🐥 Thirty Five 🐥

402 25 1
                                    

"Deandra, kita harus mencari Mr. David kemana lagi? Jelas-jelas di dalam gedung ini tidak ada siapapun". Suara itu terdengar lelah, namun kakinya masih tetap setia mengikuti langkah kaki sahabatnya yang sepertinya belum puas untuk menyusuri gedung ini yang jelas-jelas tidak ada siapapun di tempat ini.

Keiza menghela napas dengan lelah.

Dirinya lupa akan suatu hal. Deandra merupakan tunangan David, dan pantas saja jika dirinya begitu antusias, dan begitu khawatir mengenai keselamatan David. Keiza memaklumi itu semua, dia mengalah, dan terus mengikuti langkah Deandra yang menyusuri ruangan-ruangan yang ada di lantai atas dari gedung tua ini.

"Kita harus menemukan Mr. David, Kei". Ucap Deandra dengan langkah yang masih belum berhenti.

Keiza mengangguk pelan, namun sejauh ini di dalam tempat ini memang tidak ada tanda-tanda keberadaan seseorang, tetapi mengapa Deandra bisa se-yakin itu?

"Ra, di tempat ini memang tidak ada orang".

"Tapi gue yakin Kei, Mr. David disekap di tempat ini".

"Lalu dia sekarang di mana? Come on! Kita sudah bolak-balik menyusuri gedung ini, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan orang di sini".

"Tapi kenapa ponselnya bisa jatuh di sekitar tempat ini?".

Lagi-lagi Keiza menghela napas panjang. "Mungkin Mr. David tidak menyadari hal itu".

"Nggak Kei! Gue yakin Mr. David ada di tempat ini". Tegas Deandra yang masih keras kepala, dirinya kembali melangkahkan kakinya untuk turun dari lantai dua menuju ke lantai satu kembali.

Keiza yang melihat hal itu spontan segera mengikuti langkah Deandra yang turun ke bawah. Karena tidak bisa dia pungkiri, dia terlalu takut untuk berdiri sendirian di tempat tua dan menyeramkan seperti ini.

"Wait me, Deandra!".

Setelah sampai kembali di lantai satu, kaki Deandra tampak berhenti, pandangannya menjelajah memutar, mengelilingi tempat yang luas ini, serta mencari ruangan yang belum dia hampiri bersama dengan Keiza.

Hingga pandangannya berhenti tepat di sebuah lorong kecil yang mengarah ke bagian belakang dari gedung ini. Walaupun suasana lorong itu beribu kali lipat lebih menyeramkan karena kegelapan yang memenuhi area itu, namun hal itu justru membuat Deandra merasa penasaran. Tempat itu adalah satu-satunya tempat yang belum dihampiri oleh mereka berdua. Apakah kemungkinan Mr. David ada di sana?

Ketika kakinya ingin melangkah kembali untuk menghampiri lorong itu, namun sebuah tangan dengan cepat mencekal pergelangan tangannya.

"Lo mau kemana lagi Ra?". Tanya Keiza.

"Kita harus ke lorong itu". Mata Keiza membola seketika, kepalanya menggeleng kuat. Yang benar saja? Menghampiri lorong menyeramkan seperti itu? Bagaimana jika nanti mereka tiba-tiba masuk ke dalam dimensi lain? Atau melihat penampakan yang semestinya tidak mereka lihat.

Keiza menelan salivanya dengan susah payah.

"Ra, sebaiknya jangan". Cicit Keiza ketakutan.

"Lo jangan takut, lorong itu adalah satu-satunya tempat yang belum kita samperin".

"Ra, kalaupun di lorong itu ada Mr. David yang disekap, pasti ada suara orang yang terdengar dari sana Ra. Tapi kita sama sekali tidak mendengar suara apapun! Tolong, gue ngerti kalau lo khawatir sama Mr. David, tapi gue mohon jangan seperti ini, jelas-jelas di sini tidak ada siapapun". Deandra menunduk sedih, hatinya membenarkan kalimat yang keluar dari mulut Keiza. Dia memang terlalu berlebihan, sudah jelas-jelas ditempat ini tidak ada siapapun, namun mengapa dirinya harus menjadi seperti ini? Menyusuri gedung tua yang kosong secara bolak-balik tanpa rasa puas.

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang