🐥 Two 🐥

1.4K 66 4
                                    

KEIZA POV

Hari ini adalah hari yang paling menjengkelkan untukku, pagi-pagi sudah dibuat kesal oleh pria sok cool yang menjelma menjadi dosen muda yang di kagumi oleh kaum hawa terkecuali aku, karena kebalikan dari mereka, aku sangat tidak suka dengannya, bagiku dia sangat sombong, judes, dan sok cool, mentang-mentang sudah menjadi dosen di usia muda, kaya raya, tampan, eh tingkahnya se-enak jidat, emang kalian pernah lihat? Seorang pria yang tega membiarkan seorang gadis jatuh terluka, berdarah lagi, nggak gentle banget kan? Dasar Mr. Ice!

“Kamu,” langkahku terhenti seketika, seperti ada yang memanggilku, aku pun menoleh untuk melihatnya, namun ternyata,,, dia lagi dan dia lagi.

“Eh Sir, ada apa ya?” tanyaku sambil tersenyum kikuk.

“Ikut saya,” hah?! Apa-apaan dia? main tarik tangan orang se-enak jidat, mau dibawa ke mana ini aku? Emang ya tidak jelas sekali dosen muda ini, datang tak diundang, eh anak orang dibawa pergi, untung dia dosen.

Tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutku setelah Mr. David menarik tanganku tadi, meskipun dalam hati banyak sekali ocehan serta umpatan untuk dosen di depanku ini, tidak punya sopan! Harusnya kan dia menjelaskan terlebih dahulu mau mengajak aku ke mana, lah ini langsung tarik-tarik tangan orang.

Sepanjang jalan mataku tak lepas memandang seseorang yang berada di depanku ini, samar-samar aku teringat kejadian 3 tahun yang lalu, di mana umurku masih 17 tahun. Saat itu ada seorang cowok yang memiliki postur tubuh yang sama seperti Mr. David, dia kakak kelas di SMA ku dulu, dan selama dua tahun dia sangat berarti dalam hidupku, hingga akhirnya sebuah kejadian yang tak pernah teringinkan terjadi, dan mulai saat itu, aku tidak bisa percaya lagi dengan janji manis para buaya darat, sungguh, itu semua palsu!
Oh Mr. David! Mengapa kau mengingatkanku kepada seseorang yang telah susah payah untuk aku lupakan?!

Hingga beberapa saat kemudian, lamunanku pun pudar ketika langkah Mr. David berhenti tepat di depan ruangan uks, hah? Buat apa dia mengajak aku ke sini?

“Siku kamu terluka dan itu harus di obati,” aku menelan ludah dengan susah payah saat harus kembali menatap mata teduh milik Mr. David, tunggu-tunggu, mengapa jantungku berdebar?

“Ayo ikut saya,” aku kembali mengikuti langkah Mr. David dan kembali berhenti saat sudah sampai di samping brankar uks, perlahan aku duduk di brankar tersebut dan mengamati Mr. David yang kini tengah sibuk di almari obat.

Ternyata dia juga mempunyai jiwa tolong menolong, tak sadar sudut bibirku terangkat dan membentuk lengkungan senyum tipis, memang benar kata bunda, Jangan menilai orang sebelum kau mengenalinya.

“Aww! Pelan-pelan Sir!”

“Makanya kalau jalan itu lihat-lihat,” aku hanya mendengus sebal saat dia kembali mengingat kejadian itu, kan malu.

“Emh, Sir?” panggilku ketika Mr. David mengembalikan kotak obat ke tempat asalnya.

“Apa?”

“Kenapa sih Sir itu judes? Terus dingin kayak kulkas, nggak pernah senyum, eh aku kasih tahu ya Sir, nanti kalau Sir judes terus, yang ada anak bimbingnya ikutan judes kayak Sir, terus...” ucapanku tercekat,

“Bukan urusan kamu.”

“Dasar Mr. Ice!” ucapku lirih, namun, mungkin masih bisa didengar olehnya, karena setelah aku mengatakan hal itu dia melirikku dengan tajam, ngeri sekali.

KEIZA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang