jam pelajaran akan dimulai lima menit lagi, dan semuanya sudah berkumpul di dalam kelas kecuali kamu!”

🍒🍒🍒

Aku menghembuskan napasku kasar lalu mendudukkan diri di bangku milikku, saat ini aku telah sampai di dalam kelas, dan benar saja kelas sudah dipenuhi oleh para mahasiswa yang siap menerima pelajaran. Ini semua gara-gara Bianca aku jadi telat, dan malah dosen kutub sendiri yang mencariku tadi, memalukan.

“Assalamu'alaikum wr wb.”

“Wa'alaikum salam wr wb.”

“Langsung saja untuk hari ini kita akan membahas tentang tumbuhan langka,” ucap Mr. David memulai pelajaran. Kata tumbuhan langka mampu membuatku tertarik, sepertinya akan ada penelitian setelah ini.

Panjang lebar Mr. David menerangkan tentang tumbuhan langka, macam-macam tumbuhan langka beserta dengan ciri-cirinya, telingaku terus mendengar kata demi kata yang keluar dari mulutnya, memperhatikannya dengan jeli, dan mencatat bagian-bagian yang menurutku penting. Yaitu mengenai lima tumbuhan langka di Indonesia yang terancam punah.

Pertama ada bunga padma raksasa (Rafflesia Arnoldii). Bunga padma raksasa atau bunga Rafflesia Arnoldi ini merupakan tumbuhan langka yang menduduki peringkat pertama daftar tumbuhan yang terancam punah di Indonesia.

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang